Sejarah Pura Goa Lawah

Wisatawan mengenal pura Goa Lawah sebagai salah satu objek wisata di Bali, namun demikian jarang yang mengetahui tentang sejarah ataupun latar belakang berdirinya pura Goa Lawah tersebut. Dibandingkan dengan pura lainnya di Bali tentu Goa Lawah menampilkan ciri yang khas, unik dan berbeda. Karena pada areal utama pura terdapat sebuah gua yang dihuni oleh ribuan kelelawar, gua tersebut konon tembus sampai ke Goa Raja di kawasan pura Besakih.

Sejarah Pura Goa Lawah

Bali memang terkenal dengan julukan seribu pura, namun demikian beberapa diantaranya merupakan Pura Kahyangan Jagat dan menjadi penyungsungan seluruh umat Hindu di Bali, seperti salah satunya Pura Goa Lawah. Dan statusnya adalah sebagai pura Sad Kahyangan Jagat letaknya di arah Tenggara, sebagai stana Dewa Maheswara dan Sanghyang Basukih. Oleh masyarakat Hindu pura Goa Lawah sering sebagai tujuan saat upacara Nyegara Gunung, yang merupakan simbul filosofi unsur segara (laut) dan gunung atau simbol lingga dan yoni yang tidak terpisahkan.

Sejarah berdirinya Pura Goa Lawah

Ciri khas pura Goa Lawah ini adalah gua dihuni oleh ribuan kelelawar, riuh suara kelelawar setiap harinya tiada henti, ditambah lagi munculnya ular duwe di mulut gua membuat tempat ini penuh aura mistis. Sejumlah pelinggih juga terdapat di mulut gua, sebagai tempat para umat melakukan persembahyangan, terdapat juga bangunan meru yang berdiri kokoh menjulang tinggi, tambil cantik dan indah. Pujawali atau odalan di pura Goa Lawah setiap 6 bulan sekali atau dalam kalender Hindu 210 hari sekali, bertepatan dengan Anggara Kasih atau Anggara Kliwon wuku Medangsia, Ida Bhatara nyejer selama 3 hari, pura diempon oleh warga desa Pekraman Pesinggahan.

Pura Goa Lawah merupakan sebuah pura peninggalan sejarah dan sudah mengalami pemugaran, sehingga terlihat cantik seperti saat ini. Belum ada sumber pasti yang menuliskan dalam prasasti atau lontar kapan berdirinya pura Goa Lawah tersebut. Namun kalau dikaitkan dengan sejarah atau latar belakang dari pura Sad kahyangan di Bali, maka pura tersebut dibangun atas anjuran dari Mpu Kuturan, beliau adalah seorang Pandita dari Jawa yang memiliki peranan penting dalam menyatukan sekte-sekte yang ada di pulau Bali dan mengenalkan adanya konsep Tri Murti dan Kahyangan Tiga, beliau juga yang mengukuhkan adanya Pura Kahyangan Jagat.

Pelataran Pura Goa Lawah

Dirunut dari sejarah adanya Pura Kahyangan Jagat di Bali atas gagasan Mpu Kuturan, maka Pura Goa Lawah yang juga merupakan Kahyangan Jagat ini diperkirakan dibangun oleh Mpu Kuturan Juga. Beliau memiliki peranan penting dalam tata kehidupan agama Hindu sampai sekarang ini, baik itu dengan konsep Tri Murti, kahyangan Tiga dan desa Pakraman. Sehingga masyarakat Bali bisa memahami tentang tata cara pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa yang dikenal sebagai parahyangan ataupun kahyangan. Dalam lontar Usana Dewa, Mpu Kuturan tercatat juga sebagai perancang bangunan pelinggih seperti meru dan gedong yang berarsitektur Bali.

Selain Mpu Kuturan, sejarah berdirinya pura Goa Lawah juga dikaitkan dengan perjalanan Danghyang Nirartha atau Danghyang Dwijendra, beliau juga diberi gelar Peranda Sakti Wawu Rawuh, beliau juga seorang brahmana suci dari Jawa , datang ke Bali dalam mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama Hindu, bahkan perjalanan suci beliau sampai ke Lombok dan Sumbawa, beliau datang saat pemerintahan keemasan kerajaan Waturenggong di Gelgel. Dalam lontar Dwijendra Tatwa disebutkan, saat perjalanan dari Gelgel menuju Kusamba, beliau sampailah di Goa Lawah, perjalanannya berhenti di sini.

Saat berada di Goa Lawah, sang pendeta menyaksikan gunung yang indah serta pemandangan laut menawan. Masuk ke tengah goa menyaksikan ribuan kelelawar, bunga-bunga juga jatuh berserakan ditiup angin, seolah menyambut kedatangan seorang pandita suci, dikejauhan juga terlihat pulau Nusa Penida yang terlihat indah. Beliau lantas membangun Padmasana sebagai tempat pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Objek wisata pura Goa Lawah

Disebutkan juga dalam Dalam babad Siddhimantra Tatwa, bahwa pura Goa Lawah memiliki hubungan erat dengan Pura Besakih. Diyakini bahwa gua yang terdapat di Goa Lawah merupakan tempat keluarnya dari Ida Bhatara Hyang Basukih yang datang dari gunung Agung melalui goa Raja di Besakih, terutama saat Ida Bhatara Hyang Basukih berkehendak mesucian di laut. Dan sampai sekarang diyakini gua yang terdapat di Goa Raja dan Goa Lawah adalah tembus, karena saat letusan gunung Agung asap mengepul juga keluar dari mulut gua di Goa Lawah.

Prosesi Nyegara Gunung yang kerap dilakukan warga di Goa Lawah, merupakan cara untuk menghormati kekuatan gunung, laut, batu besar, goa, mata air dan campuhan merupakan pengaruh agama Hindu yang sudah tua dan bisa bertahan dan kita warisi sampai sekarang ini. Berawal dari pemujaan kepada alam seperti sebuah gunung dan goa pada jaman Megalitikum, lalu berkembang dibangunnya sejumlah pelinggih sebagai stana Dewa dan Ida Batara pada jaman Mpu Kuturan di abad ke X dan disempurnakan dengan tambahan pelinggih Padmasana oleh Danghyang Nirartha atau Danghyang Dwijendra.

Demikian sedikit sejarah ataupun latar belakang dari pura Goa Lawah di desa Pesinggahan, Kec. Dawan, Kab. Klungkung ini, tentunya jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik membangun dari anda semua sangat kami harapkan dengan mengisi kolom komentar di bawah.

1 komentar untuk “Sejarah Pura Goa Lawah”

  1. A.A. Anom

    Hal yg paling membahagiakan tat kala kita mampu berbagi atas semua warisan yg dilestarikan / Adi Luhung. Untuk itu sya sbg umat dan dari sekian pembaca menyampaikan terimakasih dan semoga sehat dan panjang umur dan selalu berbagi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top