Paket Wisata Tour di Bali

BaliToursClub

Paket tour dan Sewa mobil di Bali
  • Home
  • Sewa mobil mewah
  • Sewa bus
  • Paket tour murah
  • Objek wisata di Bali
  • Booking
  • Kontak Kami

Barong Landung Di Bali

By Bali Tours Club Leave a Comment

Bali adalah pulau yang memiliki beragam budaya unik dan cantik seperti terlihat dari berbagai jenis tarian yang dimiliki sudah mencerminkan budaya luhur yang lestari.

Salah satu yang sangat populer saat ini adalah Tari Barong merupakan wujud nyata dari kecintaan masyarakat Bali terhadap bentuk seni yang dalam kesehariannya bisa dilihat dengan hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas spiritual.

Tari Barong di dalamnya melukiskan tentang sifat-sifat saling bertolak belakang sehingga menyerupai sebuah pertempuran bathin antara sisi kebaikan dalam diri dengan sifat-sifat buruk manusia sebagai lambang kejahatan.

Inilah yang ditonjolkan menjadi sebuah tarian yang eksotik dan dimanfaatkan oleh orang Bali sebagai salah satu atraksi wisata untuk dapat menarik minat wisatawan saat liburan di pulau Dewata Bali guna menonton kesenian yang mencerminkan budaya luhur warga Bali.

Warga Bali yang dikenal sebagai orang-orang yang mengusung tinggi keindahan filosofi hidup termanifestasi dalam adat dan budaya.

Selalu menyelipkan unsur kesenian yang harmonis dan meninggalkan catatan sejarah akulturasi kebudayaan, peradaban dan spiritualis dengan masyarakat lain yang hidup di Bali seperti warga Tionghoa dimana kerjasama yang terjalin sangat bernilai.

Ini dapat difungsikan sebagai media etika moral untuk persatuan yang berjalan dengan tulus sesuai dengan jati diri warga masyarakat Indonesia yang tentunya mengalami perkembangan ke masa depan.

Barong Landung di Bali

Keharmonisan Nilai-Nilai Spiritual Dan Barong Landung Di Bali

Jejak-jejak akulturasi peradaban warga masyarakat Tionghoa dalam kehidupan orang Bali bisa dilihat dalam kegiatan sehari-hari yang erat kaitannya dengan sisi spiritualitas.

Seperti membangun arsitektur rumah dan pura, bangunan-bangunan suci umat Hindu Bali ada di dalam area bangunan Kelenteng atau Miao (adalah kuil sebagai altar upacara persembahyangan menurut ajaran umat Khonghucu), begitu juga sebaliknya di dalam lingkungan beberapa Pura di Bali.

Bisa juga dilihat melalui sarana persembahyangan misalnya menggunakan dupa dan pis bolong, beberapa jenis kuliner, kesenian berupa tari-tarian, senjata sakral (ada tombak, golok, panah atau pedang) dan seni sastra diperkirakan sudah dikenal di Bali sejak abad ke-8 M.

Akulturasi budaya Bali dan Tionghoa lainnya juga terlihat dengan keberadaan Barong Landung, tari yang merupakan warisan sejarah budaya Bali Kuno ini sifatnya sakral. Barong Landung tersebut ada hubungannya dengan situs persembahyangan Ratu Ayu Mas Subandar yang mendiami kompleks Pura Dalem Balingkang di Bangli.

lanjut baca; asal-usul dan sejarah Pura Dalem Balingkang >>>>

Dimana eksistensi Palinggih Ratu Ayu Mas Subandar di Pura Dalem Balingkang desa pakraman Pinggan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Bali merupakan bangunan suci untuk memuliakan dan memuja permaisuri Raja Jaya Pangus.

Barong Landung dan Ratu Ayu Mas Subandar sangat erat hubungannya dengan sejarah pernikahan yang terjadi antara Raja Jaya Pangus.

Raja sendiri bergelar Paduka Sri Maharaja Haji Sayap Angus Arkaja Cihna adalah masih keturunan dari Dinasti Warmadewa yang pernah berhasil memegang pemerintahan di Desa Pinggan wilayah Kintamani, Bangli.

