Tahukah anda Makam Jayaprana yang terletak di wilayah Bulelelng atau kawasan pariwisata Bali Utara? Tempat ini memang bukan tujuan tour bagi wisatawan yang liburan ke Bali, namun menjadi destinasi yang cukup populer bagi warga Hindu untuk tujuan persembahyangan atau ziarah.
Seperti diketahui kawasan Bali Utara memang terdapat sejumlah pura penting yang menjadi tujuan persembahyangan atau Tirtayatra bagi umat Hindu, diantaranya pura Pulaki, Melanting, Ponjok Batu, sejumlah pura di pulau Menjangan yang bisa dikemas dengan Makam Jayaprana sebagai tempat wisata ziarah.
baca juga; Pura atau pelinggih di pulau Menjangan >>>
Makam Jayaprana di wilayah Kabupaten Buleleng atau kawasan pariwisata Bali Utara ini, memang termasuk yang paling sering dikunjungi oleh umat Hindu, lokasinya yang strategis dengan pura-pura lainnya di kawasan ini, menjadikannya sebagai tujuan wisata ziarah yang cukup populer di Bali Utara.
Makam Jayaprana terletak di bagian Barat wilayah kabupaten Buleleng, lokasinya berbatasan berdekatan dan searah perjalanan menuju kabupaten Jembrana, yang merupakan kawasan wisata Bali Barat.
Bagi kalangan warga Hindu Bali, kisah Jayaprana cukup melegendaris dan tidak asing lagi, kalau diluar sana kisah roman sedih dan pilu dikenal dalam cerita Romeo dan Juliet, sedangkan di Bali kisah Jayaprana dan Layonsari dikenal sebagai kisah cinta dua sejoli yang berakhir tragis.
Kisah cinta dua sejoli tersebut bahkan sering diangkat dalam pementasan seni tari di Bali, baik itu berupa drama tari dan sendratari, menjadi sebuah kesenian rakyat yang cukup diminati sampai saat ini.
baca juga; seni tari tradisional Bali >>>>
Bahkan sampai saat ini kita bisa menemukan Makam Jayaprana di Buleleng ini sebagai saksi bisu mengenai kisah cinta mereka, keberadaan makam di tengah hutan diyakini sebagai makam dari Jayaprana sangat mengundang perhatian warga Bali.
Warga yang berencana melakukan persembahyangan ke kawasan pura Pulaki, Melanting, Pemuteran dan juga pulau Menjangan juga menyempatkan waktu untuk berziarah ke makam Jayaprana tersebut, karena lokasinya berdekatan dan searah perjalanan.
Makam Jayaprana dan Layonsari di Buleleng Bali
Lokasi makam Jayaprana terletak di tengah hutan Teluk Terima, masih wilayah hutan kawasan Taman Nasional Bali Barat di desa Sumber Kelampok, Kecamatan Grokgak, Kabupaten Buleleng – Bali Utara. Kuburan tersebut dibuatkan sebuah tempat menyerupai altar sebagai tempat bersembahyang.
Warga yang hendak berziarah atau bersembahyang masuk dalam sebuah ruangan, dipimpin oleh seorang pemangku, tempat persembahyangan tidak seperti sebuah pura yang pelinggihnya berada pada sebuah ruang terbuka.
baca juga; Taman Nasional Bali Barat >>>>
Namun demikian karena warga yang datang dengan tujuan bersembahyang maka makam tersebut dikenal juga sebagai pura Teluk Terima atau Pura Jayaprana.
Dari pusat kota Denpasar akses menuju Teluk Terima sekitar 160 km, dari pusat kota Singaraja sekitar 60 km, sedangkan jarak dari Gilimanuk sekitar 13 km. Lokasi makam Jayaprana berada di jalan raya Gilimanuk – Singaraja, di pinggir jalan raya ada sebuah pura penyawangan.
Tetapi jika anda ingin langsung menuju pura Teluk Terima atau ke Makam Jayaprana Buleleng ini maka anda harus menapaki ratusan anak tangga untuk menuju lokasi makam, berada di puncak bukit kecil tengah hutan membuat tempat ini tidak hanya menjadi tujuan persembahyangan saja, tetapi juga tujuan wisata yang cukup indah.
Dari tempat makam ini anda bisa menyaksikan keindahan laut Teluk Terima, semilir angin tengah hutan jauh dari keramaian, membawa kesan damai, tenang dan menyenangkan. Sehingga makam Jayaprana ini menjadi tempat wisata rohani menyenangkan.
Liburan bersama keluarga ataupun rekan ke kawasan pariwisata Bali Barat, selain mengunjungi tempat rekreasi alam, anda bisa juga mengatur kunjungan tour anda untuk mengunjungi makam ini, untuk mengetahui makam dua sejoli yang melegenda dan populer di pulau Dewata Bali.
Sejarah dan kisah Jayaprana dan Layonsari
Makam Jayaprana dan Layonsari di Buleleng ini juga menjadi bagian wisata sejarah lokasinya di kawasan pariwisata Bali Utara dan berbatasan serta berdekatan dengan sejumlah destinasi wisata di Bali Barat.
Cerita sejarah dan kisah cinta Jayaprana dan Layonsari ini sendiri memang sudah menjadi kisah merakyat yang sering dipentaskan dalam pragmen tari dan drama gong.
Dalam cerita tersebut dikisahkan I Nyoman Jayaprana adalah seorang anak yatim piatu yang mana seorang kakak perempuannya dan kakak laki-lakinya termasuk kedua orang tuanya meninggal karena wabah penyakit.
