Bali, selain menyuguhkan keindahan alam, ternyata masyarakatnya memang masih konsisten dalam menjaga ataupun melestarikan tradisi dan budaya yang menjadi warisan para leluhur mereka.
Hal tersebut dapat dilihat dari kesibukan yang mereka lakukan setiap hari dalam menggelar ritual rutin, termasuk juga pada hari-hari spesial yang berhubungan dengan kegiatan adat dan juga kegiatan agama.
Pulau Dewata Bali memiliki segudang budaya dan tradisi unik yang berhubungan dengan kegiatan ritual, salah satunya adalah ngusaba Tegen atau Ngusaba Tatag di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
foto: via Subagia Bimartha
Ngusaba Tatag merupakan rangkaian kegiatan upacara agama Hindu yang digelar sekali dalam tahun, tergolong tradisi unik karena ritual tersebut hanya digelar di desa Kedisan Kintamani, dan berbeda dengan ritual umumnya di pulau Dewata Bali.
Itulah sebabnya tradisi tersebut menjadi daya tarik sendiri bagi warga lainnya di Bali, bahkan bagi wisatawan yang sedang liburan di kawasan pariwisata Kintamani Bangli. Nusaba Tegen ini menjadi atraksi tahunan rutin yang cukup menarik untuk disaksikan.
Seperti diketahui kawasan pariwisata Kintamani sendiri adalah tujuan tour dan objek wisata populer di pulau Dewata Bali, sehingga tradisi Ngusaba Tegen yang digelar di desa Kedisan, akan menambah tawaran atraksi wisata yang dimiliki oleh Kintamani.
baca juga: paket tour ke Kintamani >>>>
Menurut penduduk setempat Tradisi Ngusaba Tegen atau Ngusaba Tatag tersebut memang sudah ada sejak berdirinya Desa Kedisan, yang mana ritual keagamaan atau tradisi ini hingga sekarang masih dilakukan secara turun temurun oleh penduduk desa adat setempat.
Sebuah kearifan lokal yang masih terjaga sampai saat ini, apalagi upacara Ngusaba Tegen tersebut termuat dalam lontar Siwa Purana yang membuat mereka lebih yakin, bahwa tradisi ini memiliki makna yang mendalam dan tidak boleh dilewatkan dalam setiap perayaannya .
Upacara Ngusaba Tegen atau Tatag ini digelar setahun sekali bertepatan pada sasih Katiga pinanggal 2-3 pada kalender Bali atau sekitar bulan Agustus pada kalender Masehi.
Pada saat Ngusaba Tegen tersebut, yang mana kaum laki-laki dari penduduk desa Kedisan membawa banten (sarana upacara) dengan cara ditegen (dipikul) dan sarana upacara yang dipersembahkan tersebut berupa sesajian tegen-tegena.
Persembahan yang dipikul tersebut berupa sayur mayur, buah-buahan dan juga ikan, itulah sebabnya dinamakan Ngusaba Tegen.
Adapun banten/sesajian persembahan tersebut pantangan menggunakan ikan atau jajan yang digoreng, tetapi direbus, dikukus atau dibakar, uniknya lagi semua isi bantennya harus berjumlah masing-masing 20 jenis, sedangkan kaum ibu membawa banten gebogan.
baca juga: budaya dan tradisi unik di Bali >>>>
Upacara Ngusaba Tegen ini bermakna bermakna sebagai bentuk syukur warga untuk memuja Dewi Kesuburan yang berstana di pura Dalem Prajapati Desa Kedisan.
Mereka yakin, dengan digelarnya Tradisi Ngusaba Tegen ini dengan rutin maka keselamatan dan kemakmuran yang mereka harapkan itu nantinya akan mereka dapatkan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Juga bertujuan memberikan kesempurnaan bagi para Pitara setelah melakukan upacara Ngaben, jikalau ada kekurangan dalam prosesi upacara Ngaben tersebut.
Ngusaba Tegen juga dikenal dengan nama Ngusaba Tatag oleh penduduk Desa Kedisan, di beri nama Ngusaba Tatag karena pada saat pengayah nunas tirta, yang mana tirta tersebut telah disucikan oleh pemangku adat, para pengayah nunas dengan cara menaiki tatag (tangga) sehingga itu Tradisi Ngusaba Tegen ini juga dinamakan Ngusaba Tatag.
Para pengayah terlihat sangat antusias untuk mengikuti upacara Ngusaba Tegen ini, prosesi ini akan dimulai dari suatu tempatdi desa Kedisan yang sudah ditentukan panitia lalu akan dilanjutkan dengan berjalan menuju Pura Dalem prajapati Desa Kedisan. Para pengayah pun saling berjejer sambil mengusung banten dalam perjalanannya.
baca di sini: sewa perahu ke Trunyan dari dermaga Kedisan >>>>
Setelah sesampainya di tempat Tradisi Ngusaba Tegen ini digelar, para pengayah atau perwakilan disetiap keluarga untuk menghaturkan nasi yang sudah matang yang mana sebelumnya sudah di tentukan takarannya oleh panitia melalui takaran batok kelapa.
Ngaturang nasi yang sudah matang ini sebenarnya memiliki tujuan untuk mengetahui jumlah kepala keluarga yang ada di Desa Kedisan. Setelah itu, nasi yang dihaturin tersebut nantinya wajib dinikmati oleh seluruh pengayah yang mana ini sebagai wujud dari mempererat rasa kekeluargaan masyarakat Desa Kedisan.
Pada saat rangkaian upacara Ngusaba Tegen itu, dilakukan juga cacah jiwa dengan cara mengumpulkan uang kepeng, cacah juwa tersebut sama halnya dengan sensus yang penduduk yang dilakukan pemerintah, namun dalam tata cara berbeda.
Setiap pengayah harus mengumpulkan pis bolong (uang kepeng) kepada panitia Ngusaba Tatag ini. Setelah uang tersebut terkumpul, panitia akan menghitung jumlah uang tersebut untuk mengetahui jumlah warga desa Kedisan.
Kemudian uang kepeng tersebut akan dikubur di halaman pura Prajapati, penguburan uang tersebut memiliki simbol sebagai bentuk penyampaian jumlah penduduk yang berada di Desa Kedisan kepada Ida Bhatara yang berstana di pura dalam Prajapati tersebut.
Kami menyediakan paket tour murah di Bali, seperti tour setengah hari sampai tour 6 hari. Disediakan juga kendaraan rental, untuk sewa mobil di Bali ini tersedia juga sewa mobil mewah seperti sekelas Toyota Alphard, termasuk juga sewa bus pariwisata. Sedangkan untuk layanan rekreasi disediakan wisata kapal selam Odyssey Submarine Bali, rekreasi rating di Ayung Ubud, watersport dan cruise. Layanan kapal cepat disediakan speed boat ke Gili Trawangan Lombok dan Nusa Penida.
Leave a Reply