Pulau Nusa Penida sekarang ini sedang naik daun, terutama sebagai destinasi wisata yang hits dan populer setelah pulau Bali. Banyak hal menarik yang perlu anda ketahui tentang keberadaan pulau tersebut, tidak hanya tempat rekreasi ataupun atraksi wisata yang ditawarkan tetapi juga sejarah tentang keberadaan pulau Nusa Penida tersebut.
Memang saat ini masih belum banyak prasasti ataupun lontar-lontar kuno yang mengulas sejarah masa lalu Nusa Penida yang dipublikasikan ke muka umum, sehingga masih sedikit sumber yang bisa dijadikan referensi untuk menyusun artikel tentang sejarah Nusa Penida tempo dulu.
Untuk memberikan informasi lebih lengkap tentang keberadaan Nusa Penida, dalam website ini telah banyak menyajikan informasi tentang pulau Nusa Penida, terutama destinasi wisata yang ada di pulau tersebut, termasuk juga layanan transportasi seperti fast boat penyeberangan menuju Nusa Penida, layanan tour dan juga informasi tentang sewa mobil di pulau Nusa Penida.
Dan lebih lengkap lagi dalam halaman ini kami kemas info sekilas sejarah tentang Nusa Penida, yang berhubungan dengan kekuasaan Ki Dalem Bungkut di Nusa Penida dan kerajaan Gelgel di Klungkung Bali
Sekilas tentang Nusa Penida
Sebelum melanjutkan artikel tentang sejarah Nusa Penida tersebut, seperti diketahui Nusa Penida sendiri adalah wilayah Kecamatan yang menjadi bagian wilayah administratif kabupaten Klungkung, Bali. Kecamatan Nusa Penida terdiri dari 3 pulau yakni, pulau Nusa Penida, pulau Nusa Lembongan dan pulau Nusa Ceningan, 3 pulau tersebut dikenal sebagai telur emasnya Bali.
Pulau Nusa Penida sendiri berada di sebelah Tenggara pulau Bali, dipisahkan oleh laut selat Badung. Secara astronomis pulau Nusa Penida berada 08º 40’ – 08º 50’ Lintang Selatan dan 115 º 29’ – 115º 38’ Buju Timur, beriklim tropis sama dengan dataran utama pulau Bali.
baca juga; informasi tentang pulau Nusa Penida >>>>
Dari gugusan 3 pulau tersebut, maka Nusa Penida adalah pulau terbesar, berikutnya pulau Nusa Lembongan dan yang terkecil adalah pulau Nusa Ceningan. Antara pulau Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan, dipisahkan oleh selat sempit dan dangkal, bahkan pada saat air laut surut, bisa menyeberang dengan berjalan kaki, kedua pulau ini dihubungkan oleh jembatan yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki dan sepeda motor.
Sedangkan antara pulau Nusa Ceningan dan Nusa Penida dipisahkan juga oleh celah sempit tapi cukup dalam bahkan dengan arus deras menuju lautan lepas, dibutuhkan transportasi laut untuk menyeberang, baik itu dengan perahu motor ataupun fast boat.
Pulau Nusa Penida sendiri memiliki banyak tempat wisata, sehingga saat ini tempat-tempat wisata tersebut menjadi tujuan tour yang diminati oleh wisatawan. Seperti objek wisata Angels’ Billabong, Broken Beach, pantai Kelingking dan pantai Crystal Bay yang merupakan jalur tour ke Nusa penida bagian Barat.
Sedangkan rute tour bagian Timur ada destinasi wisata pantai Atuh, pantai Diamon, pulau seribu, Raja Lima dan rumah batu Molenteng. yang merupakan destinasi wisata hits dan populer di pulau Nusa Penida, sehingga jika anda liburan ke Nusa Penida maka tempat-tempat wisata tersebut wajib dikunjungi.
lanjut baca; tempat wisata hits dan populer di Nusa Penida >>>>
Di pulau Nusa Penida, juga terdapat sejumlah pura yang merupakan peninggalan sejarah Nusa Penida dari jaman tempo dulu, beberapa diantaranya Pura Penataran Dalem Ped, pura Goa Giri Putri, pura Puncak Mundi, Pura segara Kidul Guyangan, pura Batu Medau, pura Paluang, pura Krangkeng dan banyak lagi lainnya.
Pura-pura tersebut selain sebagai tujuan persembahyangan umat Hindu saat perjalanan tirta yatra, serta beberapa juga menjadi destinasi wisata bagi wisatawan yang sedang liburan di Nusa Penida.
