Banyak sejarah-sejarah menarik tentang pulau Bali, yang dulunya merupakan wilayah kerajaan, sejarah tersebut juga terkadang tidak lepas dari kisah legenda yang masih dipercaya sampai saat ini dan salah satu kerajaan yang cukup populer adalah kerajaan Buleleng yang terletak di kawasan Bali Utara.
Ada banyak hal menarik yang bisa ditemukan tentang latar belakang sejarah akan berdirinya kerajaan Buleleng tersebut, mulai dari kisah cinta seorang raja dari kerajaan Gelgel dengan selirnya sampai lahir seorang anak dengan keajaiban fisik dan kekuatan magis sampai akhirnya berdirilah kerajaan Buleleng yang didirikan oleh Ki Barak atau dikenal dengan I Gusti Anglurah Panji Sakti. Pendiri dari kerajaan Buleleng ini sendiri ada hubungannya dengan dinasti dari kerajaan Gelgel
Sejarah Kerajaan Buleleng
Kerajaan Buleleng tersebut didirikan pada tahun 1660 dan dengan raja pertama adalah I Gusti Anglurah Panji Sakti atau Ki Barak Panji Sakti memerintah sampai tahun 1697, Kejayaan Kerajaan Buleleng tergolong cukup singkat puncaknya pada masa pemerintahan raja Ki Barak Panji Sakti, wilayah kerajaan Buleleng dibawah pimpinannya tidak hanya wilayah Buleleng saja, tetapi juga mencapai wilayah Jembrana, Pasuruan dan Blambangan.
Kesaktian Ki Barak Panji Sakti serta senjata pusaka yang dimilikinya, nyaris tidak ada yang berani melakukan pertentangan. Pasukan perangnya yang dikenal dengan Taruna Goak, terkenal sangat kuat dan dibentuk secara khusus, bahkan pasukan tersebut sudah memiliki senjata api yang dimiliki secara diam-diam.
baca juga; sejarah kerajaan Bali kuno >>>
Setelah pemerintahan raja Ki Barak Panji Sakti, dilanjutkan oleh generasi berikutnya yakni Gusti Panji Gede Danudarastra, Gusti Alit Panji, Gusti Ngurah Panji, Gusti Ngurah Jelantik dan Gusti Made Singaraja. Sayangnya kejayaan dinasti atau wangsa Panji Sakti dalam memerintah kerajaan Buleleng cukup singkat.
Ketidakmampuan dari penerus Ki Barak Panji Sakti memimpin kerajaan Buleleng, menyebabkan kerajaan tersebut dikuasai oleh kerajaan Mengwi di tahun 1732, kemudian merdeka lagi di tahun 1752, dan jatuh lagi di tangan kerajaan Karangasem di tahun 1780, raja Karangasem saat itu I Gusti Gde Karang membangun istana di Buleleng dengan nama Puri Singaraja.
Kekuasaan raja Karangasem lama-kelamaan melemah, beberapa kali terjadi pergantian raja dan pada tahun 1825, kerajaan Buleleng diperintah oleh I Gusti Made Karangsem, dalam pemerintahannya ditemani juga oleh patihnya, yakni I Gusti Ketut Jelantik, saat pemerintahan raja I Gusti Ketut Jelantik ini pada tahun 1846 kerajaan Buleleng mendapat serangan dari pasukan kolonial Belanda.
Di bawah pimpinan patih I Gusti Ketut Jelantik pasukan kerajaan dan rakyat Buleleng melakukan perlawanan sengit melawan Belanda, benteng Jagaraga yang menjadi perlindungan kerajaan Buleleng tidak mampu ditembus oleh pasukan Belanda.
baca juga; daftar tempat wisata di Buleleng >>>>
Kemudian serangan berikutnya kembali dilakukan oleh kolonial Belanda pada tahun 1848, pasukan kerajaan masih bisa bertahan, namun akhirnya pada serangan ketiga pasukan Belanda pada tahun 1849 mampu meruntuhkan benteng Jagaraga kerajaan Buleleng, sehingga akhirnya kerajaan Buleleng bisa dikalahkan oleh Belanda dan akhirnya Buleleng menjadi kekuasaan Belanda.
Keberadaan kerajaan Buleleng pada saat berdirinya ada yang mengaitkan dengan keberadaan dinasti Warmadewa yang memerintah Bali kala itu, seperti diketahui dinasti Warmadewa memerintah Bali pada masa kerajaan Bali kuno, masa dimana sebelum masuknya pengaruh Majapahit datang ke Bali. sedangkan Kerajaan Buleleng ini berdiri, pada saat pemerintahan I Gusti Ngurah Jelantik yang diberi gelar Dalem Segening dan memerintah Kerajaan Gelgel diantara tahun 1580-1665 M. Raja Buleleng sendiri adalah anak dari I Gusti Ngurah Jelantik dengan seorang selir istana.
baca juga; tradisi megoak-goakan di Buleleng >>>>
Pendiri kerajaan Buleleng jelas ada hubungannya dengan salah satu raja dari kerajaan Gelgel. Lalu apa hubungannya kerajaan Buleleng dengan dinasti Warmadewa yang memerintah Bali pada jaman kerajaan Bali kuno, kemunduran dari pemerintahan kerajaan Bali kuno seperti saat pemerintahan dinasti Warmadewa, diperkirakan munculnya kerajaan-kerajaan baru, salah satunya adalah kerajaan Buleleng yang merupakan kerajaan baru di jaman kerajaan Gelgel.
