Pemakaman di Desa adat Trunyan

Daya tarik pulau Bali bukan hanya karena keberadaan tempat rekreasi alam saja, seperti pantai Kuta, atau keindahan alam pegunungan di Kintamani dan danaunya seperti di danau Beratan Bedugul, tetapi juga karena berbagai tradisi dan budaya uniknya, sanggup membuat wisatawan ingin mengenal lebih dekat tentang budaya dan tradisi yang ada.

Adalah sebuah desa tua Bali kuno yang dinamakan desa Trunyan, memiliki tradisi unik dengan tata cara pemakaman orang meninggal. Desa adat Bali Kuno ini dikenal sebagai desa Bali Aga yang merupakan penduduk asli pulau Bali.

Tengkorak manusia di pemakaman desa Trunyan

Dengan tradisi unik yang dimiliki oleh desa Bali Aga Trunyan ini, menjadikannya sebagai sebagai daya tarik wisata yang melengkapi aktivitas liburan dan tujuan tour di pulau Dewata Bali. Bagi wisatawan yang ingin mengenal sesuatu yang anti mainstream tentang budaya Bali, maka tempat ini bisa menjadi tujuan wisata anda selanjutnya.

Untuk menuju pemakaman desa adat Trunyan tersebut, maka anda harus sewa perahu dari penduduk setempat, dermaga penyeberangan tersebut ada di desa Kedisan dan Toya Bungkah, bahkan anda bisa sewa sekaligus dengan pemandu wisata, sehingga anda merasa nyaman dan puas selama perjalanan liburan dan wisata ke tempat ini..

Tradisi unik pemakaman di desa adat Trunyan Bangli

Desa Trunyan menjadi bagian wilayah administratif kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli. Dikelilingi dan terletak di kaki bukit serta dibatasi oleh danau Batur, cara menuju desa tersebut adalah dengan sewa perahu bermotor, sekitar 20-30 menit dengan perahu menyeberangi danau Batur Kintamani dari dermaga desa Kedisan, maka anda tiba di tempat tujuan.

Akses ke desa adat ini bisa dengan kendaraan bermotor termasuk juga mobil, tetapi jalan menuju desa tersebut cukup ekstrim, jalan berliku dan menanjak serta cukup kecil untuk dilalui dengan 2 mobil berpapasan.

Bagi warga lokal yang berada di desa adat Trunyan mungkin sudah biasa, tetapi bagi wisatawan tidak direkomendasikan, atau supir yang tidak pernah melalui medan sulit seperti itu, akan lebih direkomendasikan untuk sewa perahu dari dermaga Kedisan.

baca juga; objek wisata di kabupaten Bangli >>>>

Jika anda sewa perahu baik dari dermaga Kedisan ataupun Toya Bungkah, pastikan harga yang disepakati adalah harga untuk pulang pergi, menggunakan perahu bermotor (tidak sampan), termasuk juga guide / pemandu wisata dan tanyakan juga biaya-biaya lainnya seperti donasi dan tiket masuk ke objek wisatanya.

Dan ketahuilah juga walaupun anda naik kendaraan ke Trunyan Bangli maka anda hanya bisa sampai di desa Trunyan saja, sedangkan dari desa adat Trunyan anda harus naik perahu bermotor lagi ke pemakamannya karena tidak ada akses dari jalur darat.

Memang ada banyak kisah tentang layanan jasa sewa perahu ke pemakaman desa adat Trunyan tersebut, untuk keamanan dan kenyamanan akan lebih baik sewa tour guide (pemandu wisata) untuk menuju ke pemakaman tersebut atau percayakan dengan agen perjalanan anda.

Dengan sewa tour guide, maka liburan anda saat perjalanan wisata dan rekreasi ke pemakaman tersebut lebih nyaman dan menyenangkan.

