Seperti diketahui pemakaman desa Trunyan menjadi salah satu tujuan wisata unik, banyak wisatawan yang datang dan ingin berkunjung ke desa tersebut dan hanya ingin menyaksikan kuburan warga setempat dari dekat. Jika wisatawan lokal tour ke sejumlah objek wisata alam seperti dengan tujuan menyaksikan keindahan alam pantai, laut, sawah terasering, danau dan pegunungan, cukup jarang mereka sewa pemandu wisata atau tour guide, kecuali mereka berangkat dalam jumlah group yang besar. Namun ketika anda mengagendakan tour dan berkunjung ke pemakaman desa adat Trunyan ini, maka tour guide atau pemandu wisata lokal sangat diperlukan.
Anda yang baru pertama kali merencanakan tour ke pemakaman desa adat Trunyan apalagi pertama kali liburan ke Bali, tentu akan muncul sejumlah pertanyaan di benak anda, seperti;
- Bagaimana sarana transportasi ke pemakaman desa Trunyan tersebut?
- Apakah berkunjung ke pemakaman desa adat Trunyan tersebut aman?
- Kenapa pemandu wisata atau tour guide tersebut penting saat anda tour ke pemakaman desa adat Trunyan?
- Tidakkah bisa berkunjung dan mengatur perjalanan sendiri ke pemakaman tersebut dan tanpa guide?
- Apakah ada pantangan atau larangan saat berkunjung ke pemakaman desa Trunyan?
Untuk semua pertanyaan tersebut di atas, maka dalam halaman ini, sekilas akan dirangkum jawabannya, sehingga diharapkan bisa memberikan sedikit gambaran, apakah anda perlu sewa pemandu wisata saat wisata ke pemakaman desa adat Trunyan atau tidak. Informasi yang dikemas dalam halaman ini, sekaligus bisa sebagai tips penting sebelum anda mengagendakan tour ke desa Trunyan.
Desa adat Trunyan terletak di tepi danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Untuk menuju desa tersebut bisa dengan sewa perahu di dermaga desa adat Kedisan, atau bisa langsung dengan kendaraan bermotor, termasuk juga dengan kendaraan roda empat (mobil), tapi perlu diketahui untuk akses dengan mobil badan jalan cukup kecil dilalui dua mobil dan beberapa tanjakan menuju desa tersebut terkadang cukup ekstrim bagi sebagian orang dan harus berhati-hati.
Tetapi bagi mereka warga lokal yang terbiasa melalui medan yang cukup sulit tersebut tentu akses jalan yang cukup ekstrim tersebut tidak akan menjadi masalah, berbeda halnya dengan anda yang terbiasa melalui jalan-jalan besar di perkotaan, nah rekomendasinya bagi anda wisatawan untuk menuju desa Trunyan lebih disarankan dengan sewa perahu motor yang ada di dermaga desa adat Kedisan.
baca juga: sewa perahu ke Trunyan >>>>
Itu sekilas tentang akses transportasi menuju desa Trunyan, nah lalu bagaimana halnya kalau akses menuju ke pemakaman atau kuburan desa adat Trunyan, karena tujuan utama tour ke desa Trunyan tersebut adalah menuju ke pemakaman atau kuburan yang dikenal unik dan menarik, yang mana jenazah yang tanpa dikubur tersebut tidak mengeluarkan bau sama sekali. Di sini perlu diketahui akses menuju ke Pemakaman desa adat Trunyan tidak bisa melalui jalur darat, kuburan tersebut berada di kaki bukit dan berbatasan langsung dengan danau Batur, jadi satu-satunya cara atau akses menuju ke pemakaman tersebut adalah dengan naik perahu, baik itu akses dari dermaga desa adat Trunyan, dermaga desa Kedisan, Toya Bungkah ataupun Cemara Landung, dan rekomendasi penyeberangan menuju ke pemakaman tersebut adalah dari dermaga desa Kedisan, karena lokasi dermaga ini paling mudah dijangkau dan paling dekat dari arah Kintamani.
Lalu pertanyaan berikutnya, apakah berkunjung ke pemakaman desa adat Trunyan tersebut aman, Kalau transportasinya sendiri dengan perahu aman, tetapi pertanyaan ini muncul karena pengalaman sejumlah wisatawan yang pernah kecewa, termasuk juga cerita dari mulut ke mulut yang mungkin tidak sepenuhnya benar, seperti tukang perahu yang meminta ongkos lebih saat berada di tengah perjalanan, atau biaya-biaya lainnya yang terkadang muncul. Untuk keamanan dan kenyamanan anda, maka saat transaksi sewa perahu, tanyakan juga secara detail tiket anda tersebut termasuk apa saja, apakah sudah termasuk tiket perahu pulang pergi, donasi atau keperluan lainnya.
baca di sini: info tentang desa Trunyan >>>>
Jika wisatawan domestik liburan di Bali bersama keluarga kecil, pasangan ataupun rekan, jarang membutuhkan jasa sewa guide atau hanya cukup sewa supir wisata lokal untuk mengantar tour ke sejumlah objek wisata di Bali, lalu bagaimana halnya jika mereka atau anda berencana wisata dan tour ke pemakaman desa adat Trunyan ini, apakah anda perlu sewa guide khusus untuk wisata anda tersebut. Jawabanya sangat relatif sekali tergantung keperluan ataupun kebutuhan, anda bisa datang dan mengatur sendiri perjalanan tanpa pemandu wisata, tapi tentunya tidak ada bisa yang menggaransi kenyamanan anda sepanjang wisata di tempat tujuan. Anda harus memastikan sendiri tidak akan ada tambahan biaya lagi dan semua sesuai dengan rencana.
Tetapi jika anda sewa pemandu wisata atau guide lokal maka ada beberapa keuntungan yang bisa anda dapatkan, walaupun anda bayar lebih tetapi bayar sesuatu yang jelas dan masuk akal, anda akan mendapatkan keterangan yang memadai tentang pemakaman desa adat Trunyan termasuk berbagai informasi penting lainnya termasuk budaya dan tradisi di desa tersebut, guide akan ikut bersama saat mulai naik perahu di desa Kedisan, memandu saat ada di pemakaman dan sampai kembali lagi ke dermaga. Anda bisa bertanya banyak hal tentang keunikan-keunikan yang anda temukan sepanjang perjalanan naik perahu ataupun di saat anda berada dalam kuburan. Perlu anda ketahui juga ada sejumlah pantangan atau larangan saat berkunjung ke pemakaman desa Trunyan tersebut, tour guide atau pemandu wisata akan memberikan keterangan mendetail akan hal tersebut.
lanjut baca: paket tour ke kuburan Trunyan >>>>
Demikian informasi akan sewa tour guide atau pemandu wisata lokal untuk kenyamanan perjalanan dan agar anda bisa mengenal lebih dekat dengan budaya setempat. Apalagi desa Trunyan ini adalah tujuan wisata unik yang mungkin ada banyak informasi ingin anda ketahui melalui pemandu wisata,.Tradisi pemakaman mayat di desa tersebut tidak akan anda bisa temukan di belahan bumi manapun. Guide lokal yang kami informasikan di atas adalah pemandu wisata dari penduduk lokal desa Trunyan, yang sudah paham dan tahu betul dengan keberadaan budaya dan tradisinya.
Leave a Reply