Bagi yang suka wisata dan rekreasi alam petualangan, maka akan tidak lengkap rasanya jika belum pernah mendaki gunung, karena di sepanjang perjalanan mendaki kita benar-benar bisa menikmati keindahan alam yang tidak bisa kita temukan di tempat wisata mainstream lainnya, dan tentunya akan menjadi pengalaman liburan baru yang layak untuk dikenang. Namun demikian saat anda mendaki perlu juga diketahui larangan atau pantangan di tempat tersebut, sehingga perjalanan wisata anda sesuai dengan harapan, termasuk juga ketika mendaki Gunung Agung.
Sekilas tentang Gunung Agung
Merupakan gunung tertinggi di pulau Dewata Bali, dengan ketinggian 3.031 mdpl, berada di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, dalam peta wisata berada di kawasan pariwisata Bali Timur. Tipe gunung ini adalah gunung berapi aktif tipe stratovolcano, terdapat kawah besar dan dalam di puncaknya, yang kadang-kadang mengeluarkan asap. Gunung inipun disakralkan oleh umat Hindu sebagai stana para Dewa. Untuk itulah mereka yang akan mendaki perlu mengetahui sejumlah larangan dan pantangan untuk menjaga kesakralan tempat suci tersebut.
baca juga; gunung Agung di Bali >>>>
Seperti di ketahui pulau Dewata Bali sendiri yang menjadi salah satu pariwisata andalan di Indonesia, tidak hanya menawarkan pesona indah alam pantai, sawah berundak ataupun seni dan budayanya saja, tetapi juga keindahan spektakuler yang bisa anda nikmati saat wisata mendaki, terutama ketika mendaki Gunung Agung, yang menjadi salah satu tujuan mendaki paling populer di pulau Dewata Bali. Jalur pendakian ada 3, yakni dari pura pasar Agung, pura Besakih dan desa Budakeling.
foto; via Widi Yasa
Puncak tertinggi di pulau Bali ini, memang menawarkan tantangan tersendiri bagi para pendaki, selain indah dan cantik, jalur pendakian juga tergolong cukup mudah, bahkan untuk sekaligus untuk pendaki pemula, yang mana puncak tertinggi dari Gunung Agung (puncak 1) hanya butuh sekitar 6 jam perjalanan naik, sedangkan pada puncak 2 hanya butuh sekitar 4 jam saja, jika anda mendaki dari pura Pasar Agung di desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Untuk start point mendaki di Pura Pasar Agung silahkan cek di google maps.
baca juga; wisata mendaki gunung Agung >>>>
Banyak wisatawan yang tertarik mendaki Gunung Agung tersebut, gunung inipun menjadi salah satu tempat suci bagi umat Hindu. Seperti halnya tempat suci lainnya di Bali, seperti pura yang juga beberapa diantaranya menjadi tujuan wisata tour, tentu juga ada larangan dan pantangan ketika wisatawan memasuki areal pura tersebut, begitu juga ketika mendaki ke Gunung Agung, larangan dan pantangan juga diberlakukan, agar tidak terjadi hal-hal buruk.
Larangan dan pantangan Mendaki Gunung Agung
Jika anda berencana mendaki ke Gunung Agung, wajib mengetahui beberapa larangan atau pantangan saat melakukan pendakian, yang mana diantaranya :
- Larangan dan pantangan mendaki saat upacara keagamaan di Pura Besakih
Pura Besakih merupakan pura terbesar di Bali yang letaknya dekat dengan Gunung Agung. Saat pura tersebut ada upacara keagamaan, pendaki dilarang untuk mendaki ke Gunung tersebut, karena masyarakat meyakini bahwa tidak boleh ada orang yang posisinya lebih tinggi dari pura Besakih. - Mendaki harus disertai pemandu
Pentingnya pemandu tidak hanya sebagai penunjuk jalan tetapi bertugas melaporkan jika ada hal buruk yang terjadi, dan lebih cepat berkoordinasi dengan team pemandu yang ada di kawasan tersebut. Selain itu, pemandu (guide) juga dapat membantu para pendaki menjelaskan berbagai aturan serta larangan atau pantangan yang tidak boleh dilakukan di Gunung Agung. Biasanya sebelum mendaki, pemandu akan memberi informasi berupa aturan tak tertulis, dan selama perjalanan pemandu juga akan menjelaskan beberapa sejarah tentang gunung Agung. - Larangan atau pantangan membawa daging sapi
