Pura Kahyangan Tiga di Bali

Sebutan Bali sebagai pulau Seribu Pura ataupun pulau Dewata memang sangat beralasan, bahkan tidak hanya ribuan bahkan jutaan pura terdapat di pulau Bali baik itu pura besar ataupun kecil yang dibangun dan terletak di setiap pekarangan penduduk yang beragama Hindu.

Sebagai tujuan wisata sejumlah pura Kahyangan Jagat juga dijadikan sebagai tujuan objek wisata di Bali, beberapa diantaranya pura Uluwatu, pura Besakih, Lempuyang, Rambutsiwi, Tanah Lot, Taman Ayun, Goa Lawah dan Besakih. Namun pada halaman ini admin coba mengulas tentang keberadaan Pura Kahyangan Tiga di Bali.

lanjut baca; Bali sebagai pulau Dewata atau pulau Seribu Pura >>>>

Bagi anda seorang warga Hindu Bali tentu paham apa itu Pura Kahyangan Tiga tersebut, secara etimologi berasal dari dua kata yaitu “Kahyangan” yang berarti tempat suci dan Tiga berarti tiga, dan kalau digabungkan berarti 3 tempat suci. Memang benar sekali, sesuai namanya 3 buah tempat suci tersebut berdiri di setiap desa Pakraman atau desa adat yang ada di Bali.

Dari sini pulalah cikal bakal konsep Trimurti yaitu Dewa Barhma, Wisnu dan Siwa di Bali. Pura Kahyangan Tiga ini diyakini juga sebagai pemersatu berbagai sekte dan beda keyakinan, dan menjadi sejarah dan tonggak penting persatuan umat beragama Hindu di Bali.

Pura Kahyangan Tiga di Bali - Pura Puseh Batuan

Tiga tempat suci atau Pura Kahyangan Tiga di Bali tersebut meliputi;

  • Pura Desa atau Pura Bale Agung, merupakan pura tempat bersatananya Dewa Brahma yang berfungsi menciptakan alam semesta.
  • Pura Puseh, tempat bersatanya atau tempat pemujaan Dewa Wisnu dalam fungsinya sebagai Dewa Pemelihara seluruh alam semesta.
  • Pura Dalem, Tempat bersatananya atau memuja Dewa Siwa dengan wujud DEwi Durga yang berfungsi sebagai pelebur atau pralina.

Salah satu pura Kahyangan Tiga yang menjadi objek wisata di Bali adalah Pura Puseh Batuan, yang juga merupakan Pura Puseh tertua di Bali dibangun pada tahun Isaka 944 atau 1022 Masehi.

Sejarah Tentang Pura Kahyangan Tiga di Bali

Walaupun belum ada sejarah yang secara gamblang mencatat bagaimana akhirnya Pura Kahyangan Tiga dibangun di setiap desa Pakraman di Bali.

Namun sejumlah sumber menyatakan bahwa Pura Kahyangan Tiga di Bali mulai ada dari sejak pemerintahan raja suami-istri di Bali yaitu Sri Dharma Udayana dan Gunaprya Dharmapatni yaitu pada masa kerajaan Bali kuno.

lanjut baca; sejarah kerajaan Bali kuno >>>>

Pada masa memerintah kerajaan diantara tahun 989 -1011 Masehi, terdapat banyak aliran kepercayaan kepada Tuhan serta sekte-sekte seperti; Siwa Sidhanta, Ganaptya, Waisnawa, Pasupata, Budha, Brahma, Bhairawa, Resi dan Sora.

Perbedaan kepercayaan dan aliran tentunya rentan dengan pertentangan. perselisihan karena adanya beda pendapat antara pengikut aliran masing-masing, perselisihan seperti ini mengganggu ketertiban dam kehidupan masyarakat dan membawa pengaruh buruk pada roda pemerintahan kerajaan kala itu.

Menyadari akan hal tersebut maka raja memerintahkan Mpu Kuturan yang memiliki pasraman dan sekarang bernama Pura Silayukti di Karangasem, untuk memecahkan masalah tersebut, akhirnya disepakatilah adanya pesamuan (pertemuan) dengan tokoh-tokoh agama dan sekte, pesamuan tersebut diadakan dan dipimpin oleh Mpu Kuturan, pertemuan (pesamuan) digelar di desa Bedahulu, Gianyar.

lanjut baca; Pura Silayukti di Karangasem >>>>

Tempat yang digunakan untuk melakukan pertemuan (Pesamuan) tersebut sekarang dikenal dengan nama Pura Samuan Tiga, disinilah tonggak penting dan bersejarah yang mengatur sejumlah peradaban di Bali.

Dari pertemuan dengan tokoh-tokoh pemuka agama di Bali maka dihasilkan keputusan, agar setiap lingkungan masyarakat desa yang mana sekarang dinamakan desa Pakraman atau desa adat agar dibangun Pura Kahyangan Tiga yang berfungsi memuja Dewa Trimurti.

Adapun bagian dari Dewa Trimurti tersebut diantaranya Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa, sehingga setiap sekte dan aliran tersebut bisa bersatu memuja di tempat yang sama dan tidak ada pemahaman berbeda.

Dan ini adalah momentum bersejarah dalam perkembangan Hindu dan tempat persembahyangan di Bali yang disepakai di Pura Samuan Tiga di Gianyar.

lanjut baca; Pura Samuan Tiga Gianyar >>>>

Mulai saat itulah konflik-konflik yang sering terjadi karena perbedaan aliran atau sekte bisa disudahi, dan menerima konsep sosial religius Tri Murti Tatwa, yaitu Tiga Dewa Utama atau Dewa Trimurti yang dipuja oleh semua masyarakat Bali.

Peran penting Mpu Kuturan memang sangat besar, berkat usaha, pendekatan dan pemikiran beliau, semua sekte tersebut bisa manunggal dan menjadi satu, diwariskan sampai sekarang ini.

Dari sini muncullah konsep pelinggih Sanggah Kemulan (rong telu) sebagai pemujaan Trimurti di setiap pekarangan rumah penduduk. Desa Pakraman sendiri adalah desa tradisional di Bali, tentunya berbeda dengan wilayah desa dinas, ruang lingkup wewidangan sebuah desa Pakraman ditentukan oleh desa adat yang memiliki hak dan kewajiban adat di wilayah masing-masing.

baca juga; desa wisata di pulau Bali >>>>

Sebagai cirinya wilayah desa Pakraman tersebut ada Pura Kahyangan Tiga yang diempon oleh warga desa adat tersebut, dikepalai oleh seorang bendesa adat dan perangkat lainnya, rohaniawan atau pemangku di setiap Pura Kahyangan Tiga, awig-awig (aturan adat),  memiliki juga polisi tradisional yang dikenal dengan nama Pecalang.

Paket tour murah di Bali tersedia lengkap dalam website ini, termasuk juga sejumlah layanan wisata seperti Odyssey Submarine, mendaki Gunung Agung, rafting, watersport, cruise, naik sepeda dan juga naik unta. Armada rental seperti sewa mobil di Bali untuk kendaraan reguler dan mewah juga tersedia termasuk sewa bus pariwisata. Tiket speed Boat atau fast Boat ke Nusa Lembongan kami tawarkan dengan harga lebih murah.

Objek wisata populer di Bali ... Klik di sini

1 komentar untuk “Pura Kahyangan Tiga di Bali”

  1. Ini sangat bagus karena mengajarkan kita bagaimana cikal-bakal konsep kahyangan tiga.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top