Tradisi Mekare-kare di Tenganan

Tradisi Mekare-kare atau dikenal dengan Mageret Pandan atau Perang Pandan, tradisi unik ini hanya ada di desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, kawasan pariwisata Bali Timur.

Budaya dan tradisi di Karangasem tersebut cukup dikenal pada kalangan wisatawan. Sehingga menjadikan desa Tenganan sebagai destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat mengagendakan tour ke arah Bali Timur.

Selain Perang Pandan, desa Tenganan di Karangasem ini memiliki hasil kerajinan kain tenun yang khas, yakni kain Gringsing dan menjadi produksi tenun tradisional dengan teknik dobel ikat yang cukup terkenal pula dan jarang anda bisa temukan di pulau Dewata Bali.

Proses pembuatan kain tenun Gringsing di desa Tenganan Pegringsingan tersebut, memerlukan waktu antara 2-5 tahun, kain Gringsing tersebut, hanya digunakan pada saat-saat tertentu saja.

Kain Gringsing tersebut diyakini bisa menolak gering (bala). Begitu unik, langka dan menariknya kain tenun Gringsing tersebut, sehingga desa tersebut dikenal juga sebagai Tenganan Pegringsingan.

Tradisi Mekare-kare di Tenganan

Desa Tenganan Pegringsingan merupakan desa tua di Bali yang dikenal dengan desa Bali Aga, atau penduduk asli Bali yang tidak terpengaruh budaya luar, berbagai warisan budaya dan tradisi Bali kuno dari jaman tempo dulu, bisa anda temukan di desa Tenganan Karangasem ini.

Salah satu warisan budaya dan tradisi kuno tersebut adalah tradisi Megeret Pandan/ Mekare-kare atau Perang Pandan ini. Desa tua Bali kuno di Karangasem ini tidak terpengaruh oleh budaya luar, yang mana pada jaman tersebut  kerajaan Majapahit masuk ke pulau ini.

lanjut baca: mengenang sejarah Bali tempo dulu >>>>

Budaya dan tradisi unik seperti salah satunya Mekare-kare menjadikan desa Tenganan di Karangasem ini sebuah desa yang berbeda. Jika kebetulan anda liburan dan wisata ke Bali Timur yaitu kabupaten Karangasem.

Cobalah mengunjungi dan singgah ke desa Tenganan Pegringsingan, disini bisa mengenal lebih dekat budaya lokal, apalagi kebetulan digelar tradisi Perang Pandan tersebut, ini akan menjadi sebuah pengalaman liburan berharga.

Tradisi Mekare-kare atau perang pandan di Desa Tenganan

Dikenal juga dengan Perang Pandan, tradisi Mekare-kare ini digelar bertujuan sebagai sebuah persembahan untuk menghormati Dewa Indra yang dipercaya sebagai Dewa Perang dan juga untuk menghormati para leluhur. Ritual Perang Pandan ini digelar sekali dalam setahun yaitu pada bulan Juni.

baca juga: fakta unik tentang desa Tenganan yang jarang diketahui orang >>>>

Jadi kalau anda ingin menyaksikan tradisi Mekare-kare atau perang pandan ini pada bulan Juni, tanggalnya akan berbeda-beda karena desa Tenganan memiliki kalender atau penanggalan sendiri, yang berbeda dengan kalender Masehi, Saka ataupun kalender Bali.

Tradisi perang pandan atau Mekare-kare ini bertepatan pada upacara Ngusaba Kapat / Sasih Sembah di depan halaman Bale Agung, tapi kalau anda ingin hanya mengunjungi desa wisata tua ini dan mengenal lebih dekat tentang desa Bali Aga dan teknik tenun dobel ikat Pegringsingan, maka bisa datang sewaktu-waktu.

Berbagai sarana transportasi tersedia untuk mengunjungi desa unik di kabupaten Karangasem ini, beberapa diantaranya dengan cara sewa mobil di Bali ataupun ikut paket tour yang disusun agen perjalanan anda.

