Bali hanya merupakan pulau kecil dengan luas 5.636,66 km2, dengan panjang sekitar 153 km dan lebar 112 km, luas pulau Bali ini sekitar 0,29% dari luas keseluruhan bumi Nusantara. Dikelilingi oleh laut sehingga memiliki banyak wilayah pesisir cantik yang dijadikan tujuan wisata. Batas-batas pulau Bali yaitu sebelah Timur adalah Selat lombok, Selatan; Samudera Hindia, Barat; Selat Bali dan Utara adalah Laut Bali, memiliki 4 buah pulau terluar diantaranya Pulau Menjangan, Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Ceningan, semua pulau tersebut menjadi tujuan wisata.
Propinsi Bali terdiri dari 9 wilayah kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Badung, Buleleng, Karangasem, Tabanan, Gianyar, Negara, Klungkung, Bangli dan kota Madya Denpasar. Wilayah yang paling luas adalah Kabupaten Buleleng mencapai 1,365.88 km2, sedangkan luas wilayah paling kecil adalah Denpasar yang hanya 127.78 km2. Selain wilayah pesisir dan alam laut, pulau Bali memiliki danau, gunung merapi, keindahan sawah terasering, air terjun, termasuk juga ribuan pura yang terhitung jumlahnya, sehingga pulau Bali dikenal juga dengan pulau seribu pura atau pulau Dewata. Hampir 92% penduduknya beragama Hindu, walaupun demikian toleransi beragama sangat terjaga dengan baik di pulau Bali.
Fakta tentang Bali dan masyarakatnya
Dari banyak artikel yang mengulas tentang Bali, lebih didominasi dengan informasi tentang objek wissata di Bali atau rangkaian acara wisata tour ke tempat-tempat tersebut yang melengkapi informasi wisata. Namun ada banyak hal yang mungkin jarang diketahui oleh publik dan belum terungkap, atau bahkan anda pernah menemukan sesuatu yang unik tapi tidak mengerti dengan maksud dan tujuannya, dan untuk itulah berikut kami rangkum, ada beberapa fakta menarik tentang Bali, baik itu menyangkut budaya, sosial dan lingkungan masyarakatnya.
- Pulau Bali diperkirakan dihuni sejak tahun 2000 SM oleh ras atau golongan Austronesia, ras yang bermigrasi dari daratan China dan India. Bukti tersebut ditemukan pada sebuah prasasti batu di desa Cekik Jembrana. Para ahli purbakala juga menyimpulkan leluhur orang Bali memiliki kedekatan dengan penghuni wilayah lainnya di Asia Tenggara.
- Hukum Karma Phala, orang Bali yakin tentang hukum karma tersebut, apa yang kita tanam itulah yang kita dapatkan hasilnya. Karena hasil dari sebuah perbuatan akan kita terima hasilnya sekarang ini juga, nanti, kehidupan berikutnya (saat reinkarnasi) atau malah diturunkan kepada anak cucu kita. Dengan adanya pemahaman dan keyakinan tersebut diharapkan orang Bali bisa diharapkan selalu berbuat baik, dan ini cukup meminimalkan kasus kejahatan.
- Bali terkenal dengan pulau Dewata, karena pendahulu orang-orang Bali dominan memiliki sifat dewata (dewa). Sejatinya Tuhan agama Hindu adalah satu yakni Ida Sang Hyang Widi Wasa, karena sifatNya yang berbeda-beda, maka untuk manifestasiNya tersebut, maka dikenal dengan sebutan Dewa sesuai fungsi dan tugasnya, seperti Dewa Wisnu, Dewa, Brahma, Dewa Siwa dan masih banyak lagi lainnya, bahkan dalam kitab suci agama Hindu disebutkan kalau Tuhan itu satu dan tidak ada duanya.
- Nama pulau Bali disebutkan dalam prasasti Belanjong yang ditulis Sri Kesari Warmadewa tahun 914, terdapat sebutan dengan nama Walidwipa atau Bali Dwipa yang berarti pulau Bali, beberapa sumber menyebutkan berawal dari perjalanan Rsi Markandya, seorang pendeta suci dari India yang mulai merambah hutan di lereng Gunung Agung yang sekarang bernama desa Besakih.
- Subak, istilah subak hanya ada di Bali, merupakan sebuah organisasi yang mengatur tentang tata cara pengairan atau irigasi di sawah. Tidak saja organisasi tradisional ini juga mengatur anggotanya dalam pengaturan upacara keagamaan untuk sumber mata air irigasi, mengatur gotong royong saat membajak sawah, menanam benih maupun saat panen.
- Sebuah tragedi yang terjadi karena letusan gunung merapi, gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di Bali meletus dengan dahsyat pada tahun 1963, muntahan material gunung Agung menyebar ke seluruh Bali, dampak terbesar terjadi di Kabupaten Karangasem tempat gunung tersebut berada, ribuan penduduknya mengungsi ke kabupaten lain bahkan ke luar pulau.
- Jalak Bali adalah burung pengicau asli Bali, burung ini semakin langka, yang hanya ditemukan di hutan bagian Barat, satu-satunya burung endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang dari fauna propinsi Bali dan dilindungi oleh undang-undang. Beberapa fauna lainnya yang masih hidup di Bali adalah banteng Bali, penyu hijau.
