Pura Erjeruk di Sukawati

Menikmati perjalanan wisata di pulau Dewata Bali tentu tidak lepas dengan keindahan pemandangan alam oleh pulau mungil ini, namun demikian tidak hanya objek wisata alam saja yang sanggup menarik wisatawan untuk betah dan tinggal lebih lama, sejumlah peninggalan budaya serta seni sanggup menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan. Pulau Bali yang dikenal juga dengan sebutan Seribu Pura, memang memiliki ribuan pura, hampir setiap jengkal tanah di Bali berdiri sebuah pura, yang juga menandakan penduduk di pulau ini mayoritas pemeluk Hindu. Salah satu pura yang cukup menjadi perhatian adalah Pura Erjeruk di Sukawati, Gianyar.

lanjut baca; Bali sebagai pulau Dewata atau Seribu Pura >>>>

Bali memang memiliki sejumlah pura yang cukup populer bagi wisatawan, karena pura tersebut menjadi objek wisata seperti Pura Besakih, Uluwatu, Tanah Lot, Ulun Danu Beratan dan Goa Lawah. Keberadaan Pura Erjeruk di Sukawati Gianyar ini memang bukan termasuk dalam daftar objek wisata populer di Bali, tetapi keberadaan pura ini cukup dikenal oleh kalangan umat Hindu di Bali, selain mereka untuk bersembahyang memohon keselamatan, warga juga percaya di Pura Erjeruk ini tempat memohon supaya tanaman subur dan terbebas hama. Selain itu di tempat ini dipercaya juga sebagai tempat memohon anak atau keturunan.

Pura Erjeruk di Gianyar Bali

Pura Erjeruk di Sukawati Gianyar

Alamat atau lokasi Pura Erjeruk di jalan pantai Purnama, Banjar Gelumpang, Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali. Jarak dari pusat kota Denpasar melalui by pass Ida Bagus Mantra hanya berkisar 16 km, lokasinya cukup dekat dan terjangkau dari bypass Ketewel – Kusamba sekitar 300 meter belok kiri menuju ke arah pantai. Pura Erjeruk ini merupakan salah satu pura Dang Kahyangan di Bali, sehingga menjadi tempat persembahyangan bagi seluruh umat Hindu dan tidak menjadi pemujaan oleh golongan tertentu. Pura ini diempon oleh 13 subak di kawasan Sukawati Gianyar.

baca juga; mengenal Subak di Bali >>>>

Pura Erjeruk di Gianyar ini berhubungan dengan perjalanan suci Dang Hyang Nirarta (Dang Hyang Dwijendra), pura ini sebagai petilasan sang Maharsi, pohon Klampuak (sejenis pohon jambu hutan) tumbuh rindang di bagian halaman utama pura, pohon tersebut menjadi saksi bisu perjalanan Dang Hyang Nirartha, dan di pohon ini diyakini adalah tongkat sang Maharsi yang ditancapkan di Pura Er Jeruk.

Pujawali atau piodalan di Pura Erjeruk Gianyar ini setiap 6 bulan sekali, bertepatan pada hari Buda (Rabu) Kliwon Pahang. Pada saat pujawali tersebut, banyak umat dari luar wilayah Sukawati juga datang ke Pura Erjeruk untuk memohon keselamatan, sedangkan bagi warga subak juga memohon agar tanah pertanian subur dan dijauhkan dari hama.

Pura Erjeruk di Sukawati Gianyar

Di halaman utama (utamaning mandala) Pura Erjeruk juga terdapat pelinggih dengan Menjangan Seluang ini menandakan sebagai tempat pemujaan untuk Mpu Kuturan yang telah banyak berjasa menata kehidupan beragama di Bali, terdapat juga meru tumpang telu (tiga) sebagai tempat pemujaan Dang Hyang Nirartha (Dang Hyang Dwijendra), dua tokoh inilah sebagai Adi Guru Loka menjadi gurunya raja dan rakyat Bali menanamkan sikap Tri Kona (Utpeti, Stithi, Pralina) kepada rakyat.

baca juga; piodalan atau pujawali pura di Bali >>>>

Sikap Tri Kona tersebutlah menuntun manusia agar kehidupannya seimbang, seperti Utpeti menciptakan sesuatu yang pantas diciptakan, Stithi melindungi sesuatu yang oatut dilindungi dan Pralina suatu usaha untuk melebur hal-hal usang yang patut untuk di pralina, ketiga konsep tersebut berhubungan dengan kelahiran, kehidupan dan kematian dan berhubungan juga dengan kekuatan Tri Murthi yaitu Brahma, Wisnu, Siwa yang berstana di Pura Kahyangan Tiga. Banyak ajaran-ajaran mulia yang diajarkan, sehingga umat Hindu di Bali wajib menghormati jasa-jasanya.

Disini juga merupakan jejak sejarah perjalanan Dang Hyang Nirartha, beliau sebagai sang maha guru dalam menata kehidupan agama Hindu distanakan, sebagai penghormatan terhadap Maharsi yang telah berjasa, untuk itulah pura Erjeruk ini sebagai salah satu bagian dari Pura Dang Kahyangan di Bali. Di Pura Erjeruk Sukawati Gianyar ini juga terdapat patung patung suami-istri dengan sikap Tri Kona, patung Lanang (laki) duduk bersila dengan sikap padmasana sedangkan patung istri (wanita) duduk bersimpuh dengan sikap bajraasana.

lanjut baca; sejarah agama Hindu di Bali >>>>

Di halaman tengah (madya Mandala) pura Erjeruk di Sukawati Gianyar ini, terdapat juga sejumlah pelinggih, seperti pelinggih gedong sebagai tempat atau stana Ratu Gede atau orang-orang besar yang berkuasa di Bali, bahkan konon pelinggih tersebut sebagai stana atau roh suci dari raja Gelgel Dalem Waturenggong yang juga dikenal sebagai Ratu Gede.

Yang cukup unik dan menarik di pura Erjeruk ini adalah sebuah pelinggih di halaman tengah pura, terdapat Pelinggih Dugul sebagai stana Ratu Nganten, di tempat ini juga terdapat patung Ratu Brayut, yang mana di tempat tersebut, bagi pasangan suami-istri dipercaya untuk memohon keturunan atau memohon anak. Mereka yang sulit mendapatkan keturunan dan telah mencoba berbagai cara namun tidak berhasil, maka anda bisa mencoba untuk memohon anugerah ditempat ini, dengan pikiran dan hati suci serta tulus ikhlas penuh keyakinan.

lanjut baca; pura tempat memohon keturunan atau anak di Bali >>>>

Sehingga bisa disimpulkan, pura yang diempon oleh kelompok subak di sukawati untuk memohon keselamatan juga kesuburan pertanian dan dijauhkan dari hama penyakit, termasuk juga sebagai tempat bagi pasangan suami-istri untuk memohon keturunan atau anak.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top