Pura Dalem Ped di Nusa Penida

Pura Penataran Dalem Ped salah satu pura penting terletak di pulau Nusa Penida, bagi para wisatawan memang lebih mengenal Nusa Penida karena di pulau ini terdapat sejumlah objek wisata populer yang menawarkan panorama alam indah dan masih asri.

Beberapa diantaranya yang cukup populer adalah objek wisata Pasih Uug atau Broken beach, pantai Atuh, Crystal Bay Beach, Angle’s Billabong, Pantai Andus (Smoke Beach), Air Terjun Seganing dan Mata Air Guyangan. Itulah sebabnya pulau Nusa Penida menjadi tujuan liburan yang semakin populer sekarang ini.

lanjut baca; tempat wisata hits dan populer di Nusa Penida >>>>

Tetapi bagi kalangan warga Hindu di Bali, pulau Nusa Penida menjadi tujuan wisata spiritual atau untuk tujuan Tirta Yatra dan salah satu pura yang sangat terkenal di kawasan ini adalah pura Penataran Dalem Ped.

Selain itu juga ada sejumlah pura lainnya yang menjadi tujuan Tirtayatra bagi umat Hindu, seperti Pura Goa Giri Putri, Puncak Mundi, Pura Kerang Kuning dan ada juga pura unik bernama Pura Paluang karena beberapa pelinggihnya berbentuk mobil.

Pura Dalem Ped

Pura Dalem Penataran Ped Nusa Penida

Ada sejumlah nama dalam penyebutan pura di Nusa Penida ini, seperti Pura Dalem Ped dan Pura Penataran Agung Ped semuanya merujuk pada satu tempat yaitu Pura Dalem Penataran Ped Nusa Penida. Lokasi di desa Ped, Sampalan, Kecamatan Nusa Penida, Kab. Klungkung, Bali.

Berada di seberang pulau Bali, sehingga jika anda ingin bersembahyang atau berkunjung ke ke sini butuh perahu atau kapal cepat – speed boat yang berangkat dari dermaga Pesinggahan, Kusamba, Padang Bai ataupun Sanur, anda bisa memilih dermaga-dermaga terdekat dari tempat tinggal.

baca juga; tiket speed boat dari Bali ke pulau Nusa Penida >>>>

Pura Dalem Ped terletak 50 meter dari bibir pantai, pengaruhnya sangat luas tidak hanya di kawasan pulau Nusa Penida saja tetapi ke seluruh umat di pulau Dewata Bali ini, sehingga Pura Penataran Agung Ped ini menjadi salah satu Pura Kahyangan Jagat, dan menjadi salah satu tujuan utama bagi warga Hindu Bali.

Mereka yang sedang melakukan perjalanan Tirta Yatra Ke Nusa Penida, pasti pura Dalem Ped menjadi tujuan utama, untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan. Tempatnya yang tenang memancarkan aura spiritual yang kental, sehingga Pura Dalem Penataran Ped ini menjadi tujuan wisata spiritual yang diminati.

Pura Penataran Dalem Ped, tempat memuja kekuatan Tuhan sebagai pencipta Purusa – Pradana, purusa adalah kekuatan jiwa, roh atau daya spiritualitas yang memberi nafas kehidupan, sedangkan Pradana adalah kekuatan fisik atau jasmani, sebagai wadah jiwa yang mewujudkan kekuatan Purusa tersebut.

Dengan bersembahyang di pura Nusa Penida ini diharapkan dan dimohonkan adanya keseimbangan dua kekuatan tersebut, termasuk dalam kehidupan manusia, keseimbangan jasmani dan rohani sehingga hidup lebih harmonis di bumi.

baca juga; tentang pulau Nusa Penida >>>>

Pemujaan Tuhan sebagai pencipta Purusa dan Pradana divisualkan dalam wujud dua arca Purusa dan Pradana dalam uang kepeng yang di simpan dalam gedong penyimpenan di Pura Dalem Ped, disinilah visualisasi wujud keseimbangan yang dianugrahkan Tuhan agar kekuatan purusa atau spiritual dan Pradana atau fisik bisa mencapai harmonisasi dalam kehidupan ini.

Piodalan atau pujawali di Pura Penataran Agung Ped bertepatan pada hari setiap 6 bulan sekali yaitu setiap Budha Cemmeng Klawu bersamaan dengan odalah Bhatari Rambut Sedhana (hari keuangan).

