Agama Hindu di Bali memiliki sejumlah hari raya besar keagamaan yang selalu dirayakan oleh setiap umatnya, salah satunya adalah hari raya Pagerwesi, ini tentu menjadi hal yang sangat menarik bagi mereka yang belum mengenal agama Hindu apalagi pulau Bali menjadi tujuan wisata dunia, sesuatu yang unik dan indah dengan berbagai budaya lokalnya.
baca juga; sejarah Agama Hindu di Bali >>>>
Selain hari raya Pagerwesi, terdapat banyak hari raya besar lainnya yang dianggap suci dan disakralkan oleh umat Hindu diantaranya adalah Hari Raya Nyepi, Galungan, Kuningan, Saraswati. Setiap upacara keagamaan tentu ada makna-makna filosofis yang terkandung di dalamnya.
Tidak hanya hari raya besar saja, setiap harinya selalu saja ada ritual atau persembahan yang dihaturkan oleh umat, budaya orang Bali adalah salah satu hal menarik kenapa wisatawan lebih betah liburan di Bali. Hari Raya Pagerwesi adalah salah satu hari raya agama Hindu di Bali, datangnya setiap 6 bulan sekali (210) dalam kalender Bali yaitu pada Bhuda (Rabu) Kliwon wuku Sinta.
baca juga; Hari Raya agama Hindu >>>>
Pagerwesi berasal dari kata “pager” yang berarti pagar atau perlindungan dan “wesi” berarti besi yang merupakan bahan kuat, jadi saat Hari Raya Pagerwesi tersebut bertujuan untuk memagari diri (magehang awak) dengan kuat agar jangan mendapatkan gangguan atau rusak.
Makna filosofis dalam perayaan Hari Pagerwesi ini adalah sebagai simbol keteguhan iman, memagari diri dengan tuntunan ilmu pengetahuan, sehingga manusia tersebut tidak mengalami kegelapan atau Awidya.
Untuk mendapatkan tuntunan dalam mendalami ilmu pengetahuan tersebut maka yang dimuliakan dan dipuja adalah Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru, beliau adalah guru dari alam semesta yang dapat membimbing manusia ke jalan yang benar dalam memahami pengetahuan hidup.
baca juga; Bali sebagai pulau Dewata dan Seribu Pura >>>>
Sang Hyang Pramesti Guru adalah sebutan lain untuk Dewa Siwa, dalam Tri Murti dewa Siwa adalah sebagai pelebur, melebur segala sifat-sifat buruk. Beliau juga sebagai gurunya manusia, manusia wajib menyembah beliau pada saat Hari Raya Pagerwesi, karena manusia dalam memahami ilmu pengetahuan perlu penuntun niskala, sehingga manusia tersebut tidak salah arah.
Begitu penting makna perayaan dari hari Raya Pagerwesi tersebut, bahkan saat perayaan tersebut di sejumlah tempat dirayakan dengan meriah seperti perayaan Hari Raya Galungan.
Tata pelaksanaan Hari Raya Pagerwesi itu mulai dari sanggah atau Merajan di pekarangan rumah, hingga ke pura-pura besar lainnya di lingkungan desa pakraman seperti pura Kahyangan Tiga. Hari Raya Pagerwesi merupakan hari Rerahinan Gumi, artinya hari raya tersebut dirayakan oleh semua umat Hindu, tapi tentunya dalam pelaksaannya tergantung dari desa (tempat), kala (waktu), patra (keadaan) setempat.
lanjut baca; pura Kahyangan Tiga di Bali >>>>
Selain menghaturkan persembahan kepada sang Hyang Pramesti Guru, saat inilah manusia melakukan yoga semadi, menyucikan diri dan mohon anugerah dan kekuatan kepada Hyang Pramesti Guru karena beliaulah guru sejati, agar bisa memagari diri dengan kesucian ilmu pengetahuan atau kekuatan yang dianugerahkan. Karena ilmu pengetahuan itulah sejatinya pager (pagar) yang sejati dan utama.
Dalem kalender Bali yang berdasarkan wuku, Hari Raya Pagerwesi punya kaitan erat dengan Hari Saraswati. Hari Raya Pagerwesi merupakan merupakan hari raya besar agama hindu paling awal (pertama) dalam penanggalan kalender Bali berdasarkan wuku atau pawukon yaitu pada wuku Shinta, sedangkan Hari Raya Saraswati jatuhnya pada wuku paling akhir pada wuku Watugunung, sehingga jarak perayaan kedua hari raya tersebut berdekatan.
lanjut baca; Hari raya Saraswati >>>>
Jadi dalam kalender masehi setelah Hari Raya Saraswati (hari Sabtu) maka 4 hari berikutnya tepatnya hari Rabu dilaksanakan Hari Raya Pagerwesi. Kalau dirunut sejumlah ritual juga dipersembahkan setelah hari Raya Saraswati adalah; esok harinya adalah hari Minggu dikenal dengan Banyupinaruh, hari Senin dikenal dengan Soma Ribek, kemudian Selasa adalah hari Sabuh Mas dan kemudian Rabu adalah Pagerwesi.
Hari Saraswati dikenal sebagai piodalan Sang Hyang Aji Saraswati, pada saat itu dikenal sebagai turunnya ilmu pengetahuan, sehingga bisa dikatakan hubungan antara hari Saraswati dan Pagerwesi berhubungan erat.
Leave a Reply