Seperti diketahui agama Hindu yang berkembang di Bali berasal dari anak benua India, sebuah agama tertua di dunia dan masih bertahan sampai saat ini.
Ajaran agama Hindu sendiri berasal dari weda baik itu yang ada di India maupun di Indonesia terutama di pulau Dewata Bali, namun demikian tata cara pelaksanaan ajaran weda tersebut berbeda.
Tata cara berbeda tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti karena sosial budaya dan juga alam lingkungan, termasuk hari-hari besar keagamaan, hari raya agama Hindu di Bali akan berbeda dengan di India, walaupun ada beberapa kesamaan.
baca juga; sejarah tentang pulau Dewata Bali >>>>
Di Bali sendiri tata cara pelaksanaan upacara agama tersebut terkadang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya dan itu disadari betul, karena pelaksanaan upacara yadnya selain berdasarkan buku-buku suci juga karena perbedaan desa (tempat), kala (waktu) dan patra (keadaan).
Ini juga yang menyebabkan tidak ada pertentangan adanya pelaksanaan upacara keagamaan tersebut, walaupun tata caranya berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Dalam halaman ini, kami akan mengulas sedikit informasi tentang Hari raya Hindu di Bali, namun sekilas karena Agama Hindu berasal dari India, tentu juga banyak hari raya Hindu yang dilaksanakan di India, dan beberapa diantaranya seperti Chitra Purinima, Gayatri Japa, Durgapuja, Dipavali, Guru Purnima dan Vasanta Panchami perayaannya penuh kemeriahan dan pesta keagamaan.
Di india ada juga hari raya untuk menghormati kelahiran orang-orang suci seperti; Makara Sankranti, Krisna Janmasthani dan Ganesa Caturti, berikutnya dikenal dengan hari suci untuk melaksanakan brata ataupun puasa seperti hari Sivaratri, Ekadasi, Vara Laksmi Vrata dan Satyanarayana Vrata.
baca juga; sejarah agama Hindu masuk ke Bali >>>>
Hari raya agama Hindu di Bali, semuanya berdasarkan kalender Bali dan kalender Saka. Upacara keagamaan yang berdasarkan kalender saka seperti Hari Raya Nyepi dan Siwaratri digelar setahun sekali.
Hari-hari sucinya berdasarkan adanya hari purnama (bulan penuh) dan tilem (bulan mati), dan banyak pura menentukan hari piodalan atau pujawali pura dengan acuan kalender Saka ini, yakni kari-hari yang dianggap suci seperti Purnama Kapat, Purnama Kedasa ataupun Tilem Kepitu.
Sedangkan hari raya Hindu berdasarkan kalender Bali diantaranya; Hari Raya Galungan, Kuningan, Pagerwesi, Saraswati dan Banyu Pinaruh perayaannya setiap 6 bulan sekali.
Hari raya tersebut berdasarkan perhitungan panca wara, sapta wara dan wuku. Selain itu ada juga beberapa hari suci lainnya bagi umat untuk melakukan persembahyangan seperti; Kajeng Kliwon, Purnama dan Tilem,
Perayaan Hari Raya Agama Hindu di Bali
-
Hari Raya Galungan
Hari suci ini tiba setiap 6 bulan sekali (210 hari) yaitu pada hari Budha (Rabu) Kliwon Dungulan untuk merayakan kemenangan kebajikan (dharma) melawan kebatilan (adharma).
Hari raya Galungan juga dikatakan sebagai hari pawedalan jagat, sehingga wajib memuja Ida Sang Hyang Widi atas terciptanya jagat semesta beserta isinya, dan mengucapkan rasa terima kasih dengan ketulusan hati dan penuh kesucian atas kemurahan yang telah diberikan.
Pada hari ini juga para Dewa turun ke dunia termasuk juga para Pitara yang merupakan leluhur kita. Dalam rangkaian Hari Raya Galungan dikenal dengan hari raya Penyajaan, Penyekeban, Penampahan baru kemudian puncaknya Galungan, setelah Galungan dikenal hari manis dan pahing Galungan.
-
Hari Raya Kuningan
Hari suci agama Hindu ini juga dirayakan setiap 6 bulan sekali dalam kalender Bali, tepatnya 10 hari setelah perayaan hari raya Galungan, yaitu pada hari Saniscara (Sabtu) Kliwon Kuningan.
Pada saat ini merupakan payogan dari Hyang Widi yang turun ke dunia diiringi oleh para dewa-dewi dan juga pitara-pitari untuk memberikan karunianya kepada manusia.
Saat Kuningan menghaturkan banten berupa nasi Kuning untuk menyampaikan rasa terima kasih atas karunia Hyang Widhi, ciri khas lainnya adalah menggunakan jejaihitan berupa tamiang dan endongan.
Tamiang sendiri bentuknya bundar melambangkan tameng untuk menangkis dari mara bahaya, kemudian endongan seperti tas berisi buah, tebu, tumpeng dan lauk yang merupakan perbekalan, untuk mengarungi kehidupan.
-
Hari Raya Nyepi
Hari raya agama Hindu ini diperingati sebagai tahun Baru Saka, sehingga dilaksanakan setahun sekali. Seperti namanya nyepi, penyambutan tahun baru ini dilakukan dengan keheningan dan ketenangan.
Setiap warga Hindu wajib melaksanakan catur brata penyepian atau 4 pantangan pada saat perayaan Nyepi, seperti tidak boleh; bepergian, beraktifitas, berbuat gaduh, menyalakan api (lampu), jadi pada hari ini benar-benar sepi.