Pada saat tersebut umat Hindu dipastikan berbondong-bondong untuk melakukan persembahyangan di Pura Dalem Ped, sedangkan hari-hari suci lainnya seperti Purnama, Tilem hari baik lainnya, banyak juga umat Hindu yang melakukan persembahyangan di sini.

lanjut baca; piodalan atau pujawali pura di Bali >>>>

Ada sejumlah pura yang terdapat di Pura Dalem Ped, disinipun sudah ada petunjuk yang mengarahkan, pura mana seharusnya umat bersembahyang terlebih dahulu, jadi urutan persembahyangan seperti ini, dimulai dari bersembahyang di pura Segara, kemudian ke pura Ratu Niyang, Pura Taman, pura Ratu Gede dan terakhir adalah pura Penataran.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh para bhakta atau siapa saja yang datang ke Pura Dalem Ped, karena saat berada di pura Dalem Ped ada sejumlah larangan atau pantangan yang perlu dipatuhi, yakni tidak diperbolehkan memakai saput poleng ataupun mengenakan bunga pucuk karena dianggap memada-mada Ida Bhatara, tidak diperbolehkan kencing berdiri di sekitaran areal pura dan tidak boleh menyanyikan gending janger.

Hubungan I Gede Mecaling dan pura Dalem Ped

Menurut sumber yang terdapat dalam Lontar Ratu Nusa, ada kisah atau sejarah tentang Dukuh Jumpungan yang terlahir karena pertemuan Bhatara Guru dengan Ni Mrenggi yang merupakan dayang Dewi Uma. Kama dari Bhatara Guru yang hanya berbentuk kabut diurip oleh Hyang Tri Murti menjadi seorang Manusia.

Setelah lahir digembleng dengan berbagai ilmu kerohanian, kesidian dan ilmu pengobatan diberikanlah nama Dukuh Jumpungan. Dari Dukuh Jumpungan inilah akhirnya meneruskan keturunan bernama I Gotra yang dikenal juga I Mecaling dan nantinya dikenal sebagai Ratu Gede Nusa.

baca juga; sejarah Nusa Penida >>>>

Semasa hidupnya, I Mecaling atau pangeran I Gede Mecaling tiada henti melakukan tapa yoga di Ped, untuk memohon anugerah kepada Tuhan, pemujaan atau pengastawaanya ditujukan kepada Bhatara Siwa.

Karena ketekunan dan ketaatannya melakukan samadi maka Bhatara Siwa menganugrahkan kekuatan berupa Kanda Sanga, dengan anugerah tersebut, serta merta kekuatan I Gede Mecaling menjadi berubah.

Dari bentuk fisik bertambah besar, wajahnya menyeramkan, serta taringnya (caling) menjadi panjang. Kekuatan yang maha dahsyat, rupa menyeramkam, membuat gempar dunia.

Tidak ada seorangpun bisa menandingi kesaktian dari I Gede Mecaling, akhirnya Ida Bhatara Indra diutus oleh para Dewa untuk memotong taring I Gede Mecaling, setelah taringnya terpotong berhenti menggemparkan mercapada.

Namun demikian I Gede Mecaling tetap tekun melakukan yoga Semadi yang pemujaannya ditujukan kepada Dewa Rudra, atas ketekunannya maka oleh Dewa Rudra menganugerahkan kekuatan berupa Panca Taksu, yakni taksu Balian, Penolak Grubug, Kemeranaan, Pengeger dan Kesaktian.

Sehingga tidak mengherankan seseorang yang menekuni ilmu pengobatan seperti Balian, secara rohani wajib memohon taksu di Pura Dalem Ped.

baca juga; pura Dalem Dukun Sakti – tempat memohon obat >>>>

Pangeran I Gede Mecaling juga dianugrahkan bala wadwa berupa wong samar dan babhutaan, sebagai pangabih Dewi Durga, oleh Hyang Durga, pangeran I Gede Mecaling diberikan wewenang mencabut nyawa manusia di bumi.

Beliau diberikan gelar Papak Poleng sedangkan permaisurinya Sang Ayu Mas Rajeg Bumi bergelar Papak Selem. Beliau juga diberikan wewenang untuk menguasai samudera sehingga dikenal dengan sebutan Ida Ratu Gede Samudra.

I Gede Mecaling sendiri akhirnya moksa di Ped dan diberi gelar Sugra Pakulun “Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling” atau “Ida Bhatara Ratu Sakti Mas Mecaling” sedangkan permaisurinya moksa di Bias Muntig.

Dan akhirnya pura tempat beliau melakukan yoga samadi dibangun pura bernama Pura Dalem Penataran Ped yang merupakan salah satu sad Kahyangan di Nusa Penida, Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling berstana di Pura Ratu Gede sedangkan Ida Bhatara Ratu Sakti Mas Mecaling dimuliakan di Pura Penataran Ped.

Ida ratu Bhatara yang bersatana di sini diyakini memiliki sifat angker, sakti, maha dahsyat, pengasih, pemurah, adil dan bijaksana, beliau juga memiliki 108 ancangan wong samar yang berada di sekitar pura.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top