Kain Gringsing Tenganan

Desa Tenganan adalah sebuah desa Bali Kuno yang ada di Bali dan merupakan penduduk Bali Asli dan dikenal dengan desa Bali Aga, desa tersebut sudah ada sebelum invasi Majapahit tidak banyak mendapatkan pengaruh luar.

Desa Tenganan juga budayanya yang unik, seperti tradisi Mekare-kare atau perang pandan dan juga hasil karya kerajinan tradisional khas warga lokal dengan hasil tenun tradisional Kain Gringsing (Geringsing).

baca juga: tradisi Mekare-kare atau perang pandan di Tenganan >>>>

Desa Tenganan dengan hasil tenun kain Gringsing yang mendunia ini, terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, masuk dalam peta kawasan pariwisata Bali Timur.

Desa Tenganan terletak searah dengan sejumlah tempat rekreasi dan objek wisata lainnya, seperti tempat rekreasi kapal selam Odyssey Submarine, objek wisata pantai Candidasa dan Padangbai.

Dengan keunikan yang dimilikinya, desa Tenganan di Karangasem ini menjadi salah satu objek wisata di Bali yang cukup hits dan populer di kawasan pariwisata Bali Timur.

Setiap harinya selalu saja ada wisatawan berkunjung ke desa ini, walaupun sementara masih didominasi turis asing, namun pada saat liburan hari raya banyak wisatawan nusantara berkunjung ke sini.

Tentunya mereka merasa penasaran ingin mengenal fisik serta suasana desa Tenganan secara langsung, termasuk juga ingin mengenal proses kain tenun Gringsing yang cukup tersohor.

baca juga; daftar objek wisata dan tempat rekreasi di Karangasem >>>>

Kain tenun Gringsing ini memang langka, unik dan menarik, sehingga menjadikannya sesuatu yang sangat spesial bagi warga desa Tenganan termasuk juga bagi pulau Dewata Bali, kepopuleran kain tenun Gringsing tersebut membuatnya dikenal juga sebagai desa Tenganan Pegringsingan.

Motif kain Gringsing

Dalam proses pembuatan Kain tenun Gringsing ini dari awal sampai akhir menggunakan tangan, tidak sedikitpun menggunakan mesin baik itu mulai dari proses pembuatan benang bahan tenun dan sampai menjadi selembar kain jadi, terkadang butuh waktu sampai 5 tahun, sehingga harganyapun tidak murah.

Liburan ke Bali bersama keluarga ataupun rekan, dan mengagendakan tour ke kawasan pariwisata Bali Timur, agendakan juga tour ke desa Tenganan Pegringsingan.

Di sini, anda bisa menyaksikan teknik tenun dobel ikat yang langka, bahkan anda bisa membeli hasil karya tenun kain gringsing (geringsing)  tradisional khas desa Tenganan Karangasem ini sebagai oleh-oleh khas dari Bali.

baca juga: paket tour desa Tenganan – pura Lempuyang >>>>

Penenunan kain Gringsing di Tenganan Pegringsingan merupakan teknik menenun dobel ikat satu-satunya di Indonesia, bahkan di dunia hanya ada 3 tempat teknik tenun dobel ikat ini yaitu di India, Jepang dan Indonesia. Sehingga liburan anda di desa Tenganan Karangasem ini, bisa menemukan hal-hal baru yang tidak bisa anda temukan di tempat lainnya.

Cukup menarik bukan, jadi jangan dilewatkan begitu saja, jika anda kebetulan mengagendakan trip ke Bali cobalah sisihkan waktu liburan anda untuk mengunjungi desa tua ini, anda akan menemukan sisi lain dari kehidupan masyarakat Bali.

Kain Gringsing Tenganan – warisan kuno Bali Aga

Bali memiliki berbagai warisan budaya kuno dan masih bertahan lestari sampai saat ini, salah satunya seperti yang kita bisa jumpai di desa Tenganan Karangasem, kain Gringsing in tidak hanya menjadi komoditi warga lokal Bali Aga, tetapi juga cukup diminati oleh warga asing dan bahkan sampai diekspor ke luar negeri.

Kain Gringsing ini tergolong langka, dalam proses pengerjaannya sangat rumit dan hasilnyapun bermutu tinggi, berkualitas diburu juga oleh para kolektor dunia, walaupun harga perlembarnya bisa mencapai ratusan juta, ini tidak mengurungkan niat mereka untuk memiliki hasil karya tenun tradisional yang bernilai ekonomis tinggi ini.

baca juga: desa-desa kuno Bali Aga >>>>

Kain Geringsing digunakan oleh warga Tenganan Pegringsingan saat ada upacara keagamaan seperti pernikahan, upacara potong gigi, upacara Sasih Sambah dan berbagai upacara lainnya, semakin bagus kualitas kain maka harga lebih mahal serta status sosial pemakainya juga meningkat.

Penamaan dari kain tersebut dari kata “Gring” artinya sakit dan “Sing” artinya tidak, kalau dua kata tersebut digabungkan menjadi tidak sakit, maksud yang terkandung dari nama gringsing adalah penolak bala.

Berdasarkan mitos kain tenun ini berawal dari Dewi Indra yang mengajarkan para wanita menenun, Dewa mengagumi keindahan malam hari dan memaparkan keindahan tersebut dalam hasil tenun seperti keindahan bulan, bintang, suasana langit.

Sehingga hasil tenun berwarna gelap dan digunakan dalam setiap ritual keagamaan yang memiliki kekuatan magis untuk menolak bala dan menangkal pengaruh negatif.

