Pura Ulun Danu di danau Beratan Bedugul memang menjadi salah satu objek wisata populer di Bali, bahkan terkadang hanya disebut sebagai objek wisata Bedugul dan kita paham bahwa tempat tersebut adalah pura Ulun Danu, padahal di kawasan ini ada objek wisata lainnya seperti Kebun Raya Eka Karya atau Botanical Garden.
Tapi begitulah kawasan pura Ulun Danu di danau Beratan ini memang sangat indah. Namun demikian jarang yang mengupas sejarah dari keberadaan pura tersebut, lebih banyak yang mengungkapkan keindahan kawasan wisata alam yang bertepikan bukit, berhawa sejuk dan keberadaan bangunan pura yang terletak di tengah danau.
baca disini: Kebun Raya Bedugul >>>>
Pengunjung yang datang ke pura Ulun Danu di danau Beratan Bedugul ini memang lebih tertarik dengan pesona alamnya, tanpa mengerti makna tentang keberadaan pura yang ada di kawasan ini, apalagi menyangkut sejarah keberadaan pura tersebut.
Jika memang anda tertarik dengan wisata sejarah maka tempat ini bisa mengabarkan berita sejarah masa lampau yang perlu anda ketahui, sejarah masa lampau tersebut kami ulas sedikit pada halaman ini.
Tetapi jika berkunjung ke objek wisata tersebut ikut dalam paket tour dan lengkap dengan guide, maka pemandu wisata bisa memberikan sedikit gambaran sejarah berdirinya pura Ulun Danu, yang merupakan warisan pura kuno di Bali dari jaman leluhur tempo dulu.
Sejarah Pura Ulun Danu di Danau Beratan Bedugul
Asal nama Bedugul dari kata “bedug” dan “kul-kul”, dua kata tersebut merupakan dua buah alat yang menghasilkan bunyi-bunyian. Bedug merupakan alat musik khas umat muslim dan diletakkan juga di masjid-masjid, sedangkan Kul-kul adalah kentongan yang digunakan sebagai tanda untuk komunikasi masyarakat Bali.
Dan di kawasan ini ada sebuah masjid berdiri di pinggir jalan, perpaduan dua kata dari dua budaya berbeda ini, merupakan akuluturasi budaya yang sudah terjaga baik di Bali. Ada versi lain juga yang muncul asal dari kata Bedugul tersebut muncul ketika ada seorang raja mandi di danau Beratan, kemudian dilihat oleh warga sekitar dan mengatakan “bedogol raja kelihatan” sehingga kata bedogol tersebut sekarang menjadi Bedugul.
Pura Ulun Danu di Danau Beratan Bedugul tersebut dari uraian sejarah kerajaan Bali tempo dulu, seperti dikutip dalam lontar Babad Mengwi, bahwa di kawasan ini terdapat dua peninggalan sejarah yaitu sarkopagus dan juga papan batu yang berasal dari jaman Megalitikum.
Sehingga terbilang sudah cukup kuno dan tua, berasal dari tahun 500 SM. Jadi tempat ini sudah digunakan sebagai tempat melakukan ritual sejak jaman megalitikum. Kedua artefak tersebut sekarang diletakkan di dalam pura. Jadi Pura Ulun Danu adalah salah satu pura kuno di pulau Bali.
Kalau sejarah keberadaan pura Ulun Danu dikaitkan dengan nama Bedugul rentang waktunya sangat jauh, perbandingannya jaman Megalitikum dengan masuknya Islam ke Bali kalau dikaitkan dengan kata “bedug” pada nama Bedugul.
baca juga: Danau Beratan Bedugul >>>>
Menyimak sejarah dari pura Ulun Danu tersebut, sekilas tersirat dalam lontar Babad Mengwi yang menguraikan, Saat raja Mengwi yaitu I Gusti Agung Putu mengalami kekalahan dalam perang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng.