Warga desa Tenganan Pegringsingan di kabupaten Karangasem, menganut kepercayaan Hindu seperti mayoritas warga Bali lainnya, namun demikian warga desa Tenganan memiliki pemahaman kepercayaan yang sedikit berbeda dengan warga Hindu Bali pada umumnya, mereka tidak mengenal Kasta ataupun warna, juga meyakini Dewa Indra adalah dewa tertinggi.

Desa Tenganan Pegringsingan Karangasem sendiri sesuai keyakinan warga adalah hadiah dari Dewa Indra, sementara pada umat Hindu lainnya meyakini adanya dewa Tri Murti yaitu Brahma, Wisnu, Siwa sebagai dewa tertinggi dan sebagai manifestasi Tuhan yang bertugas menciptakan, memelihara dan melebur alam semesta.

Tenganan menjadi salah satu desa Unik di pulau Dewata, bahkan warga lokalpun tertarik untuk menikmati keunikan tradisi desa tersebut, apalagi wisatawan yang kebetulan liburan di pulau Dewata Bali, maka desa Tenganan bisa melengkapi itinerary tour anda.

lanjut baca; desa unik di Bali >>>

Tradisi Mekare-kare atau upacara Perang Pandan ini, merupakan rangkaian upacara keagamaan di desa Tenganan Pegringsingan saat upacara Sasih Sembah digelar, upacara Sasih Sembah ini adalah upacara terbesar dan hanya sekali dalam setahun, sedangkan prosesi Mekare-kare dilangsungkan selama 2 hari di halaman Balai Desa dan dimulai sekitar jam 2 sore.

Para perempuan mengenakan pakaian khas Tenganan dengan kain tenun gringsing, sedangkan para kaum prianya mengenakan pakaian adat madya (sarung, selendang, ikat kepala) tanpa baju atau bertelanjang dada. Anda akan merasakan suasana yang berbeda ketika liburan dan berkunjung desa Tenganan Karangasem ini, termasuk juga keberadaan rumah-rumah tradisional yang terlihat unik dan menarik.

Dalam tradisi Mekare-kare alat saat perang digunakan pandan berduri yang diikat disimbolkan sebagai sebuah gada dan dilengkapi juga dengan perisai dari rotan yang berfungsi sebagai tameng menangkis serangan lawan, perang pandan ini hanya diikuti oleh kaum pria yang sudah mulai menginjak remaja.

baca juga: kain Gringsing kerajinan tenun khas desa Tenganan >>>>

Sebelum acara puncak Perang Pandan dimulai, peserta mengelilingi desa dengan tujuan memohon keselamatan. Traidisi unik Mekare-kare di desa Tenganan Pegringsingan ini menjadi salah satu atraksi wisata tahunan di wilayah Bali Timur yang menjadi destinasi tour wajib ketika liburan di pulau Dewata Bali.

Tradisi Mekare-kare atau saat perang mereka berhadap-hadapan satu lawan satu dengan segepok daun pandan berduri pada tangan kanan dan perisai pada tangan kiri dan seorang wasit atau disebut “Penengah” diantara keduanya. Setelah Penengah memberi aba-aba untuk perang dimulai, maka kedua peserta yang perang tanding di atas panggung tersebut saling serang.

Saat perang pandan berlangsung, mereka juga saling rangkul sambil memukulkan pandan berduri dan menggosokkan/ menggeretkan ke punggung lawan, untuk itu pula disebut upacara Mageret Pandan. Penengah dan dibantu peserta lain siap memisahkan mereka. Bisa dibayangkan bagaimana duri-duri yang menancap di kulit, ini benar-benar perang adu nyali saat tradisi Mekare-kare berlangsung.

baca juga: paket tour desa Tenganan – Pura Lempuyang >>>>

Dalam perang tanding saat tradisi Mekare-kare atau Mageret Pandan di desa Tenganan Pegringsingan ini hanya berlangsung sekitar 1 menit saja, diiringi dengan gamelan yang memacu semangat, mereka melakukan secara bergilir sehingga semua peserta bisa ambil bagian dan prosesi tersebut, Perang Pandan tersebut berlangsung hanya sekitar 3 jam, dan dimulai sekitar jam 2 sore.