Rangkaian pelaksanaan hari raya Nyepi ini dimulai dari 3 atau 4 hari sebelumnya yaitu upacara Melasti, sebuah upacara penyucian ke sumber-sumber air terdekat seperti laut dengan tujuan menyucikan dan memohon tirta.
Kemudian sehari sebelum Nyepi diadakan upacara tawur atau mecaru ditujukan untuk para Bhuta Kala, agar somia dan tidak mengganggu saat perayaan Nyepi berlangsung. Sehari setelah Nyepi dinamakan Ngembak Geni.
-
Hari Raya Pagerwesi
Berasal dari kata “pager” dan “wesi”, kata pager sendiri berarti pagar atau perlindungan sedangkan wesi berarti besi, sebuah benda yang yang sangat kuat dan kokoh, sehingga dalam perayaan Hari Pagerwesi tersebut, manusia diharapkan bisa memagari atau melindungi diri dengan bahan dasar yang kuat sehingga tahan dari segala gangguan dan tidak rusak.
Lalu apa yang digunakan manusia untuk memagari diri, tentulah dalam hal ini adalah ilmu pengetahuan, dengan ilmu pengetahuan manusia bisa kuat dan menemui jalan terang, sehingga terhindar dari kegelapan atau awidya.
Dalam memahami ilmu pengetahuan tersebut tentu dibutuhkan pembimbing atau guru agar manusia tidak salah arah. Untuk itulah memohon tuntunan kepada Sang Hyang Pramesti Guru yang merupakan sebutan lain dari Dewa Siwa.
-
Hari Siwaratri
Sebuah hari raya Hindu yang dirayakan sebagai malam peleburan dosa, sebuah malam renungan suci. Hari Siwaratri sendiri bertepatan pada purwaning Tilem Kepitu (sehari sebelum bulan mati) pada bulan ke-7 dalam kalender Isaka.
Malam yang berada dalam puncak kegelapan, sehingga kita wajib melakukan puasa serta yoga Samadi agar diberikan pengampunan atas segala dosa yang diakibatkan kegelapan (awidya).
Pada malam ini manifestasi Tuhan sebagai Pelebur yaitu dewa Siwa melakukan yoga semadi semalam suntuk, sehingga umat Hindu minimal bisa melakukan pejagraan (melek semalam suntuk di tempat-tempat suci)
Pada saat Hari Siwaratri, umat memohon agar dosa-dosa bisa dilebur dan alangkah baiknya dibarengi dengan yoga samadi. Cerita Lubdaka seorang pemburu binatang erat kaitannya dalam perayaan Hari Siwaratri.
-
Hari Saraswati
Bagi umat Hindu setiap memuja Ida Sang Hyang Widi, dimanifestasikan agar lebih mudah untuk membayangkan kemahakuasan beliau, seperti dalam hal Ilmu Pengetahuan, dikenal sebagai Dewi Saraswati.
Beliau berwujud seorang dewi cantik memegang berbagai alat-alat suci sumber ilmu pengetahuan, dan untuk itulah pada hari raya Saraswati merupakan piodalan Sang Hyang Aji Saraswati, karena pada saat inilah diyakini turunnya weda dan ilmu pengetahuan.
Kekuatan Tuhan dalam wujud seorang Dewi Cantik ini membawa turun Ilmu pengetahuan agar bisa digunakan dengan baik, arif dan bijaksana dijalan yang benar. Perayaan ini jatuh setiap 6 bulan sekali yaitu pada hari Saniscara (Sabtu) Umanis wuku Watugunung.
Dewi Saraswati juga sebagai sakti Dewa Brahma sebagai pencipta, sehingga dengan ilmu pengetahuan kita bisa menciptakan berbagai hal baru dan berguna. Rangkaian upacara esok harinya adalah Banyu Pinaruh.
-
Hari Purnama dan Tilem
Kedua hari suci Hindu ini datangnya setiap 30 atau 29 hari sekali. Hari Purnama merupakan bulan penuh atau sukla paksa, merupakan payogan dari Ida Sang Hyang Candra sedangkan pada hari raya Tilem jatuhnya pada bulan mati atau krsna paksa merupakan payogan dari Sang Hyang Surya.
Sang Hyang Surya Candra merupakan kekuatan sinar suci dari Ida Sang Hyang Widhi, sehingga pada saat hari tersebut dirayakan untuk memohon berkah dan kesucian kepada beliau, mengadakan pembersihan lahir batin, sebelum bersembahyang kita juga wajib membersihkan diri.
Pujawali pada sebuah pura juga terkadang mengambil pada hari tersebut disesuaikan pada kalender Saka, seperti purnama Kedasa, Purnama Kapat ataupun purnama Kalima.
Demikian sejumlah hari-hari besar yang diyakini sebagai hari suci bagi umat Hindu. Sebagai destinasi wisata dunia, maka suguhan budaya lokal dalam melaksanakan upacara keagamaan tersebut menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan, sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk liburan ke pulau Dewata Bali.
Bali Tours Club menyediakan berbagai informasi mengenai Bali, termasuk tempat wisata, paket tour lengkap dan layanan sewa mobil di Bali sama supir atau lepas kunci, rekreasi wisata seperti rafting, cruise, rekreasi watersport di Tanjung Benoa, wisata mendaki ke gunung Agung dan Batur, juga layanan tiket kapal fast boat dari Bali ke Gili Trawangan dan Nusa Lembongan dengan harga lebih murah dan terjangkau.
Leave a Reply