Dalam kekalahannya I Gusti Agung melakukan tapa semadi di puncak Gunung Mangu untuk memohon pencerahan dan kesaktian, setelah berkat tersebut didapatkan beliau bangkit dan mendirikan istana Belayu (bela ayu) dan kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng, dan berhasil dengan kemenangan, setelah kemenangan tersebut raja mendirikan pura di tepi danau Beratan dan sekarang bernama pura Ulun Danu.
Raja Mengwi yaitu I Gusti Agung Putu yang merupakan pendiri kerajaan Mengwi yang juga memiliki kaitan erat dengan Pura Taman Ayun di Mengwi juga mendirikan pura di pinggir danau Beratan. Raja mendirikan Pura Ulun Danu Beratan sebelum mendirikan pura Taman Ayun.
Tidak ada angka tahun yang jelas kapan berdirinya pura tersebut. Namun dalam Lontar Babad Mengwi tersebut disebutkan bahwa pura Taman Ayun dipelaspas pada Anggara Kliwon Medangsia tahun Saka Sad Bhuta Yaksa Dewaya tahun 1634 Masehi atau Isaka 1556.
lanjut baca: Pura Taman Ayun >>>>
Berdasarkan tahun berdirinya pura Taman Ayun di Mengwi, maka dipastikan pura Ulun Danu di danau Beratan Bedugul tersebut didirikan sebelum tahun 1634 Masehi, sedangkan artefak yang ada di pura tersebut diperkirakan sudah ada 500 tahun sebelum masehi. Semenjak berdirinya pura tersebut kerajaan Mengwi menjadi termahsyur dan raja diberi gelar ” I Gusti Agung Sakti” oleh rakyatnya.
Pura Ulun Danu Beratan ini diempon atau dipelihara oleh 4 desa satakan atau “gebug satak”, yang terdiri dari; Satakan Baturiti yang terdiri dari 6 bendesa adat, satakan Candi Kuning terdiri 5 bendesa adat, satakan Antapan mewilayahi 4 bendesa adat dan satakan Bangah terdiri dari 3 bendesa adat.
Kawasan Pura Ulun Danu di danau Beratan Bedugul tersebut memiliki 5 buah komplek pura dan satu stupa Budha, ini menandakan saat berdirinya pura Ulun Danu tersbut sudah terjadi akulturasi budaya Hindu dengan Budha yang merupakan keselarasan dan harmoni antar umat beragama.
Lima komplek pura tersebut diantaranya adalah; pura Penataran Agung menjadi tempat pemujaan Tri Purusha Siwa yaitu Dewa Siwa, Sadha Siwa dan Parama Siwa, Pura Dalem Purwa sebagai stana Bhatari Durga dan Dewa Ludra, Pura Taman Beji sebagai tujuan upacara melasti dan memohon Tirta amertha, Pura Lingga Petak yang terletak di tengah danau sebagai sumber utama air dan kesuburan sebagai stana Dewi Sri dan Pura Prajapati sebagai stana Dewi durga.
Pujawali atau Odalan di Pura Ulun Danu Beratan
Upacara keagamaan terbesar dilakukan saat odalan atau pujawali yang bertepatan pada hari Selasa (anggara) Kliwon wuku Julungwangi setiap 6 bula sekali (210 sekali) dalam kalender Bali.
baca disini: Piodalan atau Pujawali Pura di Bali >>>>
Namun demikian pada hari-hari tertentu seperti purnama, tilem dan hari raya besar Hindu lainnya, banyak warga Hindu yang datang melakukan acara persembahyangan bersama, termasuk juga menjadi tujuan upacara Melasti dan Ngegara Gunung dalam rangkaian Ngaben.
Pura Ulun Danu Beratan di Bedugul ini juga menjadi salah satu objek wisata paling populer di Bali, terletak di Desa Candi Kuning, Kec. Baturuti, Kabupaten Tabanan. Selain sebagai wisata sejarah, bisa menikmati wisata alam dan juga wisata air danau.
* Dirangkum dari berbagai sumber.
Leave a Reply