Riwayat Ki Barak Panji Sakti dan Kerajaan Gelgel
Sosok Ki Barak Panji Sakti, tentu tidak asing lagi bagi warga Bali apalagi untuk warga Buleleng, pendiri dari kerajaan Buleleng ini merupakan keturunan dari I Gusti Ngurah Jelantik yang saat itu penguasa raja Gelgel di Klungkung yang memerintah antara tahun 1580-1665 Masehi.
Paras cantik dari seorang yang hamba sahaya atau selir bernama Ni Luh Pasek Gobleg dari desa Panji di Den Bukit, Buleleng, membuat sang raja jatuh hati, hubungan terlarang terjadi sehingga lahir seorang anak bernama Ki Barak pada tahun 1584 Masehi. untuk menutupi aibnya anak tersebut diserahkan kepada I Gusti Jelantik Bogol sebagai anak angkat, dan Ki Barak diberi nama Gusti Gede Kepasekan.
baca juga; sejarah tentang Bali >>>>
Seperti legenda yang masih dipercaya sampai saat ini, kalau bayi tersebut sudah memiliki keajaiban dan kesaktian sejak kecil, konon sinar kecil keluar dari kepala Ki Barak, yang menandakan wibawa ataupun prabawa akan pertanda kebesaranya, bahkan tubuhnya berwarna merah, sehingga diberi nama Ki Barak. Melihat tanda-tanda tersebut, timbul kekhawatiran dari Raja kalau prabwa ataupun wibawa dari Ki Barak panji akan menyisihkan putra mahkota, untuk itulah sang permaisuri, yakni I Gusti Ayu Brang-Singa minta agar Ki Barak dijauhkan dan diasingkan dari istana.
Maka saat itulah, ketika Ki barak Panji berumur 12 tahun, diminta secara halus meninggalkan istana, untuk tinggal di desa Panji, den bukit yang merupakan asal ibu kandungnya, Ni Luh Pasek Gobleg, ditemani ibu, pamanya I Wayan Pasek serta 40 orang prajurit serta pusaka leluhur, beranjak ke Den Bukit. Dari sinilah Ki Barak panji melakukan upaya penyatuan wilayah Den Bukit dan menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Buleleng.
Pada umur 17 tahun Ki barak berhasil membunuh penguasa den Bukit, dan saat itulah Ki Barak dinobatkan raja dengan gelar I Gusti Anglurah Panji Sakti dan wilayah kerajaannya dinamakan Buleleng. Jadi Ki Barak Panji Sakti memiliki hubungan dara dengan dinasti dari kerajaan Gelgel.
* disadur dari beberapa sumber
Dalem Segening memiliki misi tertentu untuk menstabilkan pemerintahan yang kala itu tidak kondusif di internal kerajaan Gelgel. Dalem Segening memperistri beberapa selir termasuk ibu Ki Barak. agar keturunan-keturunannya nanti tidak terpecah-belah, mengingat saudara, kerabat dan keluarga Dalem, secara bergantian ingin menduduki singgasana Gelgel.
Ki Barak adalah salah satu keturunan Dalem Segening dari salah satu selir. Perlu dicatat, jangan samakan kejadian dinasti Warmadewa (Bali Kuno) dengan era Kepakisan (Bali Majapahit). Sebelum ekspansi Majapahit ke Bali, kerajaan Buleleng belum terbentuk. Den Bukit atau Bululeng baru terbentuk ketika Dalem Segening berada dalam pengasingan di desa Sidemen, saat itu kerajaan Gelgel berhasil dikudeta oleh Agung Maruti.
Saat dalam pengasingan, Dalem Segening menyusun rencana untuk merebut kembali Swecapura yakni bersekutu dengan para keturunannya , salah satu dari Den Bukit, yaitu Anglurah Panji Sakti. Sebagai tambahan, Anglurah Panji Sakti sebelunya memang dikhususkan untuk bertugas di Den Bukit, bukan sebagai raja, tapi Anglurah, jabatan yg boleh disejajarkan dengan Tumenggung.
Istilah pengusiran atau karena takut dengan wibawa Anglurah Panji Sakti oleh Dalem Segening belum dapat dibuktikan, karena ketika lahir situasi keluarga kerajaan Gelgel sedang memanas, dipenuhi intrik perebutan kekuasaan. Sedangkan Anglurah Panji sendiri bukan bagian dari keluarga inti kerajaan.