Museum Le Mayeur

Bagi anda pecinta wisata museum, terutama museum lukisan, maka salah satu tempat anda bisa kunjungi adalah ke museum Le Mayeur. Lokasinya strategis berada di pinggir pantai Sanur, kelurahan Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar Bali.

Akses pintu masuknya ke Museum Le Mayeur sendiri dari pantai Sanur, di ujung jalan raya Hangtuah Sanur, sebelah Utara Inna Bali Beach. Pantai Sanur adalah objek wisata paling populer di wilayah kota Denpasar.

baca juga; tempat wisata di kota Denpasar Bali >>>>

Pemilik museum Le Mayeur dahulu membangun tempat ini awalnya hanya sebagai tempat tinggal, sebagai tempat nyaman, menyenangkan, indah, sepi dan jauh dari keramaian pada masa itu.

Suasana alam yang nyaman dan indah, menjadi alasan dipilihnya tempat ini sebagai rumah tempat tinggal, sekaligus tempat melukis untuk menemukan inspirasi baru, dan pelukis tersebut bernama Andrien Jean Le Mayeur De Merpres.

Saat ini museum Le Mayeur menjadi tujuan wisata, bisa dikunjungi dengan mudah, ketika anda liburan di wilayah Sanur, Denpasar, apalagi pecinta seni lukis, sempatkan juga mengunjungi objek wisata museum ini.

Sejumlah koleksi seni lukis bisa ditemukan di Museum Le Mayeur ini, sehingga menambah wawasan seni anda tentang keberadaan museum seni lukis di pulau Dewata Bali. Apalagi lokasi dari museum Le Mayeur ini mudah dijangkau.

Museum Le Mayeur Sanur

Sejarah berdirinya Museum Le Mayeur Sanur

Nama dari Museum Le Mayeur ini diambil dari nama pendirinya Andrien Jean Le Mayeur De Merpres, pelukis asal Belgia ini keturunan bangsawan terlahir pada tanggal 9 Februari 1880 di Ixelles, Brussel.

Secara akademis menyandang gelar insinyur bangunan. Mungkin karena keturunan dan bakat seni ayahnya yang juga seorang pelukis, maka Le Mayeur lebih menekuni dunianya di bidang seni lukis.

baca juga; museum Puri Lukisan Ubud >>>>

Bahkan untuk mengasah kemampuan melukisnya Andrien Jean Le Mayeur  sempat berguru pada Ernest Blanc Garin, dan akhirnya berkeliling dunia seperti ke Italia, Perancis, Tunisia, Maroko, Aljazair, Thailand, India dan Kamboja.

Kemudian pada akhirnya sampai di Bali pada tahun 1932, dengan kapal laut melalui pelabuhan di Buleleng, dan Singaraja adalah kota pertama yang dikunjunginya.

Taman di Museum Le Mayeur

Andrien Jean Le Mayeur De Merpres kemudian melanjutkan perjalanan ke Denpasar dan sewa rumah di Banjar Kelandis Denpasar, dan disinilah awal perkenalannya dengan Ni Nyoman Pollok yang terlahir pada 3 Maret 1917.

Ni Pollok adalah seorang penari Legong cantik yang masih belia, kemudian dijadikan sebagai model dari lukisanya pada saat pameran lukisan di Singapore di tahun 1933.

Pameran tersebut sukses dan Le Mayeur pun jadi terkenal. Akhirnya 3 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1935 mereka menikah dengan upacara pernikahan adat Bali. Mereka akhirnya membangun rumah di pinggir pantai Sanur, di atas lahan seluas 32 are, sekaligus sebagai tempat melukis.

lanjut baca; objek wisata pantai Sanur >>>>

Sebagai seorang yang memiliki latar belakang arsitektur bangunan tentu ini cukup membantu Le Mayeur dalam mendesain bangunannya, dikombinasikan ornamen Bali yang dikerjakan oleh Ida Bagus Made Mas.

Hasil menjual lukisannya dipakai untuk memperindah rumahnya, dan koleksi lukisan yang dianggap paling bagus dipakai sebagai koleksi pribadi.

Pada tahun 1956, Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Bapak Bahder Djohan, datang mengunjungi rumah Le Mayeur, terkesan dengan koleksi dan hasil lukisan pribadinya.

Bapak Menteri kemudian meminta Le Mayeur menjadikan rumahnya sebagai museum, ide tersebut disambut baik oleh Le Mayeur dan terus berkarya untuk menambah serta meningkatkan mutu lukisannya.

Ruang lukisan di Museum Le Mayeur

Sehingga rencana awalnya hanya tinggal selama 8 bulan saja, namun akhirnya menetap sampai 26 tahun, itupun mereka dipisahkan karena meninggalnya Le Mayeur pada pada tanggal 18 Juli 1958 diusianya yang ke 78 tahun karena kanker telinga parah, setelah impiannya terwujud mendirikan sebuah museum.