Pohon Taru Menyan di Pemakaman desa Trunyan

Seperti diketahui desa adat Trunyan di Bangli ini adalah salah satu desa Bali Aga, yang merupakan penduduk asli Bali tidak terpengaruh dari budaya luar saat kekuasaan Majapahit berkuasa di Bali, masih memegang teguh berbagai budaya warisan leluhurnya.

Untuk itulah Desa adat Trunyan memiliki sejumlah tradisi unik termasuk pemakaman atau penguburan mayat. Masyarakat Bali sendiri dalam kesehariannya beragama Hindu, setiap orang yang meninggal akan dilaksanakan upacara ngaben baik dengan cara menguburkan jasad ataupun dikremasi langsung.

Tapi di Desa Trunyan Bangli walaupun penduduk di sini beragama Hindu, hampir setiap jasad orang yang meninggal akan diletakkan di atas tanah dibawah pohon Menyan, dibuatkan lubang sekitar 10-20 cm, menghindari agar jasad tidak bergeser, karena kontur tanah yang tidak rata.

Jasad tersebut ditutupi dengan kain, dikelilingi anyaman bambu berbentuk prisma yang dinamakan ancak saji. Dan anehnya jasad tersebut tidak mengeluarkan bau busuk. Tata cara pemakaman seperti ini di desa adat Trunyan disebut dengan Mepasah.

Baca juga: Tour ke pemakaman desa Trunyan >>>>

Cukup menarik bukan, tradisi unik seperti ini hanya ada di desa adat Trunyan – Bali, jadi sayang anda lewatkan begitu saja saat liburan dan wisata ke Bali. Anda bisa sewa mobil di Bali termasuk supir, untuk mengantar anda menuju dermaga.

Untuk menuju dermaga anda melalui objek wisata Kintamani yang menyajikan keindahan danau dan Gunung Batur dari desa Penelokan. Anda bisa berkunjung ke Kintamani terlebih dahulu, baru selanjutnya menuju desa Trunyan.

Kuburan suci di desa Trunyan

Jenazah yang diletakkan di bawah pohon Taru Menyan dikarenakan, pohon tersebut bisa menetralisir bau yang timbul dari jenazah. Dan uniknya lagi pohon Taru Menyan tersebut hanya bisa tumbuh dengan baik di Desa adat Bali Aga Trunyan.

Berdasarkan kepercayaan warga, pada setiap satu pohon dibawahnya dimakamkan hanya terbatas sebelas jenazah saja, ada yang menduga kalau lebih dari 11 jenazah ada kemungkinan mengeluarkan bau.

Dan bila ada jasad baru, maka tulang belulang jasad lama dipindahkan ke tempat yang sudah disediakan, kemudian ditempati oleh jasad baru.

lanjut baca: pantangan atau larangan dan tips berkunjung ke Trunyan >>>>

Pada sisi lain anda bisa menemukan tumpukan tulang belulang yang sudah disusun rapih, seperti tumpukan tulang tengkorak manusia. Untuk pengalaman unik tersebut, anda bisa foto selfie dengan memegang tengkorak manusia tersebut, tetapi terlebih dahulu minta ijin dan petunjuk dari pemandu wisata.

Barang-barang bekal orang meninggal seperti pakaian mereka, sandal atau barang kesukaan sewaktu mereka hidup terlihat berserakan, memang sengaja dibiarkan karena tidak diperbolehkan membawa ke luar areal pemakaman.

Walaupun nuansa alam di pemakaman ini terkesan mistis dan angker, namun pemandangan alam di sini cukup indah sehingga menjadi tempat rekreasi alam yang menyenangkan.

Tata Cara pemakaman di Desa Trunyan Bangli

Perlu diketahui terdapat tiga tata cara pemakaman di desa adat Trunyan, tidak semua orang meninggal di desa Trunyan dimakamkan dengan cara Mepasah (jasadnya diletakkan di Sema Wayah) karena tempat tersebut hanya diperuntukkan untuk orang meninggal dengan kondisi tertentu.

