Keindahan pulau Dewata Bali tidak hanya karena alamnya yang elok dan juga cantik tetapi juga dengan keberadaan berbagai tempat suci membuat keindahan tersebut memiliki roh dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Seperti halnya keberadaan sebuah pura, tentu disakralkan dan dikeramatkan oleh warga, termasuk juga lingkungan alam sekitarnya, salah satunya adalah Pura Luhur Mekori berada di kawasan hutan tropis, terletak di kawasan hutan, tempat yang disakralkan dan diyakini memiliki aura magis yang kental.
Berada di kawasan hutan, alam sekitarnya masih terjaga dengan baik, sehingga pengunjung bisa menyaksikan sejumlah kera penghuni hutan di kawasan ini, suasana alamnya begitu sejuk dan tenang karena keberadaan hutannya juga dilindungi oleh warga.
Pura Luhur Mekori terletak di pinggir jalan raya utama Tabanan – Pupuan, tepatnya di Banjar Pemudungan, Desa Belimbing, Kecamatan. Pupuan, Kabupaten Tabanan. Akses menuju ke lokasi pura mudah, bisa dengan kendaraan mobil, bahkan dengan bus pariwisata.
Jarak dari pusat kota Tabanan sekitar 33 km, sedangkan dari Denpasar sekitar 54 km. Jika dari Pura Luhur Mekori anda melanjutkan perjalanan lagi sekitar 14 km, maka anda akan bertemu dengan Pura Siwa yang terletak di desa Pujungan, Pupuan.
baca juga. objek wisata di kabupaten Tabanan >>>>
Pura Luhur Mekori dan Pura Siwa di kabupaten Tabanan ini adalah beberapa tempat suci yang populer untuk tujuan persembahyangan atau Tirtayatra. Jika anda mau bisa mengemas wisata spiritual ke kawasan Pupuan ini, alamnya yang cantik dan indah akan memberikan anda pengalaman lebih.
Pura Luhur Mekori lokasinya memang sangat mudah diakses, bahkan para pengguna jalan yang kebetulan melintasi jalur Tabanan – pupuan, menyempatkan diri untuk bersembahyang di sini, karena ada juga pelinggih di pinggir jalan sebagai tempat penyawangan Ida Bhatara.
Pura Penyawangan ini menandakan kawasan ini diyakini sebagai tempat keramat dan memiliki aura spiritual yang kental, tentuya juga pengalaman-pengalaman unik para pengguna jalan yang sering melintas kawasan Pura Luhur Mekori ini.
Pura Kahyangan Jagat Mekori di Tabanan ini diempon oleh desa adat Tri Kahyangan Belimbing, di pura ini terdapat pelinggih Ida Ratu Bagus Made Mentang Yuda sebagai nama besar dari Sang Naga Rarik dan juga didampingi oleh pelinggih yang merupakan stana dari Ayu Mas Sari.
baca juga: Pura Siwa di Pujungan >>>>
Di Pura Mekori inilah tempat memohon anugerah, kemakmuran, perlindungan dan kesejahteraan dari Ida Bhatara yang bestana di Pura Luhur Mekori. Piodalan atau pujawali di Puru Luhur Mekori setiap 6 bulan sekali yaitu Pada Buda (Rabu) Kliwon, wuku Gumbreg, tepat 35 hari sebelum Hari Raya Galungan.
Latar Belakang Sejarah Pura Luhur Mekori
Tempat suci Pura Luhur Mekori di Tabanan ini memang berdirinya memiliki latar belakang sejarah dan kisah yang unik. Berbagai versi juga berkembang di masyarakat bagaimana kisah berdirinya Pura Luhur Mekori.
Nama pura sendiri berasal dari kata “kori” yang berarti gapura atau candi kurung, kemudian dapat awalan “me” sehingga menjadi Mekori yang berarti bergapura atau bercandi kurung.
Pada bagian luarnya terlihat dua buah besar tumbuh alami seperti sebuah candi kurung yang tampil cantik menyambut kedatangan warga yang akan bersembahyang.
Pura Luhur Mekori di Tabanan ini juga erat kaitannya dengan kisah cerita permusuhan Naga Gombang dan Naga Rarik. Yang mana kisah permusuhan dua naga tersebut berawal dari kisah sebuah keluarga petani yang hidup sederhana yang terdiri dari pasangan suami istri dan dua anaknya seorang laki-laki dan perempuan.
Pada suatu hari keluarga tersebut pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar, pada saat hendak bergegas pulang, pengrupak sang ibu hilang dan entah tertinggal di mana, setelah dicari kemana-mana juga tidak ketemu.
baca juga: sejarah Pura Tanah Lot >>>>
Menyadari hal tersebut, dan cukup berbahaya jika seorang wanita sendiri di tengah hutan, tanpa pikir panjang diapun dia mengucapkan janji, siapa saja yang menemukan pengrupak tersebut, kalau perempuan akan dijadikan saudara dan jika laki-laki akan dijadikan suami.
Tak berselang lama keluarlah seekor ular datang dan membawa pengrupak wanita tersebut, ular tersebut bersama Naga Gombang. Karena kehendak takdir dan juga guna-guna ular tersebut, maka wanita ini menjadikan Naga Gombang tersebut sebagai suaminya.