Pernikahan raja terjadi dengan seorang putri dari China yang bernama Kang Cing Wei (mendapat gelar kehormatan Sri Mahadewi Sasangkaja Cihna), beliau adalah anak dari seorang tokoh besar yang disegani lawan berasal dari dataran Tionghoa yaitu masa kejayaan pemerintahan Kekaisaran Song, Tiongkok berlangsung pada abad ke-11 M.

Ada beberapa versi cerita tentang pernikahan putri Kang Cing Wei dan sejarah perjalanan raja Raja Jaya Pangus yang merupakan penguasa kerajaan Bali Kuno dan berhubungan keberadaan Barong Landung yang sekarang ini ada di sejumlah tempat suci pura di Bali.

Salah satu versinya, diceritakan kalau pernikahan antara raja Raja Jaya Pangus dengan putri Kang Cing Wei tidak mempunyai keturunan, dan inilah yang menjadi sebab sang raja memutuskan untuk melakukan tapa semedi.

Sang raja memutuskan untuk melakukan perjalanan ke daerah Danau Batur di Kintamani, dengan tujuan untuk meminta bantuan dan petunjuk kemuliaan dari Tuhan agar beliau dianugrahi keturunan dan memiliki kehidupan yang makmur.

Tanpa disengaja, dalam perjalanannya, sang raja berjumpa dengan seorang gadis yang cantik alami adalah seorang pertapa bernama Dewi Danu.

Keduanya merasa saling menyukai sejak pertama kali bertemu lalu memutuskan untuk menikah secara sederhana di tempat tinggal sang gadis tetapi sang gadis tidak mengetahui bahwa sang raja telah beristri sehingga upacara pernikahan berlangsung tenang.

Mereka hidup tenteram di pinggir danau dan menjalani kehidupan sehari-hari sebagai warga setempat yang biasa-biasa saja.

Setahun berlalu, Ratu Kang Cing Wei gelisah karena sang raja tidak kunjung pulang ke istana dan menyuruh beberapa prajurit kerajaan untuk menyebar ke seluruh pelosok Bali guna mencari dan menemukan sang raja, apakah masih hidup dan dalam keadaan selamat?

Prajurit kerajaan utusan sang permaisuri akhirnya menemukan kediaman baru sang raja bersama dengan keluarga barunya, raja telah dikaruniai anak dari perkawinannya dengan Dewi Danu.

Tentu saja ini membuat sang permaisuri terkejut dan menjadi kecewa lalu terjadilah pertengkaran diantara ketiganya dimana memaksa sang raja untuk membuat sebuah keputusan sulit yaitu meninggalkan keluarga barunya sebagai rakyat biasa untuk kembali ke istana dan bersatu dengan permaisuri.

Dewi Danu merasa kecewa karena selama ini telah dibohongi oleh sang raja yang melakukan pengkhianatan lalu melakukan tapa semedi di pinggir Danau Batur dan dalam balutan rasa emosi yang membakar hati.

Dewi Danu mengutuk Raja Jaya Pangus dan Kang Cing Wei serta istana kediaman mereka agar terbakar dan hancur lebur dimakan api. Oleh karena kutukan inilah, keluarga Raja Jaya Pangus dan sang ratu wafat terkena bencana besar kebakaran yang melalap seluruh istana beserta yang mendiaminya.

Rakyat yang sangat mencintai raja dan ratu mereka merasa sedih lalu memohon kepada Dewi Danu untuk menarik kutukan dan mengembalikan kehidupan raja dan ratu yang mereka kasihi seperti sebelumnya.

Tetapi sayang sekali, kutukan Dewi Danu tidak bisa ditarik meskipun hatinya merasa kasihan dengan permohonan rakyat.

Untuk itulah Dewi Danu memberikan saran kepada rakyat Desa Pinggan wilayah Kintamani, Bangli untuk membuat dua boneka besar yang diberi nama Barong menyerupai wujud manusia.

baca juga; sejarah kerajaan Bali Kuno >>>>

Barong tersebut dibuat dalam dua warna yaitu yang pertama adalah berwarna hitam (sebagai seorang laki-laki mewakili sang raja) dan yang lainnya adalah berwarna putih (sebagai seorang perempuan yang mewakili sang ratu dari Tionghoa) sebagai pengganti raja dan ratu mereka yang telah tiada agar bisa hidup kembali di hati rakyatnya.