- Kasta, di Bali dikenal dengan penggolongan sosial atas dasar keturunan, walaupun sebenarnya dalam weda hanya dikenal dengan istilah warna yang digolongkan karena sifat pekerjaan atau profesi yang ditekuni. Ada empat kasta atau dikenal dengan catur kasta, yaitu; Sudra yang merupakan golongan paling banyak, Waisya, ksatria dan Brahmana. Dalam komunikasi sehari-hari antara ke empat kasta tersebut juga berbeda apakah menggunakan bahasa bali halus, sedang atau biasa.
- Sebutan nama sama, dari Kasta tersebut membuat panggilan nama depan orang Bali banyak yang sama, seperti golongan Sudra lumrah dengan sebutan Wayan, Putu, Gede, Luh, Nyoman, Komang, Made, Kadek dan Ketut. Dari Kasta Ksatria dengan sebutan Cokorda, Anak Agung, I Gusti dan I Dewa dan dari golongan Brahmana dengan embel-embel nama seperti Ida Bagus dan Ida Ayu. Jadi jangan heran anda menemukan sebutan nama yang sama.
- Mayoritas penduduk Bali adalah beragama Hindu, dan setiap rumah orang hindu dibangun sebuah pura kecil di halaman rumahnya, bentuk dan jumlah pelinggih pada pura keluarga disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan. Sehingga tidak mengherankan Bali juga dikenal sebagai pulau seribu pura, jadi anda bisa membedakan apakah rumah tersebut milik orang Bali atau pendatang dari luar.
- Pohon kamboja menjadi tanaman hias yang cukup favorit dan ditanam dalam pekarangan rumah, sehingga menjadi tanaman khas orang Bali. Bunga kamboja sendiri digunakan sebagai keperluan untuk melengkapi perangkat banten untuk upacara keagamaan di Bali.
- Sesajen (canang) bertebaran di jalan, sebelum memulai kegiatan, orang Bali biasa melakukan persembahyangan dengan melakukan persembahan di depan tempat mereka beraktifitas sehari-hari, seperti di depan rumah, warung ataupun toko, agar mereka selamat dan rejeki dilancarkan. Bahkan kalau ada yang sengaja jahil terhadap sesajen tersebut diyakini akan terjadi hal-hal magis atau yang tidak diinginkan, kalau memang tidak ada niat dan tidak sengaja tidak akan apa-apa.
- Sabung ayam di Bali, awalnya berasal dari upacara tabuh rah atau perang sata, yang merupakan dresta dari orang Hindu Bali saat rangkaian upacara keagamaan Bhuta Yadnya seperti saat tawur atau caru yang memerlukan darah segar binatang korban dan sifatnya bukan judi. Namun lambat laun akhirnya menjadi sebuah kebiasaan warga melakukan sabung ayam dengan tujuan judi, walaupun ilegal dan diancam pidana kurungan penjara, namun para pelaku atau penjudi seolah tidak ada kapoknya, hampir tiap hari bisa kita temukan sabung ayam di Bali.
- Pohon dibungkus kain, pada sejumlah pohon besar terkadang kita menemukan batang pohon bagian bawahnya dibungkus dengan kain, baik itu kain putih kuning ataupun poleng. Itu mengisyaratkan pohon tersebut dianggap keramat dan angker, karena ada roh penunggunya dari alam lain. Sehingga jika berada di kawasan tersebut orang bisa tahu dan tidak berbuat sembarangan, akan menjaga etika dan sikap, apalagi ingin menebang pohon tersebut, harus melakukan ritual-ritual khusus.
- Hari raya Nyepi di Bali, perlu diketahui tidak semua orang Bali melaksanakan hari Raya Nyepi, fakta unik ini terjadi di desa Tenganan Pegringsingan. Di desa Bali Aga ini walaupun mereka beragama Hindu tetapi tidak melaksanakan hari raya Nyepi, mereka masih bebas lalu lalang, bekerja ke luar rumah sebatas areal desa mereka dan menyalakan lampu pada saat malam hari. Tradisi tidak merayakan Nyepi ini sudah menjadi warisan leluhur warga Tenganan.
- Penjor Galungan, pada saat hari raya Galungan, maka dengan semarak anda bisa menyaksikan penjor yang berjejer rapi di pinggir jalan, bahkan sampai ke gang-gang rumah penduduk. Namun faskta unik lagi tidak semua penduduk Hindu Bali memasang penjor di depan rumah mereka, salah satunya adalah Desa Tenganan mereka tidak membuat penjor Galungan, bahkan dalam prosesi perayaan hari raya Galungan terkesan biasa saja, tidak seperti di desa lainnya yang terlihat penuh kemeriahan dan suka cita.
Demikian sekilas fakta tentang Bali, tentu ada beberapa hal unik yang berlangsung di masyarakat, yang mungkin jarang dipublikasikan. Sehingga nantinya jika anda berkunjung dan wisata keluarga, punya sedikit pemahaman tentang fakta-fakta yang terjadi di lapangan.
Leave a Reply