Pulau Dewata Bali selain menyuguhkan objek wisata dan tempat rekreasi alam, juga menawarkan alam budaya dan seni yang sangat diminati oleh wisatawan.
Dalam hal seni tari ada sejumlah pementasan seni tari tradisional Bali yang digelar pada setiap harinya, seperti tari Kecak di Uluwatu dan juga Tari Barong di Batubulan. Pementasan tari tradisional Bali ini memang menjadi atraksi wisata yang populer dan diminati wisatawan.
Sebelum menikmati pementasan tarian tradisional tersebut ada baiknya anda mengenal dan membaca informasi mengenai sinopsis atau alur cerita dari tarian tersebut. Setelah pada halaman sebelumnya kami ulas mengenai sinopsis tari Barong di Batubulan, pada halaman ini kami kemas alur cerita atau sinopsis tari Kecak di Uluwatu.
lanjut baca; sinopsis tari Barong di Batubulan >>>>
Pura Luhur Uluwatu sendiri selain sebagai tempat suci dan ibadah bagi umat Hindu, juga menjadi objek wisata dengan pemandangan alam yang indah dan menawan. Pura Uluwatu terletak di desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, termasuk dalam kawasan pariwisata Bali Selatan.
Pura Uluwatu di kawasan pariwisata Bali Selatan ini adalah destinasi tour paling populer di pulau Dewata Bali, waktu terbaik berkunjung ke objek wisata Uluwatu tentunya pada sore harinya, karena selain anda bisa menyaksikan pesona alam sunset, juga berkesempatan untuk menikmati suguhan tari tradisional Kecak.
Tentunya atraksi wisata Tari Kecak ini tidak anda lewatkan begitu saja saat liburan di pulau Bali, apalagi ketika mengagendakan tour ke Uluwatu Badung di kawasan pariwisata Bali Selatan. Tarian ini bisa menjadi suguhan menarik, dan ideal untuk wisatawan keluarga dan anak-anak.
Di Bali sendiri ada sejumlah tempat pementasan tari Kecak, tarian tersebut beberapa tempat dipentaskan di kawasan pariwisata Ubud, kemudian GWK, kedepannya di kawasan objek wisata pantai Gunung Payung dan yang paling populer saat ini adalah tari kecak di areal objek wisata Uluwatu di wilayah Badung Selatan.
baca juga; tari Kecak Ubud >>>>
Pementasan tari Kecak di Uluwatu memang cukup spesial, karena pementasannya di atas bukit dan berlatar belakang samudera Hindia dan juga suguhan sunset pada sore hari, sehingga membuatnya tampil lebih beda, menawarkan pemandangan alam laut, tebing, pura dan sunset yang indah.
Pergelaran seni tari tradisional ini sendiri dimulai setiap pukul 18.00 wita, lama pementasan selama 60 menit, dalam waktu sekitar 20 menit tari Kecak ini dipentaskan dengan latar belakang rona merah jingga di ufuk Barat berpadu harmonis dengan lautan dan suguhan tari tradisional yang akan membuat anda kagum.
Sinopsis atau Alur Cerita Tari Kecak di Uluwatu Bali
Saat anda berencana menyaksikan, maka terlebih dahulu para penonton diberikan selembar kertas yang isinya sinopsis dari tari tradisional Kecak tersebut, sedikitnya ada 4 buah adegan dalam pementasan tari tradisional tersebut.
Tari Kecak sendiri, sebuah tarian tradisional yang paling berbeda dan unik, tidak seperti tarian tradisional lainnya di Bali yang diiringi oleh seperangkat gamelan, namun hanya diiringi oleh paduan suara dari sekitar 70 orang pria yang duduk melingkar, memadukan suara “cak” dengan ritme yang berbeda-beda.
Sehingga terbentuk perpaduan suara yang indah, khas dan unik. Paduan suara cak tersebut, sebelumnya adalah pengiring tarian sakral yang dikenal dengan tari Sang Hyang. Namun pada tahun 1930-an disisipkan cerita yang diambil dari epik Ramayana. Yang mengisahkan penculikan Dewi Shinta oleh Raja Rahwana.
baca juga; Harga tiket tari Kecak terbaru di Uluwatu >>>>
Cerita singkat atau sinopsis yang dikemas dalam sebuah pragmen tari tradisional Kecak dance tersebut memang cukup memukau dan menarik penonton, selain karena alur cerita yang disajikan tetapi juga karena pemandangan alam yang indah.
Dalam sinopsis diceritakan kisah perjalanan sang Rama menuju hutan, karena ulah dan akal jahat ibu tiri sang Rama yang bernama Dewi Kakayi, karena hasutan dari Dewi Kakayi maka ayahanda Prabu dari Sri Rama yaitu Prabu Dasarata, mengutus sang Rama yang merupakan putra mahkota dan pewaris kerajaan untuk pergi ke hutan mengasingkan diri.