Kain tenun Gringsing di desa Tenganan Pegringsingan, memang lebih terkenal di kalangan wisatawan asing ketimbang wisatawan nusantara, terlihat dengan kunjungan ke desa Bali Aga di Karangasem ini lebih didominasi turis asing.

Namun sekarang sudah banyak juga wisatawan domestik yang mulai tertarik untuk menikmati kerajinan langka tersebut, bahkan ada beberapa pengoleksi kain Gringsing juga dari Indonesia.

baca juga; desa unik di pulau Dewata Bali >>>>

Untuk lebih mengenalkan objek wisata desa Tenganan Pegringsingan dan produksi tekstil kain Gringsing peran pemerintah daerah Karangasem sangat penting dalam mempromosikan hasil karya anak bangsa ini, termasuk juga peran penting agen perjalanan wisata dan tour guide untuk mengenalkan kepada wisatawan yang akan liburan ke pulau Dewata Bali.

Desa Tenganan

Proses pembuatan kain Gringsing di desa Tenganan

Proses pembuatan kain tenun dobel ikat seperti kain Gringsing ini, bisa memakan waktu 2 – 5 tahun, menggunakan bahan-bahan alami dari alam termasuk juga dalam pewarnaan.

Dalam proses tenun mungkin hanya butuh waktu sekitar 2 bulan tetapi proses pembuatan motif dobel ikatnya butuh waktu lama, sehingga tidak mengherankan harga kain tersebut bisa menyentuh angka fantastis sampai ratusan juta rupiah.

Hasil kerajinan khas daerah asal desa Tenganan Pegringsingan di Karangasem ini memang ikonik, sehingga menjadikannya memiliki ciri khas tersendiri.

Kalau anda berminat untuk mengenal alat tenun mulai proses pemintalan benang, pembuatan warna dari tumbuhan dan pembuatan motif, maka sebaiknya anda mengagendakan wisata tour anda ke desa Tenganan Pegringsingan.

baca juga: fakta unik desa Tenganan yang jarang diketahui orang >>>>

Jika anda pecinta wisata budaya, maka hasil karya warisan budaya kuno Bali Aga ini, memang sangat menarik untuk anda ketahui. Semua proses pembuatan dengan tangan menggunakan alat-alat konvensional.

Mulai dari proses pemintalan benang menggunakan alat pintal tradisional, bahan benang sendiri dari kapuk berbiji satu dan itupun hanya bisa ditemukan di pulau Nusa Penida.

Proses pembuatan kain Gringsing berikutnya, setelah menjadi benang sebelum proses selanjutnya benang kemudian direndam dengan minyak kemiri, perendaman tersebut minimal 40 hari dan paling lama sampai 1 tahun, dan itupun air rendaman harus diganti berselang 25-49 hari sekali.

Perendaman dimaksud untuk membuat benang lebih kuat dan lembut, semakin lama rendaman maka hasilnya akan semakin baik. Untuk buah kemiri sendiri bisa didapatkan langsung di desa adat Tenganan, buah kemiri yang digunakan adalah yang benar-benar sudah matang serta sudah terjatuh dari pohonnya, pohon kemiri menjadi salah satu pohon dilindungi oleh awig-awig (aturan) desa Tenganan.

baca juga: desa Bali kuno Trunyan >>>>

Dimanapun pohon kemiri tersebut tumbuh tidak boleh dipanen sendiri dan dibiarkan matang sampai jatuh sendiri, sehingga nantinya bisa dengan mudah untuk mendapatkan kemiri berkualitas baik. Setelah selesai mengalami proses perendaman benang, kemudian dipintal menjadi sehelai kain dengan panjang (sisi pakan) dan lebar (sisi lungsi).

Setelah selesai dan menjadi selembar kain, maka kain tersebut akan diikat sesuai pola yang ditentukan, kemudian dilakukan proses pencelupan warna sehingga membentuk motif dan warna yang sesuai. Penataan benang, proses pengikatan dan pencelupan warna kain dilakukan pada kedua sisi yaitu sisi panjang dan lebar dikenal dengan teknik dobel ikat.

Ketrampilan, kesabaran dan ketelitian sangat diperlukan, sehingga warna-warna pada setiap sisi menghasilkan motif sesuai dan tampil jelas dan tegas.

Pewarna yang digunakan dari bahan alami seperti kelopak pohon kepundung putih, akar mengkudu, minyak buah kemiri, pohon taum dan abu kayu, sehingga menghasilkan tiga warna berbeda (tri datu) kemudian dikombinasikan dalam pewarnaan kain Gringsing tersebut.

Kain Tenun Gringsing dan hak eksklusif Indikasi Geografis

Kain Tenun Gringsing merupakan produk tekstil rumahan namun tergolong langka, untuk itulah perlu pengakuan hukum dan hak eksklusif yang melindungi keberadaan kain tenun tersebut. Seperti dikutip dari detik.com, pemerintah melalui Ditjen Kekayaan Intelektual (KI) memberikan hak eksklusif Indikasi Geografis (IG) untuk kain Tenun Gringsing.

Hak eksklusif tersebut untuk Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Tenganan. Dengan hak tersebut warga desa Tenganan Pegringsingan di Karangasem ini bisa menuntut hukum pidana bagi mereka yang mengaku menjual produk tekstil kain Gringsing bukan hasil tenun dari desa Tenganan Pegringsingan.

Bali Tours Club menyediakan layanan paket tour murah di Bali, termasuk layanan sewa mobil, baik itu sewa mobil dengan supir ataupun lepas kunci. Tiket fast boat ke Gili Trawangan, Nusa Penida dan Nusa Lembongan disediakan dengan harga lebih murah. Termasuk rekreasi rafting di Ayung Ubud, watersport dan wisata kapal selam Odyssey Submarine.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top