Bali memang memiliki banyak menawarkan tempat-tempat indah dan cantik namun demikian daya tarik Bali tidak hanya karena keindahanya objek wisata saja tetapi juga berbagai kebiasaan, budaya dan tradisi yang dimilikinya, menjadi cerita dan pengalaman unik selama liburan di Bali.
Seperti kebiasaan orang Bali yang memakai gelang tridatu cukup unik untuk diketahui, bagaimana cerita sejarah bahkan makna dan arti dari gelang tridatu tersebut, sehingga saat ini seolah menjadi trends tersendiri dan populer di kalangan masyarakat Bali.
Gelang Tridatu atau tri datu memang sekarang ini saat ini banyak dipakai orang Bali, terutama mereka yang beragama Hindu sehingga seolah menjadi salah satu identitas atau ciri khas bagi orang Bali.
Jika anda menemukan orang memakai gelang tridatu, maka bisa ditebak bahwa kemungkinan mereka adalah orang Bali, walaupun tidak sepenuhnya demikian, karena tidak ada larangan bagi non Hindu untuk memakai benang tridatu tersebut.
Yang mana gelang tersebut bisa didapatkan dengan mudah, gelang terdiri dari 3 untai benang beda warna yakni benang warna merah, putih dan hitam, kemudian benang tersebut dililitkan menjadi satu lalu diikatkan di pergelangan tangan.
Cerita sejarah benang Tridatu
Ada cerita sejarah unik dan menarik mengenai latar belakang pemakaian gelang tridatu bagi orang Bali dan sejak kapan sebenarnya benang tridatu tersebut digunakan oleh orang Bali.
Sejarah benang tridatu tersebut berawal sekitar abad 14 dan 15, pada zaman dimana Bali pada saat tersebut sudah berada di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit, dan yang memerintah saat itu adalah Dalem Waturenggong yang mana pusat kerajaan berada di kerajaan Gelgel Klungkung.
Dan Dalem Waturenggong pada saat tersebut raja Gelgel melakukan penyerangan ke Nusa Penida dengan mengirim ki Patih Jelantik sebagai pemimpin pasukan.
lanjut baca; sejarah Nusa Penida >>>>
Seperti yang dikutip dalam babad Bali, yang berkuasa di Nusa Penida kala itu adalah Ki Dalem Bungkut atau Dalem Nusa, akhirnya ki Patih Jelantik berhasil menaklukkan Dalem Nusa, dengan kekalahan Ki Dalem Bungkut maka terjadilah kesepakatan antara Dalem Nusa dengan Raja Gelgel.
Kesepakatan tersebut dengan menyerahkan segala wilayah kekuasaan Dalem Nusa, disepakati juga semua ancangan dan juga rencang Ratu Gede Mecaling untuk melindungi umat Hindu atau masyarakat Bali yang taat dan bhakti kepada leluhur, dan akan dihukum oleh rencang Ratu Gede Mecaling jika ada masyarakat yang tidak bhakti atau lalai dengan leluhur.
Untuk itulah dipakai gelang tridatu untuk menandai warga yang taat dan bhakti kepada leluhur, sehingga tidak akan dihukum oleh rencang atau ancangan Ratu Gede Mecaling, dan mulai saat itulah gelang tridatu bagi orang Bali mulai digunakan.
Dan gelang tersebutpun bisa diartikan atau dimaknai sebagai anugerah dan menjauhkan dari marabahaya, tempat atau pura yang mempopulerkan pemakaian gelang atau benang tridatu adalah pura Dalem Ped di pulau Nusa Penida. Dan akhirnya sampai saat ini diikuti oleh pura-pura lainnya yang ada di Bali.
baca juga; tempat wisata hits dan populer di Nusa Penida >>>>
Dari sekilas sejarah tersebut anda akan paham kenapa banyak orang Bali mengenakan gelang tridatu, gelang digunakan di tangan kanannya (bukan tangan kiri), bahkan ada sampai beberapa gelang tridatu.
Karena dengan keyakinan diri, bahwa gelang tridatu tersebut selain sebagai anugerah dari Tuhan yang berstana di sebuah pura tempat melakukan persembahyangan juga diyakini memiliki aura positif yang bisa menjauhkan dari pengaruh jahat.
Makna dan arti gelang tridatu bagi orang Bali
Seperti sekilas sejarah akan gelang tridatu tersebut, hingga kini yang banyak dipakai oleh orang Bali, maka diketahui gelang tridatu tersebut diperoleh saat melakukan persembahyangan pada sebuah pura, walaupun tidak semua pura di Bali yang memberikan gelang tridatu pada umat yang bersembahyang di pura tersebut.
Bahkan dalam perkembangannya, ada juga memberikan gelang Sanga Datu dengan 9 elemen atau warna berbeda, bahkan ada yang dua warna berbeda, tergantung dari pura-pura bersangkutan dan semuanya memiliki makna dan arti tersendiri bagi orang Bali.
baca di sini; budaya dan tradisi unik di Bali >>>>
Kembali lagi dengan gelang tridatu bagi orang Bali, Tridatu atau tri datu berasal dari kata tri yang berarti 3 dan datu artinya elemen atau warna, dalam hal ini tri datu berarti 3 (tiga) elemen yang berasal dari 3 buah untai benang yang terdiri dari 3 warna berbeda yakni warna merah, putih dan hitam.
Susunan benang sebelum diberikan kepada umat melalui proses ritual terlebih dahulu, jadi bukan benang sembarangan, tetapi memiliki makna dan nilai filosofis yang dalam dan diyakini oleh orang Hindu Bali memiliki kekuatan sebuah anugerah dari Ida Sang Hyang widi Wasa.
Tiga Elemen atau warna yang diwujudkan dalam bentuk gelang tridatu tersebut, adalah simbol atau lambang kesucian Tuhan dalam manifestasinya sebagai dewa Tri Murti, yakni warna merah adalah simbol dari kekuatan Dewa Brahma, warna putih sebagai simbol dari kekuatan Dewa Siwa dan warna hitam adalah simbol kekuatan Dewa Wisnu.
Disamping itu gelang atau benang tridatu tersebut memiliki makna dan lambang dari Tri Kona yang merupakan bekal hidup setiap manusia yakni Utpeti (lahir), stiti (hidup) dan Pralina (mati), dengan memakai gelang atau benang Tridatu, diharapkan manusia selalu ingat akan Kemahakuasaan Tuhan yang sebagai maha pencipta, pemelihara dan pelebur.
baca juga; adat kebiasaan orang Bali >>>>
Saat ini gelang atau benang tridatu dipakai oleh sebagian besar orang Bali, selain memiliki fungsi dan makna sakral ketika melalui proses ritual, gelang tridatu juga sebagai aksesoris yang menarik dan cantik, sehingga tidak jarang juga warga non Hindu mengenakan gelang tridatu.
Tidak ada larangan untuk itu, walaupun tidak melalui proses ritual, hanya sebagai hiasan atau aksesoris. Namun yang perlu diketahui, benang tersebut memiliki nilai penting bagi umat Hindu, jadi gunakan semestinya seperti di tangan atau leher, jangan dikenakan di kaki karena ini bisa berarti sebuah pelecehan.
Leave a Reply