Menurut Hindu, sapi adalah hewan mulia dan suci yang di anggap sebagai kendaraan para dewa. Maka dari itu, seluruh umat hindu tidak diperkenankan memakan daging sapi ataupun olahannya. Sama halnya dengan para pendaki yang tidak diijinkan membawa daging sapi serta berbagai olahannya ke tempat yang dipercayai sebagai tempat suci dan disakralkan. - Larangan dan pantangan mengambil air suci
Gunung Agung memiliki beberapa sumber mata air yang mana air tersebut disucikan oleh masyarakat Hindu. Biasanya air dari sumber mata air tersebut digunakan sebagai kegiatan persembahyangan umat hindu yang diyakini sebagai air suci dari para dewa. Maka dai itu, masyarakat umum dilarang menggunakan air tersebut, bahkan jika ingin menggunakan air tersebut harus bersembahyang terlebih dahulu, untuk tanya guide anda selama mendaki. - Larangan dan pantangan mendaki saat berkabung
Jika anda sedang berkabung, seperti ada sanak saudara atau keluarga dekat yang meninggal, orang Bali menyebutnya dengan ‘Sebel”, pada situasi yang sedang sebel (berkabung), suasana sedang bersedih tersebut dilarang mendaki ke Gunung Agung. Masa berkabung tersebut biasanya sekitar 11 hari, sesuai adat masing-masing desa terutama untuk orang Bali. - Tidak boleh duduk sembarangan
Selama perjalanan pendaki akan menemukan beberapa batu yang disucikan sebagai pelinggih atau tempat persembahyangan yang berfungsi sebagai tempat untuk memohon keselamatan dan kelancaran saat mendaki. Maka dari itu pendaki tidak boleh duduk sembarangan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. - Larangan dan pantangan mendaki saat datang bulan
Karena perjalanan yang dilalui cukup lama dan jauh, bagi wanita yang sedang datang bulan disarankan untuk tidak mendaki ke karena menghindari pendaki yang membuang pembalut yang digunakannya sehingga dapat mengotori lingkungan. Gunung Agung adalah tempat yang disucikan oleh umat Hindu, dan untuk memasuki tempat suci, maka orang yang datang bulan tidak diperbolehkan untuk mendaki. - Larangan mendaki saat gunung aktif
Gunung Agung ditutup untuk pendaki, saat gunung tersebut menunjukkan aktivitasnya. Apalagi sampai mengalami erupsi. Bahkan status Gunung Agung sempat berada di level IV (awas), kemudian turun menjadi level III (siaga) dan per-16 Juli 2020 diturunkan ke level II (waspada) dan jika belum status gunung tersebut di level I (normal), maka dilarang untuk mendaki.
Demikian sekilas informasi mengenai larangan-larangan atau pantangan-pantangan, serta hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama mendaki Gunung Agung yang wajib dipatuhi. Karena sejumlah masyarakat mempercayai bahwa erupsinya Gunung Agung terjadi karena ulah manusia atau pendaki yang mencemari areal gunung dengan hal-hal yang tidak terpuji, sehingga para dewa yang bersemayam disana membersihkan areal tersebut dengan cara mengeluarkan beberapa bahan untuk membersihkannya yang terjadi saat adanya letusan.
baca juga; larangan-larangan atau pantangan saat liburan di Bali >>>>
Maka dari itu, diharapkan semua pendaki yang akan mencoba mendaki ke Gunung Agung agar mentaati dan mematuhi larangan dan pantangan tersebut, jika itu dilanggar diyakini akan terjadi hal-hal buruk pada saat mendaki atau bahkan di beberapa hari kemudian.
Mendaki gunung Agung atau mendaki dimanapun, peranan guide akan sangat penting, selain bisa menunjukkan peta jalan agar tidak tersesat, bisa mengetahui info detail mengenai tempat mendaki tersebut, dan guide atau pemandu wisata ini biasanya dari perkumpulan warga lokal, sehingga jika terjadi sesuatu mereka akan lebih mudah berkomunikasi, bekerjasama dan mengatasinya.
Untuk melengkapi kebutuhan liburan anda, maka kami sediakan berbagai paket tour murah di Bali, mulai dari tour setengah hari sampai paket tour 6 hari. Disediakan juga layanan sewa mobil, baik itu sewa mobil lepas kunci ataupun sewa sekaligus dengan supir. fast boat ke Gili Trawangan Lombok, Nusa Penida dan Lembongan kami sediakan dengan harga lebih murah. Termasuk juga berbagai jenis rekreasi alam petualangan, selain wisata mendaki tersedia watersport, Odyssey Submarine, cruise, rafting di Ayung Ubud dan Telaga Waja.
Leave a Reply