Upacara Rebo Bontong Di Lombok

Hampir setiap suku di belahan bumi Nusantara memiliki sejumlah budaya dan tradisi unik yang diwariskan leluhur mereka, yang terkadang berasal dari peradaban tradisi kuno yang dijaga dengan baik oleh generasi penerusnya sampai saat ini.

Saat ini dalam dunia modern, berbagai tradisi tersebut akan menjadi sesuatu yang unik, dan menariknya lagi kalau tempat tradisi tersebut berlangsung merupakan daerah pariwisata atau tujuan liburan wisatawan, tentu akan menjadi sebuah suguhan menarik yang akan menambah pengalaman liburan baru bagi wisatawan.

Seperti juga halnya pulau Dewata Bali dan Lombok yang menjadi daerah tujuan wisata, keduanya memiliki sejumlah budaya dan tradisi unik yang masih terjaga lestari sampai saat ini dan tentunya menjadi ajang menarik bagi wisatawan yang sedang menikmati aktivitas liburan di pulau tersebut.

Tradisi Rebo Bontong di Lombok

Sebuah tradisi, selain diwariskan oleh leluhur juga berhubungan dengan ajaran kegiatan atau ajaran agama masyarakat setempat. Salah satu tradisi di Lombok tersebut adalah upacara Rebo Bontong, yang merupakan tradisi unik warga suku Sasak, tradisi ini dilakukan menjelang kedatangan hari raya besar Maulid Nabi Muhammad SAW.

Suku Sasak sendiri adalah suku asli dari Pulau Lombok, yang bertempat tinggal di Lombok dan sebagian kecil tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Sejumlah kelompok suku Sasak ini masih hidup secara tradisional dan memegang teguh warisan tradisi leluhur mereka sampai saat ini.

Rebo Bontong, Ritual Mandi Bersama Suku Sasak Di Lombok

Upacara Rebo Bontong adalah salah satu budaya dan tradisi unik mandi yang dilakukan bersama-sama (mandi Safar) oleh warga masyarakat Suku Sasak di Lombok dengan tujuan menyucikan diri. Ini adalah sebuah tradisi kuno yang telah dilakukan secara turun-temurun sejak jaman dahulu dari satu generasi ke generasi berikutnya dimana tradisi ini wajib dilaksanakan.

Tradisi unik upacara Rebo Bontong di Lombok ini ini dipercaya sebagai upaya untuk membersihkan diri dari hal-hal negatif dan segala hal yang memiliki sifat buruk sekaligus dilakukan untuk menyambut kedatangan hari raya besar Maulid Nabi Muhammad SAW.

Seperti juga halnya tradisi yang lainnya masing-masing memiliki tujuan berbeda-beda. Upacara Rebo Bontong merupakan salah satu budaya Suku Sasak yaitu ritual adat menolak bala yang biasanya digelar setiap tahun oleh warga masyarakat di Lombok.

lanjut baca; budaya dan tradisi unik di Lombok >>>>

Seperti diketahui bahwa mandi adalah kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan untuk tujuan membersihkan diri dari segala kotoran. Namun ada yang menarik dari kegiatan mandi ini, menjadi sebuah aktivitas unik yang dilakukan oleh Suku Sasak di Lombok Timur sebagai sebuah ritual bernama Rebo Bontong.

Ini adalah sebuah tradisi turun-temurun berumur ratusan tahun, diyakini oleh masyarakat Lombok Timur bisa untuk menyucikan tubuh dan dapat menghilangkan penyakit.

Saat Rebo Bontong tiba, masyarakat Suku Sasak akan berbondong-bondong menuju ke sungai atau pantai untuk mandi beramai-ramai. Beberapa desa melakukan ritual ini dengan mandi bersama di sumur desa yang dikeramatkan.

Sebelum acara Rebo Bontong dilaksanakan, masyarakat terlebih dahulu melakukan ritual yang dikenal dengan nama Tetulak Desa dilanjutkan melakukan Tetulak Gubuk dan berakhir menjalankan Tetulak Otak Reban.

Tetulak adalah tradisi tolak bala berupa upacara adat selamatan. Khusus untuk masyarakat di daerah Dusun Ketapang Lombok Timur, acara selamatan dilanjutkan dengan mengikuti upacara Tetulak Tamparan.

baca; objek wisata populer di Lombok >>>>

Pada waktu ritual berlangsung, seluruh tokoh adat, tokoh masyarakat dan masyarakat akan berkumpul di sekitar pesisir pantai guna melarungkan sesajen berupa hidangan nasi beserta kelengkapannya.