Boneka yang dibuat berukuran besar dan sangat tinggi, maka selanjutnya warga setempat menyebut kedua boneka tersebut dengan nama Barong Landung. Dari sinilah diyakini sejarah asal mula dari keberadaan tari Barong Landung yang bisa ditemukan di sejumlah tempat suci pura di Bali.

Sedangkan untuk menghormati keberadaan sang ratu dalam lingkungan/kompleks Pura Dalem Balingkang maka warga setempat membangun Miao berdasarkan petunjuk ajaran aliran kepercayaan Khonghucu.

Dibangun berikut Pelinggih dengan latarbelakang struktur arsitektur yang dihiasi ornamen khas warga Tionghoa dimana saat ini dikenal sebagai situs Ratu Ayu Mas Subandar.

Penghormatan yang ditujukan kepada sang raja dan ratu diwujudkan melalui media Barong Landung dan wajib ada dalam setiap persembahyangan di area ini agar dilaksanakan untuk dilestarikan oleh generasi di masa depan karena semakin dalam hubungannya dengan sisi spiritualitas.

Dalam konteks sebagai karya seni akulturasi yang sangat sakral, Barong Landung disimpan dalam area suci di dalam Pura dan ditarikan dengan dibarengi ritual suci khusus digelar oleh warga Kintamani di Bangli yang telah melalui proses penyucian dengan percikan air suci umat Hindu Bali bernama tirta pada hari-hari suci tertentu.

Aktivitas ini kemudian meluas ke seluruh daerah di Bali, melakukan ritual arak-arakan Barong Landung yaitu kegiatan mengelilingi beberapa area dalam suatu tempat yang termasuk daerah sakral dengan tujuan melakukan penyeimbangan dan pembersihan energi Jahat atau dalam Bahasa Bali dikenal dengan istilah tolak bala.

Filosofi Keberadaan Barong Landung Di Bali

Orang Bali sangat menjunjung kelestarian keberadaan Barong Landung dan situs Ratu Ayu Mas Subandar berhubungan dengan bukti filosofi hidup dan etika moral dalam warga masyarakat Bali yang terbuka dalam menyerap unsur-unsur spiritual peradaban lain lalu membentuk menjadi spiritualitas yang sifatnya harmonis dan seimbang sudah berjalan sejak nenek moyang/leluhur masyarakat Bali bermula dari daerah Bangli.

baca juga; sejarah dan asal mula tari Barong Ket di Bali >>>>

Bagi warga Tionghoa yang telah lama hidup di Bali, ini bisa menjadi bukti implementasi filosofi yang fundamental terhadap ajaran aliran kepercayaan Khonghucu yaitu menonjolkan sisi kemanusiaan untuk menciptakan peradaban dengan cara melakukan pendekatan secara spiritualitas yang fleksibel dibawa kemana pun yaitu penuh kedamaian hingga menghasilkan keharmonisan yang selaras dan tenetram bagi kehidupan umat manusia seluruh alam semesta.

Barong Landung laki-laki dilukiskan memiliki rambut hitam panjang terurai sebagai simbol kehidupan warga Bangli di Bali (khususnya) dan umat manusia dimana pun (pada umumnya) yang sulit lepas dari rasa emosi, gelisah dan benci.

Sedangkan untuk Barong Landung perempuan memiliki rambut panjang yang disanggul rapi melukiskan sebagai suasana hati yang tenang, menyejukkan dan bersikap netral terhadap segala keangkaramurkaan dalam menghadapi kehidupan.

Mata Barong Landung laki-laki melotot dan besar sebagai simbol sebuah media untuk dapat memandang sikap baik-buruk perilaku umat manusia.

Sedangkan mata Barong Landung perempuan digambarkan sipit dengan dahi yang menonjol sebagai simbol ketenangan dalam berpikir yang arif bijaksana dan tahu apa yang mesti dilakukan.

