Tari Barong adalah salah satu tarian yang cukup populer di Bali, tidak hanya bagi warga Bali tetapi juga wisatawan yang sedang liburan di pulau ini. Namun yang populer adalah jenis Barong Ket (Keket) yang banyak terdapat di sejumlah pura di Bali dan juga yang sering dipentaskan sebagai tari hiburan bagi wisatawan.
Tari ini sendiri merupakan jenis tari tradisional yang sakral, lebih dominan dipentaskan di tempat suci seperti pura. Tapi tahukan ada sejumlah jenis tari Barong lainnya di Bali yang belum diketahui banyak orang.
Dari jenis kostum pakaian yang digunakan, ciri khas tari tradisional Barong ini menggunakan topeng dan kostum pada badan penari yang ditarikan oleh 1 atau 2 orang. Setiap jenis memiliki ciri khas yang berbeda dan tekhnik menarikan yang berbeda pula.
Terdapat berbagai jenis Barong yang ada di pulau Dewata Bali, diantaranya barong jenis Ket (Keket), Bangkal, Gajah, Asu, Brutuk, Kedingkling, Landung dan Macan
Untuk mengetahui lebih dekat mengenai keberadaannya, dalam halaman ini akan dikemas info tentang jenis, sejarah dan tempat pertunjukan tari tradisional Barong di Bali, dan salah satunya dipentaskan setiap hari yang juga sebagai tarian hiburan untuk wisatawan.
Sejarah dan asal-usul Barong
Ada berbagai versi akan sejarah atau asal-usul Barong tersebut masuk ke pulau Bali, diperkirakan kesenian tersebut muncul di Bali sebelum abad ke-16, ada yang mengatakan masuknya bersamaan dengan masuknya ajaran agama Hindu ke Bali.
Versi lainnya bahwa kesenian tersebut berasal dari China, yang mana negara tersebut sudah mengenal tari Barongsai yang tampilanya cukup mirip dengan Barong yang ada di Bali, untuk versi ini memang ada korelasinya dan dalam cerita sejarah kerajaan di Bali disebutkan Raja Jayapangus memiliki istri dari China.
Raja Jayapangus memerintah cukup lama dan cukup menonjol dibandingkan raja Bali Kuno lainnya, pengaruh kebudayaan Tionghoa masuk, keharmonisan etnik Bali dan Tionghoa terjaga dengan baik.
Ketika raja dan istrinya meninggal, untuk penghormatan rakyat Bali membuat simbol Barong Landung, yang sampai sekarang masih ditemukan di sejumlah tempat suci Pura di Bali.
baca juga; pementasan tari Barong di Batubulan >>>>
Seperti diketahui Kebudayaan Hindu di Bali banyak dipengaruhi oleh budaya Asing, selain China juga ada pengaruh budaya Hindia. Termasuk juga kesenian tari Barong ini ada yang berpendapat karena pengaruh kesenian Reog Ponorogo, yang mana kala itu kesenian tersebut dibawa oleh raja Airlangga ketika datang ke Bali.
Pada sisi lainnya, Bali sudah mengenal adanya tarian Sanghyang yang merupakan tari asli Bali, yang mana tari topeng yang berbentuk barong tersebut dikenal sebagai salah satu jenis tarian Sangyang yang sudah ada sejak jaman Bali Kuno yang sudah ada sebelum pengaruh Hindu datang ke Bali.
Jenis Barong dan tempat pertunjukan Barong di Bali
-
Barong Ket (Keket)
Jenis Barong ini adalah yang paling populer, menggunakan topeng dengan memadukan bentuk macan, singa, naga dan sapi yang dianggap memiliki kekuatan spiritual, ukurannya cukup besar, panjangnya bisa mencapai 4 meter dan dengan tinggi sampai 2 meter, dan diitarikan oleh 2 orang.
Pementasan untuk kegiatan upacara keagamaan dan sakral seperti di pura pada hari-hari tertentu seperti saat piodalan atau pujawali. Dalam perkembangannya dipentaskan juga sebagai tari hiburan, berikut tokoh Rangda dan juag dilengkapi dengan tarian keris.
Tempat dan lokasi pertunjukan di tempat suci pura dan untuk hiburan dipentaskan di desa Batubulan Gianyar, Kesiman Denpasa, Banjar Suwung di Denpasar, Pura Saraswati Ubud, Pura Dalem Ubud dan Arma Museum Ubud.
-
Barong Bangkal (Bangkung)
Menggunakan topeng dengan bentuk babi (bangkal), di Bali dikenal dua jenis babi dewasa yang jantan dinamakan bangkal dan yang betina dinamakan bangkung. Pada saat ditarikan, pementasanyya dinamakan Ngelawang, menari dari pintu ke pintu di wilayah desa setempat tempat Barong Bangkun tersebut berada.
Ditarikan oleh 2 orang, dan dibarengi oleh pengiring sekaligus penabuh gamelan, bisa sampai 8 – 15 orang berkeliling desa. Saat ini lebih banyak ditarikan oleh anak-anak sampai tingkat remaja. Tari Ngelawang tersebut dimaksud untuk untuk mengusir hal-hal buruk atau negatif sekaligus merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan.
Tempat pementasan bisa ditemukan di sejumlah tempat di Bali, yakni digelar setiap 6 bulan sekali antara Hari Raya Galungan dan Kuningan.