Le Mayeur sendiri dimakamkan di Ixelles/Elsene, Brusel. Sepeninggal Le Mayeur, museum, tanah dan rumah diwariskan kepada Ni Pollok, dan museum itu sendiri dikelola oleh Ni Pollok. Pada jaman kejayaannya tidak hanya menteri Bahder Djohan sempat bertandang ke rumah Le Mayeur tetapi juga presiden Soekarno dan Perdana menteri India Jawaharlal Nehru.

baca juga; museum seni lukis Sidik Jari Denpasar >>>>

Pasangan itu sendiri tidak memiliki keturunan, karena keinginan Ni Pollok untuk memiliki keturunan tidak diijinkan oleh suaminya, karena sebagai seorang model lukisannya, takut kalau hamil bentuk tubuh sang model tidak akan ideal lagi.

Ni Pollok sendiri pada akhirnya menyerahkan apa yang diwariskan suaminya kepada pemerintah Indonesia dan didedikasikanya sebagai sebuah museum. Sedangkan Ni Nyoman Pollok meninggal pada 27 Juli 1985 diusianya yang ke 68 tahun.

Bangunan Museum Le Mayeur

Museum seni lukis Le Mayeur di Sanur Bali

Bangunan arsitektur Bali tersebut sekarang ini juga dijadikan sebuah museum, kondisi fisik bangunan sudah cukup tua, saksi bisu kehidupan sepasang suami istri tersebut masih bisa anda saksikan sampai sekarang ini.

Tema lukisan dari Andrien Jean Le Mayeur De Merpres bergaya impresionis, sebagian besar wanita Bali bertelanjang dada dan Ni Pollok sendiri adalah model utamanya, tema lainnya adalah ekspresi budaya dan keindahan alam.

Di Museum Le Mayeur tersimpan sekitar 88 buah lukisan, dibagi dalam berbagai jenis lukisan, sesuai dengan media yang digunakan seperti dengan media kanvas 28 lukisan, hardboard 25 lukisan, bagor 22 lukisan.

Dan bahkan ada media triplek dan juga kertas yang menandakan pada saat tersebut susah mendapatkan media melukis yaitu pada pendudukan Jepang di Indonesia.

baca juga; Museum Bali di kota Denpasar >>>>

Beberapa lukisan yang cukup terkenal adalah Pollok yang menjadikan Ni Pollok sebagai model tunggalnya, lukisan tersebut dibuat pada tahun 1957 sangat indah dan berani, kemudian ada lukisan Memetik Bunga dan Di Sekitar Rumah Pollok.

Cerita yang ada saat proses pembuatan lukisan tersebut, bahwa pada saat pembuatan lukisan sang model harus rela berjemur berjam-jam di bawah terik matahari dan tidak boleh bergerak dan mengeluh.

Padahal tema lukisan sang maestro lebih banyak bertelanjang dada. Hasil karya seni sang pelukis juga tidak semuanya dengan cat minyak ada dengan cat air bahkan pensil selain media kanvas juga tikar jerami yang halus, triplek dan kertas, karena saat itu susahnya bahan yang didapatkan dari Belgia karena jaman penjajahan Jepang.

Monumen Le Mayeur dan Ni Pollok

Memasuki museum Le Mayeur maka anda disambut dengan indahnya kebun dalam areal museum. Sejumlah bangunan peninggalan dari Le Mayeur termasuk ornamen ukiran yang terpatri pada dinding bangunan masih terlihat jelas, namun sudah menjadi bangunan tua dan kuno, dinding bangunan terlihat sedikit usang

Sejumlah furnitur tua bekas milik pribadi sang pelukis diletakkan di sudut ruangan, terlihat kurang begitu terjaga, sepertinya perlu mendapatkan perawatan, sejumlah ukiran kayu diletakkan sebagai penyekat ruangan.

Lukisan-lukisan hasil karya sang pelukis legendaris ini dipajang dan diletakkan dalam bingkai kaca, sehingga aman dari jamahan tangan pengunjung.

baca juga; Museum 3D di pulau Bali >>>>

Furnitur dan benda-benda bersejarah dari peninggalan Le Mayeur masih bisa anda temukan di dalam ruangan museum tersebut, seperti meja berukir, lemari, ranjang tempat tidur, kasur, lemari, keramik, jambangan bunga, patung, guci serta buku-buku milik Le Mayeur.

Di sebelah Utara bangunan museum dibuatkan monumen sepasang patung suami istri Le Mayuer – Ni Pollok. Di belakang atau sebelah Barat bangunan Museum dibangun penginapan Pollok and Lemayeur Beach Front Hotel.

Tiket masuk ke Objek wisata Museum Le Mayeur

  • Dewasa; Rp 10.000/orang
  • Anak: Rp 5.000/orang

Jam buka museum Le Mayeur; Hari senin – Kamis (Pkl 08.00-14.00), Jumat (08.00-11.00), Sabtu (08.00-12.30), Minggu (tutup)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top