Adapun pemakaman Mepasah ini untuk orang meninggal dalam keadaan wajar, sudah berumah tangga, bujangan dan anak kecil yang sudah tanggal gigi susunya. Dan orang meninggal tersebut tidak terdapat luka yang belum sembuh dan semua anggota tubuhnya lengkap.

Area pemakaman dinamakan Sema Wayah dan dianggap tempat pemakaman paling suci, sehingga dikenal sebagai Kuburan Suci.

baca juga; budaya dan tradisi unik di Bali >>>>

Jika tidak memenuhi kriteria tersebut, maka jasad tersebut akan dikubur. Ada dua tata cara penguburan tersebut, anak-anak yang belum tanggal gigi susunya, akan dikubur di area pemakaman Sema Muda.

Sedangkan tempat pemakaman berikutnya adalah Sema Bantas, area pemakaman di Desa adat Trunyan ini untuk mengubur jasad yang meninggalnya karena hal yang tidak wajar seperti karena bunuh diri, kecelakaan, dibunuh orang lain, saat meninggal masih ada luka dibagian tubuhnya dan ada bagian tubuh yang tidak lengkap.

Ada juga mitos yang berkembang di masyarakat desa Penelokan, saat pemakaman di area Sema Wayah dengan cara Mepasah. Jasad orang yang selalu berbuat baik maka jasadnya lebih cepat membusuk dibandingkan dengan jasad orang yang sering berbuat dosa.

Perlu juga diketahui bagi para pengunjung, dilarang dan pantang bagi pengunjung mengambil sesuatu di pemakaman desa adat Trunyan ini, apapun bentuknya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tetapi untuk memegang ataupun foto selfie dengan tengkorak di sini tidak dilarang, ada perlunya minta ijin terlebih dahulu dengan bilang permisi.

Cara Berkunjung ke Pemakaman Desa adat Trunyan

Bali Tours Club menyediakan sewa mobil di Bali lengkap dengan supir wisata yang paham akan peta ke berbagai objek wisata dan tempat rekreasi di Bali.

Untuk itu dengan cara sewa mobil anda akan diantar ke dermaga Kedisan, dan dari sini anda sewa perahu bermotor, menyeberangi danau Batur untuk menuju desa adat Trunyan Bangli, ini adalah cara terbaik berkunjung ke Trunyan.

lanjut baca: sewa perahu ke Trunyan >>>>

Kami juga sediakan guide atau pemandu wisata dari warga lokal desa Trunyan untuk memastikan perjalanan anda naik perahu dan saat berada di pemakaman desa merasa aman.

Perahu yang anda sewa biasanya hanya menuju ke pemakaman Trunyan saja tidak berkunjung ke desanya. Liburan dan tour ke tempat ini bisa dikemas juga dengan mengunjungi objek wisata Kintamani dan tempat rekreasi pemandian air panas Toyya Devasya karena lokasinya berdekatan.

Penumpang dalam perahu ke Trunyan

Dalam mengemas liburan dan wisata anda mengunjungi desa adat Trunyan Bangli, bisa minta ke agen perjalanan untuk menyusun paket tour di Bali dengan destinasi desa tersebut, dan sepanjang perjalanan anda melalui sejumlah objek wisata dan tempat rekreasi yang cukup populer seperti Kintamani, Ubud, Tampasiring dan Tegalalang, kami bisa mengemasnya menjadi paket tour custom yang menarik.

Selain paket tour di Bali ataupun sewa mobil kami menyediakan sejumlah wisata dan rekreasi petualangan seperti mendaki ke Gunung Batur dan Gunung Agung, rekreasi rafting di sungai Ayung Ubud dan Telaga Waja, cruise, watersport termasuk rekreasi kapal selam di Labuhan Amuk Karangasem yang siap melengkapi aktivitas liburan anda di pulau Dewata Bali.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top