Setelah kejadian tersebut, perubahan sikap sang Ibu cukup terasa, sehingga membuat kedua anaknya menjadi curiga, karena sang Ibu selalu masuk ke lumbung padi, tanpa sepengetahuan orang tuanya anak laki-laki inipun mengecek ke lumbung padi.
Dan ditemukanlah 5 buah butir telur, karena disangka telur ayam, maka telur itupun digoreng, setelah dimakan maka terjadilah perubahan pada anak tersebut, tubuhnya bersisik seperti ular. Kejadian tersebutlah membongkar hubungan sang Ibu dengan sang ular (Naga Gombang) dan akhirnya diusir dari rumah.
baca juga: Paket tour murah di Bali >>>>
Anak laki-laki tersebut tumbuh besar dan berubah menjadi ular, kemudian dikenal dengan nama Naga Rarik. Dia sangat membenci Naga Gombang yang membuat dia kehilangan ibunya.
Dari permusuhan yang terjadi tersebut terjadilah pertarungan yang dimenangkan oleh Naga Rarik. Dalam perjalanan hidupnya sanga Naga Rarik melanjutkan perjalanan yang ditemani adik perempuannya yang bernama Ayu Mas Sari untuk mencari Puser Jagat.
Dan akhirnya Naga Rarik menemukan tempat Puser Jagat dan segara memasuki Sapta Petala dengan berat hati meninggalkan adiknya untuk menyatu dengan ibu pertiwi dan moksa meninggalkan bekas lubang. Termasuk adiknya Ayu Mas Sari juga akhirnya moksa di tempat yang sama.
Di tempat moksa tersebutlah tumbuh pohon Bunga Soka dengan bunganya berwarna oranye (kudrang) sehingga dikenal dengan nama Soka Bang dan bunga tersebut bisa anda temukan sampai sekarang ini. Soka Bang ini sangat dijaga, dilestarikan dan disakralkan dan berada pada pelataran utama di Pura Mekori.
Latar Belakang sejarah Nama Desa Belimbing
Mungkin perlu diketahui juga ada kisah menarik tentang keberadaan desa Belimbing yang berhubungan erat dengan pura Luhur mekori. Menurut cerita, pada awalnya Pura Luhur Mekori disungsung dan diempon oleh sekelompok warga dari kelompok manusia dan raksasa yang kanibal, dengan nama desa nya yaitu desa Mekori.
Pada saat piodalan di puru Luhur Mekori dipentaskanlah tari Rejang Renteng yang mengitari areal utama pura yang juga diiringi dengan lelontekan, tombak dan pengawin. Namun pada setiap kali menari, selalu saja barisan penari paling akhir menghilang dan tidak ketemu di mana.
Terjadinya hal tersebut tentunya tidak ada penari yang mau ikut ritual tarian Rejang Renteng saat piodalan berlangsung di Pura Mekori dan ini tentu menjadikan prosesi saat piodalan tidak lengkap dan mengurangi dari tradisi yang sudah diwariskan, dan cukup mengusik ketenteraman warga.
Kemudian pihak desa Mekori memikirkan cara, bagaimana Tari Rejang Renteng tersebut tetap ditarikan dan digelar pada saat piodalan di Pura luhur Mekori.
baca di sini: sejarah Pura Ulun Danu Beratan >>>>
Maka untuk itulah disiasati, penari rejang pada barisan terakhir di pergelangan tangannya diikat dengan benang, disiapkan benang yang cukup panjang agar nantinya mempermudah pencarian mengikuti penculik.
Dan benarlah setelah penari paling belakang menghilang dan setelah benang tersebut diikuti warga, maka ditemukanlah sepasang warga penyungsung Pura Luhur Mekori berwujud raksasa yang melakukan penculikan tersebut.
Maka warga menjadi murka dan ingin menghabisi mereka berdua, tetapi raksasa pria berdalih bahwa yang melakukan hal tersebut adalah raksasa wanita bukan dirinya. Namun karena emosi warga, maka kedua raksasa tersebutpun dihabisi.
Namun sebelum raksasa pria tersebut terbunuh, dia mengutuk agar masyarakat desa Mekori tersebut dihujani bola api dan hancur karena membunuh raksasa yang tidak bersalah.
Karena kutukan tersebut, desa Mekori tersebut hancur karena dihujani bola api, desa tersebutpun porak-poranda sehingga todak berpenghuni. Sampai akhirnya warga dari Pasek Toh Jiwa datang untuk bermukim di desa Mekori.
baca juga; sejarah tentang Bali >>>>
Warga baru yang datang ini merasa kagum akan keindahan alam di sini, dikelilingi oleh lembah dan seperti buritan samudera menyerupai buah Belimbing untuk itulah desa Mekori tersebut dinamakan desa Belimbing, sampai sekarang ini.
Desa Belimbing sendiri sekarang sering dikunjungi wisatawan karena memiliki Pura Luhur Mekori dengan latar belakang sejarah yang unik, serta keindahan alamnya yang menawan.
Paket tour murah di Bali tersedia lengkap di website ini, termasuk juga layanan wisata seperti rekreasi rafting di Ubud Bali, watersport dan rekreasi Odyssey Submarine Bali. Melengkapi layanan transportasi disediakan juga sewa mobil termasuk sewa mobil mewah dan sewa bus pariwisata. Untuk angkutan kapal cepat disediakan layanan speed boat seperti speed boat ke Gili Trawangan Lombok, Nusa Penida dan fast boat ke Nusa Lembongan dengan harga lebih murah.
Leave a Reply