Vihara Satya Dharma salah satu tempat ibadah bagi umat Budha dan juga warga Khonghucu, memang pulau Dewata Bali walaupun mayoritas warganya beragama Hindu, toleransi terjaga sangat baik, termasuk juga tempat ibadah dari agama dan kepercayaan yang berbeda bisa dengan mudah anda temukan.
baca juga; alamat wihara Budha di pulau Dewata Bali >>>>
Seperti salah satunya sebuah wihara yang terletak strategis di Kota Denpasar yaitu Vihara Satya Dharma, lokasinya di jalan raya pelabuhan Benoa no 108, desa Pedungan, Denpasar Selatan, berada di pinggir jalan raya utama menuju pelabuhan Benoa, sehingga setiap orang yang melintas di kawasan ini bisa dengan mudah melihat keberadaan wihara yang didesain cantik tersebut.
Vihara Satya Dharma termasuk jenis peribadatan Tridharma. Istilah Vihara (wihara) yang disematkan pada tempat peribadatan tersebut, terkesan untuk umat Budha saja, tetapi tidak seperti itu, tempat ibadah ini diperuntukkan untuk peribadatan Tridharma (tiga agama) berbeda di Bali yaitu umat Budha, Khonghucu dan Taoisme.
Memperhatikan dari bentuk dan ornamen Vihara Satya Dharma anda akan mengetahui, ornamen yang menghiasi tempat ini bergaya arsitektur Tionghoa atau berbentuk Klenteng. Didesain cantik dan indah, bahkan warga yang bukan umat Tridharma juga sering datang ke sini, untuk koleksi foto-foto cantik, menikmati keindahan wihara tersebut sehingga bisa menjadi tujuan wisata ketika liburan ke Denpasar.
lanjut baca; tempat wisata di Denpasar Bali >>>>
Yang cukup unik lagi, Vihara Satya Dharma yang didesain Tionghoa terdapat juga pelinggih Tugu Karang dan Padmasana pada halaman pojok depan. Ini menunjukkan adanya akulturasi budaya Hindu Bali, Budha dan Tionghoa di sini, menunjukkan adanya toleransi antar umat yang beda kepercayaan.
Tempat ibadah Vihara Satya Dharma di Benoa ini tergolong baru, dibangun pada tahun 2006, kemudian selesai dan diresmikan pada tanggal 15 Agustus 2012 dan perayaan peresmiannya tanggal 22 Oktober, dihadiri oleh Anak Agung Ngurah Puspayoga yang merupakan wakil gubernur Bali pada saat itu.
Vihara Satya Dharma berdiri, megah dan cantik dibangun di atas lahan 82 are, pada bagian pintu masuk berbentuk gapura khas sebuah Klenteng bertuliskan Vihara Satya Dharma diatas huruf latin tersebut ada tulisan Tionghoa dibaca bǎo ān gōng yang berarti Kuil Penjaga Keamanan. Tempat peribadatan ini sebagai pemujaan Dewa Ma Cho atau dipercaya sebagai dewa Pelindung Laut, Vihara Satya Dharma, menjadi pemujaan bagi para perantau ataupun para pelaut yang bekerja sebagai pelaut yang sering singgah di Pelabuhan Benoa.
baca juga; Brahmavihara – wihara di Banjar Buleleng >>>>
Jika anda ingin menikmati suasana spiritual di kawasan klenteng atau wihara ini anda bisa datang pada saat perayaan tahun baru Imlek, di sini akan digelar pertunjukan Barongsai dan Naga langit. Untuk menikmati keindahan Vihara Satya Dharma bisa datang pada malam hari menikmati indahnya bangunan wihara pada malam hari dengan lampu-lampu di pasang pada bangunan-bangunan klenteng yang terlihat sangat meriah. Umat datang ke tempat ini untuk beribadat juga pada pada hari-hari biasa saat bertepatan dengan hari purnama dan tilem (bulan mati).
Vihara Satya Dharma didominasi warna merah khas nuansa China, . Tempat ini selain sebagai tempat ibadah, tetapi juga bisa menjadi tujuan wisata religi bagi wisatawan yang sedang liburan ke Bali, sehingga diharapkan bisa menjadi daya tarik tersendiri, apalagi lokasinya mudah diakses baik dari Denpasar atau dari toll Bali Mandara.
Leave a Reply