-
Barong Landung
Jenis ini menyerupai manusia yang berperawakan tinggi hingga mencapai 2 meter lebih, biasanya ada sepasang dengan sosok Barong Landing laki-laki yang dinamakan Jro Gede dan yang perempuan adalah Jero Luh, disebut juga sebagai Mantri (raja) dan Galuh (permaisuri). Sosoknya sekilas menyerupai Ondel-ondel di Betawi.
Keduanya merupakan perwujudan Raja Jayapangus seorang raja Bali Kuno yang memiliki istri Kang Cing Wie dari China, dari sini terlihat akulturasi budaya Bali dan China dan keharmonisan sudah terjadi, dipercaya sebagai pelindung untuk menjauhkan manusia dari bahaya.
Tempat dan lokasi pertunjukan, bisa ditemukan saat piodalan atau pujawali pada sebuah pura, terutama untuk wilayah Denpasar, Badung, Tabanan dan Gianyar.
-
Barong Asu
Topeng yang digunakan berbentuk Asu (anjing), Barong sejenis ini memang tidak begitu populer dibandingkan dengan yang lainnya, namun termasuk langka dan sakral, jarang bisa ditemukan keberadaanya di Bali, hanya terdapat di daeran-daerah tertentu saja.
Dipentaskan ketika ada upacara keagamaan, terkadang dengan cara ngelawang, dengan iringan gamelan belegantur, tetamburan atau batel, untuk ngelawang bisa sampai 42 hari dari rumah ke rumah penduduk, dengan suguhan sesajen atau banten prani.
Tempat dan lokasi pertunjukan di wilayah Tabanan dan Badung dan pada hanya hari-hari upacara keagamaan tertentu saja.
-
Barong Kedingkling
Kostum yang digunakan menggunakan topeng oleh seorang penari saja, dengang topeng dan kostum yang berbeda-beda sesuai karakternya, mirip dengan tampilan wayang wong (wayang orang), termasuk juga tokoh-tokoh yang diperankan.
Dikenal juga dengan sebutan Barong Blasblasan dan Nong nong Kling, saat pementasan memiliki alur cerita dengan tema peperangan yang biasanya diambil dari cerita Ramayana, pertunjukan dengan cara ngelawang, yakni ke rumah-rumah penduduk setempat dengan diiringi gamelan bebonangan atau batel.
Lokasi dan tempat pertunjukan pada perayaan hari Raya Galungan atau Kuningan di wilayah kabupaten Gianyar, Klungkung dan Bangli.
-
Barong Gajah
Seperti namanya menggunakan topeng berbentuk gajah dan ditarikan oleh 2 orang penari, ini termasuk tarian yang langka dan sakral. Dalam keyakinan Hindu, gajah diperyaca sebagai tunggangan Dewa Indra sebagai Dewa Perang.
Hanya ada di sejumlah tempat sehingga memang untuk barong jenis ini tidak begitu populer, dipentaskan juga pada hari-hari tertentu saja dengan cara ngelawang dan diiringi dengan gamelan babonangan atau batel.
Tempat pertunjukan di sejumlah tempat di kabupaten Badung, Gianyar, Bangli dan Tabanan pada hari raya tertentu seperti saat hari raya Galungan atau piodalan di pura.
-
Barong Brutuk
Ini termasuk kesenian yang langka dan sangat sakral, merupakan warisan budaya Bali Kuno, ditarikan oleh satu orang penari dengan menggunakan topeng dari batok kelapa dan kostum pakaian dengan keraras (daun pisang kering) dan kesenian ini hanya ada di desa Trunyan di wilayah kabupaten Bangli.
Barong Brutuk ini diyakini sebagai wujud rencang (anak buah) dari Ratu Sakti Pancering Jagat dan Ratu Ayu Dalem Pingit Dasar, dengan cambuk ditangan, lecutan cambuk ditangan yang mengenai penonton diyakini bisa menyembukan penyakit dan potongan-potongan daun pisang diyakini juga bisa membawa berkah dan keselamatan.
Tempat dan lokasi pertunujukan di Pura Pancering Jagat desa Trunyan, setiap 2 tahun sekali saat Ngusaba Kapat Lanang.
-
Barong Macan
Topeng yang digunakan menyerupai wujid harimau, pakaian yang digunakan bermotif loreng seperti warna kulit macan, karena binatang berkaki empat maka akan ditarikan oleh 2 orang penari.
Tari sakral ini dipentaskan pada hari-hari tertentu di sebuah pura, sehingga jarang bisa disaksikan oleh penduduk luar, apalagi wisatawan. Dalam pementasan ada adegan drama tari dalan cerita Tantri yang sarat dengan ajaran-ajaran moral.
Tempat dan lokasi pertunjukan, di desa Penglipuran Bangli dan Tegalalang Gianyar pada saat hari-hari tertentu saja terutama saat piodalan.
Demikian sekilas info tentang keberadaan tari tradisional Barong yang ada di Bali, ada kilas sejarah atau asal-usul yang melatarbelakangi, dan berbagai jenis yang dipentaskan, ada yang bisa ditemukan setiap hari tetapi hanya sebagi tari hiburan namun bukan yang sakral seperti yang dipentaskan di tempat-tempat suci pura.
Kami menyediakan informasi objek wisata di Bali terbaru untuk melengkapi itinerary tour anda bersama sahabat ataupun keluarga, tersedia juga sewa mobil, busa pariwisata, wisata mendaki, cruise, watersport dan rekreasi rafting di Ubud, juga ada layanan fast boat ke Gili Trawangan Lombok.
Leave a Reply