Perlengkapan lainnya meliputi buah-buahan segar berwarna-warni, kemenyan dan bunga rampai yang diarak menggunakan ancak saji yaitu semacam anyaman bambu dalam ukuran yang agak besar.

Tak ketinggalan kepala kerbau yang dibungkus dengan kain putih yang dibawa oleh ketua adat ikut dilarung bersama dengan sesaji-sesaji tersebut.

Dua minggu sebelum tiba hari melakukan Rebo Bontong, digelar berbagai perlombaan seperti lomba pacuan kuda, balap sampan, tarik tambang, lomba lari karung, lomba pacuan becak dan perlombaan olahraga lainnya dilakukan di Pantai Ketapang dan Pantai Tanjung Menangis, Pringgabaya, Lombok Timur.

Acara dimeriahkan oleh pagelaran hiburan rakyat seperti pementasan drama tari tradisional, pagelaran wayang kulit, pementasan rudat, pembacaan takepan (wewecan), cilokaq, kecimolan, jangger dan kesenian daerah Lombok bagian timur lainnya.

Yang menarik dari kegiatan ini adalah turut hadirnya para pedagang yang ikut meramaikan suasana sambil menjajakan masakan tradisional dari Pulau Lombok seperti pelecing kangkung, urap sayur dan ayam bakar, lontong sate, lontong sate bulayak dan yang lainnya.

baca juga; budaya dan tradisi unik di Bali >>>>

Upacara atau ritual Rebo Bontong telah menjadi agenda tahunan warga Lombok Timur yang dilaksanakan setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar. Ritual ini sekaligus menandai berakhirnya bulan Safar dan menyambut bulan Maulud bagi umat Muslim Sasak di Lombok Timur.

Warga masyarakat setempat percaya bahwa siapa pun yang mandi di hari Rabu terakhir bulan Safar, maka bisa melenyapkan sakit yang mampu bertahan selama satu tahun ke depan. Juga, dengan mandi bersama-sama di sungai, pantai atau sumur keramat desa menjadi silaturahmi antar warga semakin terjalin erat.

Satu hari sebelum mandi bersama-sama, ibu-ibu di lingkungan bersangkutan bersama-sama memasak bubur merah dan bubur putih untuk dibagi-bagikan kepada seluruh warga penghuni leingkungan tersebut. Masak bubur ini merupakan rangkaian ritual Rebo Bontong dimana bubur merah bubur putih menandakan datangnya bulan Maulid.

Tradisi Rebo Bontong Tak Sekadar Ritual Tolak Bala

Masyarakat Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat mengenal peringatan Rebo Bontong atau hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam penanggalan Hijriah umat Muslim di Lombok Timur.

Tetapi secara khusus peringatan Rebo Bontong saat pandemi, dilakukan di kawasan wisata Gili Meno, yang merupakan pulau kecil yang terletak berdekatan dengan kawasan wisata Gili Trawangan dan Gili Air di dusun Gili Indah, Lombok Utara.

lanjut baca; fakta unik pulau Gili Trawangan >>>>

Pelaksanaan tradisi kawasan wisata Gili tak hanya sekedar ritual penolak bala, tapi sebagai media kebangkitan pariwisata Pulau Lombok dan juga membangun semangat khususnya kaula muda dalam membangun semangat pemulihan kebangkitan pariwisata NTB pada umumnya.

Apalagi jika acara mandi dilakukan di tengah kondisi pandemi seperti saat ini tentu saja mempertajam makna membersihkan jiwa dan diri para peserta ritual Rebo Bontong yaitu bermakna lebih luas untuk membersihkan lingkungan dari wabah Covid-19. Setelah bersih dan aman, maka kawasan Kepulauan Gili di Pulau Lombok dan sekitarnya siap dikunjungi wisatawan.

Meskipun dalam masa pandemi saat itu, tradisi Rebo Bontong di Gili Meno tetap berlangsung seru dan mengasyikkan walaupun terkesan sederhana. Acara berlangsung khidmat dan diikuti lantunan selakaran dan dzikir.

Tentu saja ini adalah momen unik bagi para wisatawan yang kebetulan hadir di sekitar pantai, menjadi ajang promosi wisata yang efektif, menjadi objek foto menarik bagi wisatawan dan akan menjadi souvenir liburan untuk dikenang.

Tradisi rebo Bontong merupakan asset budaya dari masyarakat Pulau Lombok yang jika dikemas dengan penuh perhatian akan menjadi menarik sebagai salah satu atraksi wisata unik dan menarik, layak dijual kepada para wisatawan yang sedang liburan di Lombok.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top