Kepergian dari putra Mahkota Sri Rama ke tengah hutan diiringi oleh adiknya Sang Laksamana dan juga istrinya bernama Dewi Sita. Adapun hutan yang dituju adalah hutan Dandaka, kedatangan mereka ke hutan tersebut diketahui oleh raja Alengka yang bernama Prabu Rahwana (Dasamuka). Rahwana adalah seorang raja lalim, berwatak raksasa ini terpikat akan kecantikan Dewi Sita.
Akhirnya dengan tipu muslihat dibantu oleh maha patihnya yaitu Marica yang berubah bentuk menjadi kijang emas, Rahwana berhasil menculik Dewi Sita. Kemudian dengan bantuan pasukan kera di bawah pimpinan sang Hanoman, sang Rama mampu mengalahkan Rahwana dan akhirnya berhasil merebut istrinya kembali dengan selamat.
Dalam sinopsis Tari Kecak tersebut, pementasan di objek wisata Uluwatu ini dibagi menjadi 4 adegan diantaranya;
- Adegan I: Sang Rama, Dewi Sita dan Sang Laksamana memasuki arena, kemudian muncul Kijang Emas (jelmaan Marica). Karena kecantikan kijang tersebut, Dewi Sita minta Sri Rama untuk menangkapnya. Tentu Rama menyanggupi dan meninggalkan Sita dengan menyuruh Laksmana menjaga istrinya. Namun beberapa saat kemudian terdengar jeritan minta tolong, Dewi Sita panik mengira itu datang dari sang Rama dan meminta Laksamana untuk membantunya. Sesuai perintah kakaknya yang tidak boleh meninggalkan Dewi Sita sendirian maka Laksmana menolak. Tapi karena dituduh mau mengambil keuntungan atas kematian kakaknya Sri Rama, Laksamana menjadi marah dan terpancing juga, akhirnya meninggalkan Dewi Sita sendirian.
- Adegan II: Dewi Sita yang ditinggal sendirian, menjadikan peluan emas bagi Rahwana untuk menculiknya. Kemudian Rahwana muncul namun tidak berhasil menculik Sita. Dengan tipu muslihatnya juga kemudian Rahwana berubah wujud menjadi seorang Bhagawan (orang tua bijak) mengaku kehausan dan minta Sitta untuk mengambilkan air. Setelah diambilkan air bhagawan (Rahwana) memiliki kesempatan yang leluasa untuk menculik Sita, sehingga berhasilah Sita diculik. Dalam perjalanan jeritan minta tolong dari Dewi Sita didengar oleh burung garuda. Garudapun menolong Dewi Sita namun dengan kesaktian Rahwana, sayap burung garuda berhasil ditebas dan dikalahkan, akhirnya berhasi Sita dibawa ke kerajaan Alengka Pura istana dari Prabu Rahwana.
- Adegan III: Rama dan Laksamana yang sedang tersesat di tengah hutan Ayodya Pura,teringat akan keberadaan istrinya Dewi Sita yang diculik dan dibawa kabur oleh Rahwana ke Alengka Pura. Dengan bantuan Hanoman (si kera putih), Sri Rama mengutus Hanoman membawa cincinnya ke Alengka Pura untuk diberikan ke pada Dewi Sita.
- Adegan IV: Adegan terakhir dalam sinopsis Tari Kecak ini diceritakan bahwa Hanoman mendapatkan ijin untuk mengunjungi Dewi Sita dengan ditemani oleh keponakan Rahwana yaitu Trijata. Hanoman muncul ketika Sita sedang meratapi nasibnya. Hanoman kemudian menyerahkan cincin yang diberikan sang Rama, dan Dewi Sita menitipkan bunga kepada Sri Ramadan berpesan agar segera membebaskan dirinya. Hanoman pergi meninggalkan Sita, namun dengan mengobrak-abrik taman Alengka Pura sehingga porak-poranda, mengetahui hal tersebut para raksasa mencari sang pembuat onar, dan akhirnya Hanoman ditangkap dan dibakar, namun karena kesaktiannya, Hanoman bisa lolos dan terbebas dari maut.
Demikian sinopsis tari Kecak di objek wisata Uluwatu, kawasan pariwisata Bali Selatan, yang mungkin anda perlukan informasinya. Karena jika dalam agenda tour anda berencana untuk tour ke Uluwatu di Badung Selatan, maka sayang pementasan tari tradisional Bali yang populer ini anda lewatkan begitu saja.
Tiket nonton Tari tradisional Kecak Uluwatu
- Dewasa: Rp 135.000/orang
- Anak (2-9 tahun) Rp 65.000/orang
Leave a Reply