Hidup sendiri, maka Nyoman Jayaprana harus bertahan untuk hidup, maka dia memberanikan diri untuk datang dan menghadap raja Kalianget dengan tujuan mengabdi kepada raja.
baca juga; tempat wisata populer di Bali Utara >>>>
I Nyoman Jayaprana diterima di kerajaan Kalianget, tumbuh besar menjadi seorang remaja yang mempunyai wajah rupawan, walaupun usianya baru menginjak 12 tahun. Jayaprana sangat rajin sehingga disayangi oleh raja.
Pada suatu ketika raja memerintahkannya untuk memilih salah satu dayang istana ataupun gadis lain sesuai keinginan Jayaprana untuk dijadikan istri, sebagai abdi setia tidak kuasa menolak, walaupun belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup.
Namun akhirnya Nyoman Jayaprana menemukan juga tambatan hati bernama Ni Nyoman Layonsari anak dari seorang Jero Bendesa di Banjar Sekar, akhirnya raja menulis surat kepada Bendesa. Bendesapun setuju, akhirnya dipilih hari Selasa, Legi, wuku Kuningan merayakan acara pernikahan mereka.
Raja merasa sangat terpesona dengan kecantikan Ni Nyoman Layonsari, setelah upacara pernikahan kedua mempelai Jayaprana dan Layonsari pulang ke rumahnya.
baca juga; sejarah kerajaan Bali kuno >>>>
Raja memendam rasa yang sangat dalam untuk bisa memiliki Ni Layonsari, kecantikannya membuat raja mabuk kepayang, untuk itulah dikumpulkan maha patih dan abdi-abdinya, mencari cara agar bisa memisahkan pasangan mempelai tersebut, kalau tidak, raja bisa mangkat karena dirundung rasa sedih.
Setelah berbagai saran dan pertimbangan, maka diputuskan cara dengan mengeluarkan perintah kepada Jayaprana untuk menyelidiki perompak di Teluk Terima.
Menerima titah tersebut Jayaprana yang baru 7 hari menikah tersebutpun tidak kuasa menolak, walaupun istrinya Ni Layonsari sudah memiliki firasat buruk melalui mimpi. Namun sebagai seorang abdi dan merasa hutang budi kepada raja tetap menerima titah tersebut.
Dengan sejumlah pasukan, para berbekel dan patih I Saunggaling maka berangkatlah rombongan tersebut. Dalam perjalanan Jayaprana sering mendapat firasat buruk dan mengetahui dirinya akan dibinasakan.
Setelah tiba di hutan Teluk Terima, patih I Saunggaling menyerahkan surat raja, isinya merupakan titah dan mengatakan Jayaprana telah berdosa melampaui tingkah raja karena memiliki istri cantik dan memerintahkan tidak melawan karena akan dibunuh oleh I Saunggaling.
Akhirnya di hutan Teluk Terima inilah Jayaprana dibunuh, Layonsari yang mendengar suaminya telah dibunuh akhirnya ikut bunuh diri.
Pantangan dan doa di makam Jayaprana Buleleng
Kisah dari Jayaprana dan Layonsari ini sangat diyakini oleh warga, sehingga sejumlah mitospun muncul, seperti mitos larangan melewati sepanjang jalan Makam Jayaprana yaitu jalur Gilimanuk – Singaraja.
Jika seseorang ingin melakukan iring-iringan atau prosesi pernikahan, karena ada keyakinan kedua sejoli yang meninggal tragis tersebut merasa iri dengan pasangan yang sedang melakukan pernikahan, untuk itulah dicarikan ke alternatif jalan lain.
baca juga; larangan dan pantangan saat liburan di pulau Bali >>>>
Dan jika tidak ada alternatif lain, dan harus melintasi jalan sepanjang pura, maka dalam perjalanan kedua mempelai harus dipisahkan tidak berada dalam satu mobil dan ini diyakini cara itu bisa mengelabui. Sampai saat inipun mitos tersebut masih dipercaya oleh warga.
Selain ada larangan tersebut tentu juga ada doa-doa bagi orang-orang tertentu agar keinginannya terkabul, bahkan dengan tujuan tersebut, pengunjung dari luar Balipun datang ke Makam atau Pura Jayaprana ini.
Mereka yang datang ke sinipun dengan aneka macam tujuan, diantaranya; doa untuk agar diberikan jodoh, banyak muda-mudi yang datang memanjatkan rasa bakti dan mengharap agar cepat dapat jodoh sedangkan bagi pasangan kekasih mohon agar cinta mereka terjalin abadi.
Di Makam Jayaprana ini diyakini juga bisa sebagai tempat memohon agar bisnis atau usaha dilancarkan dan sukses sehingga banyak wiraswasta datang ke sini dan memohon agar dikaruniai anak karena disini diyakini berstana Dewa atau Dewi Kesuburan sehingga pasangan suami istri yang masih juga belum punya keturunan tidak ada salahnya untuk mencobanya.
baca juga; pura tempat memohon anak atau keturunan >>>>
Makam Jayaprana di Buleleng ini, sekarang cukup populer, seiring berkembangnya teknologi, banyak orang yang bisa menyebarkan berita dan mengakses informasi dengan mudah.
Banyak rombongan umat Hindu atau bahkan rombongan keluarga kecil yang sengaja datang ziarah ke makam ini, selain karena tujuan ziarah dan rekreasi tentu rasa penasaran ingin tahu akan keberadaan makam tersebut.
Bali Tours Club menyediakan layanan wisata lengkap, mulai dari tiket fast boat ke Gili Trawangan Lombok, sewa mobil, sewa bus pariwisata sampai paket tour murah lengkap. Sejumlah rekreasi juga disediakan, seperti rekreasi Ayung rafting di Ubud, watersport dan rekreasi kapal selam Odyssey Submarine dengan harga lebih murah, melengkapi kebutuhan liburan anda.
Leave a Reply