Selesai prosesi perang pandan ini, luka gores yang kebanyakan di punggung diobati oleh ramuan tradisional dari bahan kunyit dan dikenal begitu ampuh menyembuhkan luka. Setelah perang dalam tradisi Mekare-kare selesai tidak ada dendam diantara mereka, meski mereka sempat saling menyakiti.

Perang Pandan tersebut, sejatinya adalah sebuah rangkaian upacara persembahan dan pengorbanan yang dilakukan dengan tulus iklas. Warisan budaya kuno dari jaman Bali tempo dulu ini menjadi sangat unik dan menarik pada jaman sekarang ini.

Sekilas sejarah tentang desa Tenganan dan tradisi Mekare-kare

Konon diceritakan, seorang raja lalim memerintah kerajaan Beahulu yang bernama raja Maya Denawa, dia melarang menyembah Tuhan dan menjadikan dirinya sebagai seorang Dewa untuk disembah, termasuk pelarangan melakukan upacara keagamaan kepada Dewa.

Kemudian oleh Dewa kahyangan diutuslah Dewa Indra untuk menyadarkan Maya Denawa, usaha itu tidak berhasil dan dilakukan dengan kekerasan, akhirnya terjadi perang dan Maya Denawa bisa dikalahkan.

Pada rangkaian cerita pertempuran tersebut sebagai latar belakang sejarah Tirta Pura Tirta Empul di Tampaksiring yang juga sebagai objek wisata di Bali, Goa Maya Denawa dan pancoran Cetik.

Karena wilayah kerajaan dianggap leteh/ kotor, maka setelah tewasnya sang raja lalim dibutuhkan upacara penyucian dengan kurban seekor kuda. Terpilihlah seekor kuda putih yang bernama Oncesrawa, kuda ini milik dewa Indra ini dianggap sakti diyakini muncul dari laut dengan ekornya yang panjang menyentuh tanah.

Tahu dirinya akan menjadi kurban, maka kuda ini melarikan diri sampai ke wilayah Karangasem yang sekarang bernama Tenganan.

baca juga: sejarah tentang Bali >>>>

Dewa Indra menugaskan para prajurit atau Wong Peneges untuk mencari tahu keberadaan kuda putih tersebut. Dan akhirnya kuda itu ditemukan telah mati dan menjadi bangkai di wilayah Tenganan ini. Kemudian Dewa Indra bersabda pada Wong Peneges untuk menganugerahkan atau menghadiahkan tanah seluas bau bangkai kuda bisa tercium.

Ternyata para prajurit atau Wong Peneges ini pintar juga, mereka memotong-motong bangkai kuda membawanya sejauh yang mereka inginkan sehingga hadiah mereka semakin banyak/ luas. Tahu hal ini Dewa Indra membagi dirinya menjadi 6, dan memberi tanda pada Wong Peneges bahwa wilayahnya sudah cukup.

Itulah sebabnya tradisi Mekare-kare atau Perang Pandan tetap dilaksanakan oleh warga sampai saat ini, sebagai persembahan dan penghormatan kepada Dewa Indra.

Tradisi dan Budaya unik Perang Pandan di pulau Dewata ini menjadi hal penting jika anda ingin mengenal budaya Bali lebih dekat, tidak hanya sekedar tour di Bali mengunjungi objek wisata saja tetapi budaya yang tersimpan juga menjadi hal yang sangat penting.

Kami menyediakan layanan wisata untuk melengkapi aktivitas liburan anda, diantaranya sewa mobil di Bali, mulai dari sewa mobil VW Safari sampai mobil mewah sekelas toyota Alphard, paket tour juga tersedia lengkap, begitu juga dengan sejumlah rekreasi petualangan seperti; rekreasi kapal selam Odyssey Submarine, rekreasi rafting, watersport Tanjung Benoa, cruise dan wisata mendaki. Disediakan juga layanan tiket fast boat ke Gili Trawangan Lombok, pulau Nusa Penida dan tiket speed boat ke pulau Nusa Lembongan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top