Cerita sejarah tentang Nusa Penida
Dikutip dari babad tentang Nusa Penida ini, memang cukup unik dan menarik. Babad sendiri merupakan campuran antara cerita atau kisah sejarah, legenda, mitos dan kepercayaan turun-temurun. Untuk melengkapi informasi tentang pulau Nusa Penida, berikut sekilas informasi tentang perjalanan sejarah Nusa Penida yang diambil dari babad tersebut.
Nusa Penida sendiri pernah menjadi pulau tempat pembuangan tahanan dari kerajaan Gelgel di Klungkung, yang mana pada saat tersebut Bali sudah di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit.
Pada pemerintahan kerajaan Gelgel ini, Bali juga pernah sampai menguasai Lombok, bahkan dalam perjalanan sejarah akhirnya juga menguasai Nusa Penida, melalui peperangan dengan cara mengirim pasukan kerajaan Gelgel ke Nusa Penida, yang pada saat tersebut Nusa penida diperintah oleh Dalem Nusa atau Ki Dalem Bungkut.
Dalam perjalanan sejarah, Nusa Penida diperintah oleh Ki Dalem Bungkut (Dalem Dukut) atau dikenal dengan Dalem Nusa. Dan pada saat tersebut raja Gelgel yang merupakan raja di raja Bali yakni Dalem Waturenggong pada abad ke 14-15, memerintahkan Patih Jelantik untuk untuk menyerang Nusa Penida.
Setelah ditaklukkan maka terjadi kesepakatan antara Ki Dalem Bungkut dengan Dalem (raja ) Bali yakni Dalem Waturenggong, disepakati bahwa kekuasaan Dalem Nusa diserahkan ke Raja Gelgel, begitu juga dengan rencang dan ancangan yakni Ratu Gede Mecaling di dalam perjanjian akan selalu melindungi umat Hindu di Bali, terutama mereka yang taat dan bhakti kepada leluhur.
baca juga; sejarah kerajaan Bali kuno >>>>
Dalam perjanjian tersebut juga disepakati bahwa rencang atau ancangan Ratu Gede Mecaling akan memberikan hukuman bagi masyarakat yang lalai dan tidak taat dengan ajaran agama ataupun dengan leluhur, pada saat para ancangan (Ratu Gede Mecaling) melakukan tugasnya, maka kulkul (kentongan) pajenengan yang kini masih disimpan sebagai peninggalan sejarah kerajaan dan disungsung di puri Klungkung.
Kentongan ini akan berbunyi sebagai tanda ada malapetaka ataupun musibah. Maka digunakanlah benang tridatu sebagai simbol untuk membedakan masyarakat yang taat dengan mereka yang lalai, maka dari sinilah awal sejarah pemakaian benang tridatu tersebut.
Dalam perjalanan sejarah berikutnya, wilayah kekuasaan Dalem Bungkut atau Dalem Nusa yang sudah dikuasai kerajaan Gelgel di Bali, namun pada tahun 1621 Dalem Bungkut melakukan pemberontakan. Pada saat itu yang memerintah kerajaan Gelgel adalah Dalem Segening (Dalem Dimade).
Beliau yang kemudian mengutus I Gusti Ngurah Jelantik ditemani oleh istrinya untuk memimpin 200 orang prajurit pilihan untuk menaklukkan pemberontakan Ki Dalem Bungkut di Nusa Penida, sampai pasukannya di Jungut Batu, kedatangan Ki Jelantik sudah ditunggu oleh rakyat Nusa Penida yang siap mendukung pasukan Gelgel, karena merasa tertindas oleh pemerintahan Ki Dalem Bungkut.
baca juga; harga sewa mobil di Nusa Penida >>>>
Dengan tidak mendapatkan dukungan dari rakyat Nusa Penida, akhirnnya pemberontakan Ki Dalem Bungkut bisa ditumbangkan dengan mudah dan Ki Dalem Bungkut sendiri tewas. Sehingga kedatangan laskar Gelgel ini mampu membebaskan belenggu kekuasaan Ki Dalem Bungkut, para pendukung Ki Dalem Bungkut yang masih hidup menyerahkan diri. Akhirnya keamanan dan ketenteraman Nusa Penida pulih kembali dan keberhasilan Gusti Jelantik dalam menumbangkan pemberontakan Dalem Bungkut mendapat penghargaan dari raja Gelgel.
Demikian sekilas sejarah Nusa Penida yang berkaitan erat dengan keberadaan kerajaan Gelgel di Klungkung, dan sampai saat ini wilayah Nusa Nusa Penida, masih menjadi bagian wilayah administratif kabupaten Klungkung.
**dikutip dari berbagai sumber
Leave a Reply