Mulut Barong Landung laki-laki dibentuk lebar dengan dilengkapi gigi-gigi taring adalah melambangkan rasa amarah dan kegeraman tetapi sangat berkuasa.

Sedangkan mulut Barong Landung perempuan dibuat sedang tersenyum simpul sebagai lambang kelembutan budi, sabar dan halus tutur kata.

Warna kulit Barong Landung laki-laki adalah hitam sedangkan Barong Landung perempuan berwarna putih melukiskan dua unsur yang letaknya saling bertentangan dalam diri umat manusia tetapi tetap harus berpasangan karena dari sini akan melahirkan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan.

Keberadaan Barong Landung sebagai salah satu kesenian warga Bali dan melalui situs persembahyangan Ratu Ayu Mas Subandar dalam peradaban Bangsa Indonesia mengajarkan kepada umat manusia bahwa ada dua hal yang memiliki sifat berbeda tetapi dapat melebur menjadi satu sebagai media keharmonisan dan keselarasan.

Dengan terjadinya keharmonisan ini akan melahirkan maha karya yang beradab untuk fungsi mencapai ketenteraman serta mendamaikan agar bisa menjadi pegangan kelak bagi generasi berikutnya.

Dengan adanya nilai-nilai kebaikan yang terlestarikan hingga saat ini akan membantu Bangsa Indonesia bisa bertahan dalam kondisi sesulit apapun tanpa harus kehilangan kepribadian sisi kemanusiaan yang luhur.

Bali Tours Club menyediakan informasi paket tour murah di Bali, termasuk juga layanan wisata seperti rafting di Ubud, watersport, cruise dan wisata mendaki. Tersedia juga sewa mobil, sewa bus pariwisata dan layanan tiket fast boat dari Bali ke Gili Trawangan Lombok.

Artikel wisata lainnya

  • Jenis Tari Barong di BaliJenis Tari Barong di Bali
  • Barong Brutuk TrunyanBarong Brutuk Trunyan
  • Tradisi Ngelawang dan Barong BangkungTradisi Ngelawang dan Barong Bangkung
  • Jadwal pementasan tari Bali di UbudJadwal pementasan tari Bali di Ubud
  • Booking di Bali untuk wisataBooking di Bali untuk wisata

Filed Under: Sewa mobil murah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

KONTAK KAMI
Bali Tours Club
HP: 082147042222
PH (office hours) 0361 8709363
WhatsApp: 0821-4704-2222
Email: balitoursclub@gmail.com

Sewa Mobil Murah di Bali

Sewa mobil di Bali

PAKET 1/2 HARI TOUR DI BALI

  • Taman Ayun – Tanah Lot
  • Bali Zoo Park – Monkey Forest Ubud
  • GWK – Uluwatu
  • Museum Bali – Bajra Sandhi Denpasar

PAKET 1 HARI TOUR DI BALI

  • Tanjung Benoa – Pura Uluwatu
  • Danau Beratan Bedugul – Tanah Lot
  • Kintamani – Tegalalang Ubud
  • Kintamani – Danau Beratan Bedugul
  • Dolphin Lovina – Kintamani
  • Kintamani – pemakaman desa Trunyan
  • Pura Besakih – Goa Lawah

PAKET TOUR MURAH

  • Paket 3 Hari / 2 Malam
  • Paket 4 Hari / 3 Malam
  • Paket 5 Hari / 4 Malam
  • Paket 6 Hari / 5 Malam

Fast Boat di Bali

  • Fast boat ke Gili Trawangan
  • Fast boat ke Nusa Lembongan
  • Fast Boat ke Nusa Penida

Info Wisata Terbaru

  • Masjid Islamic Center Lombok
  • Sejarah Kerajaan Seleparang di Lombok

Pembayaran – Bank Transfer

BCA – No Rek: 040 219 9197
A/N: I Nyoman Pasek

Copyright © 2023 by Bali Tours Club Alamat: Jalan Gunung Guntur, Taman Sari II, No 14, Denpasar Barat , Denpasar - Bali

WhatsApp: 0821-4704-2222 | Email: balitoursclub@gmail.com | HP 0821 4704 2222 | Phone 0361 8709363

Silahkan WhatsApp kami