Wisata spiritual di Pura Beji Sangsit Buleleng

Bali merupakan salah satu pulau yang ada di wilayah Indonesia populer dengan nama lain yaitu Pulau Dewata. Menyimpan beragam tempat rekreasi dan objek wisata untuk tujuan wisata alam, edukasi, kuliner, wisata belanja atau yang sedang digemari saat ini oleh para wisatawan yang berkunjung ke Bali dan juga oleh penduduk okasl Bali adalah objek wisata spiritual.

Salah satu tujuan wisata spiritual yang cukup menarik adalah adalah Pura Beji Sangsit, Buleleng. Mungkin keberadaan pura Beji ini cukup asing bagi anda, tetapi  Beji ini cukup populer di wilayah Bali Utara. Sehingga anda yang gemar wisata rohani, ada baiknya menambah jejak spiritual anda ke pura ini,

Seperti diketahui bahwa berkunjung ke pulau Dewata Bali memang kurang terasa lengkap apabila tidak melihat dengan langsung beragam ritual keagamaan yang digelar pada waktu-waktu tertentu yang diselenggarakan oleh masyarakat di Bali.

Pura Beji Sangsit di Buleleng

Ritual keagamaan tersebut sama dengan cerminan adat dan budaya setempat yang biasanya dilakukan di pura-pura yang banyak sekali ada di Bali. Pura adalah salah satu tempat guna melaksanakan upacara sembahyang bersama yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat Hindu di Bali.

Pura Beji Sangsit di Buleleng Bali

Pura Beji Sangsit adalah sebuah pura sebagai tempat melakukan persembahyangan bersama dari umat Hindu di Bali yang letaknya di sebuah desa kecil bernama Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Jarak tempuh dari Kota Singaraja sekitar 8 km menuju ke arah Timur melalui jalan raya Singaraja-Sangsit.

Pura Beji Sangsit merupakan salah satu warisan peninggalan Bali kuno, oleh pemerintah setempat dan warga masyarakat di Desa Sangsit dijaga kelestarian dan keasrian kondisi pura. Pura ini dibangun diperuntukkan bagi Dewi Sri yang dikenal di Bali sebagai Dewi Pertanian dan Kesuburuan Tanah yang erat hubungannya dengan tanaman padi dan beras bagi warga masyarakat Bali.

Pada jaman dahulu kala sebelum masa kedatangan Dang Hyang Nirartha ke Bali utara, wilayah Bali Utara atau Kabupaten Buleleng dikenal sebagai wilayah dengan nama Den Bukit. Dimana di awal adanya kehidupan manusia di Bali, keberadaan mereka diduga bermula menjalankan kehidupan di wilayah Buleleng bagian timur.

Inilah diperkirakan sebagai awal kemunculan konsep Padma Bhuwana di dalam penataan pura-pura di seluruh Bali yang melambangkan kehidupan masyarakat Bali utara.

baca juga; daftar objek wisata di kabupaten Buleleng >>>>

Sejumlah pura lainnya yang memakai konsep yang sama dengan Pura Beji di Sangsit adalah seperti yang dijelaskan oleh Ida Pandita Nabe Sri Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi, yaitu pura-pura di Bali yang memakai konsep Padma Bhuwana di dalam penataan pura adalah Pura Panegil Dharma, pura di Desa Bulian, Pura Meduwe Karang, Dalem Puri, Gunung Sekar, Pasupati, Pura Air Sanih dan Pura Bukit Sinunggal.

Disebutkan bahwa pada masa kejayaan Kesari Warmadewa, Pura Besakih belum dibangun. Dalam perkembangan selanjutnya setelah kedatangan Mpu Kuturan yang disusul dengan kedatangan Dang Hyang Nirartha di masa kejayaan Dalem Waturenggong, keberadaan pura-pura dengan memakai konsep Padma Bhuwana menjadi sangat terkenal di dalam wilayah seluruh Pulau Dewata Bali.

Jika anda ingin melengkapi liburan anda dengan aktivitas rohani atau apiritual maka salah satu objek wisata spiritual menarik di kawasan pariwisata Bali Utara ini bisa anda agendakan dalam kunjungan tour berikutnya, yang akan memberikan pengalaman liburan baru bagi anda.

Pura Beji Sangsit dan keunikannya

Pura Beji Sangsit memiliki keunikan tersendiri jika anda bandingkan dengan pura-pura lainnya di Bali, dari sisi desain arsitekturnya cenderung menonjolkan desain Bali asli yang dikenal memakai seni ukir dan seni pahat yang sangat kental.

Ornamen seni ukir berbentuk pohon dan bunga pada dinding pura terlihat begitu unik dan menarik, kesan kuno begitu terasa saat menikmati keindahan tersebut. Termasuk juga aura spiritual terasa sangat kental di pura Beji Sangsit ini. Inilah yang menjadi salah satu daya tarik wisata ketika para wisatawan mengunjungi pura yang satu ini.

Pura Beji Sangsit ini tertata dengan baik, terdapat sejumlah bangunan-bangunan suci yang pada bagian dinding bangunan sarat akan ornamen tradisional berupa ukiran khas gaya Buleleng.

baca juga; pura tempat memohon keturunan atau anak di Bali >>>>>

Adapun lingkungan Pura Beji selanjutnya berkembang sebagai pura subak bagi desa pakraman Sangsit yang mengkhusus memuja Dewi Sri diyakini adalah Dewi yang memberkahi kesuburan tanah sehingga erat hubungannya dengan bidang pertanian, menciptakan padi dan beras sebagai bahan makanan pokok dan pemberi kemakmuran.

Hal ini ternyata mempengaruhi bentuk ragam hias seni ukir yang menyertai bangunan-bangunan suci Pura Beji. Ada banyak ditemukan motif-motif bunga dan tumbuhan rambat menempel dengan manis pada beberapa bangunan utama pura seperti pada bagian candi bentar, beberapa palinggih, kori agung, hingga keseluruhan bangunan pemujaan sarat akan ukiran bermotif bunga yang menonjolkan seni ukir bergaya Buleleng yaitu ada cukilan lebar, dangkal, namun rata- rata runcing.

Ajaran Filsafat Dan Kegiatan Spiritual Dari Pura Beji Sangsit

Motif utama ukiran di Pura Beji berbentuk tumbuhan dan bunga, melambangkan ajaran – ajaran filsafat dari agama Hindhu di Bali seperti ditampilkan melalui beberapa simbol relief yang sifatnya sakral melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

baca juga; pura tempat melukat di Bali >>>>

Tatanan Pura Beji memiliki 3 area utama yaitu jaba sisi, jaba tengah dan jeroan. Pada bagian jaba sisi dibangun bale kukul yang saat ini sudah mengalami modifikasi. Diantara jaba sisi dengan jaba tengah dihubungkan oleh sebuah candi bentar yang hingga saat ini masih tetap mempertahankan bangunan lama yang kuno dengan kekhasannya yaitu banyak ditemukan ragam hias bunga dan tetumbuhan khas seni ukir dari Buleleng.

Di halaman jaba tengah yaitu pada bagian sisi utara dibangun bale paebatan dan bale saka roras. Sedangkan di sisi selatan berdiri bale sakapat dan sakaulu. Masing – masing bangunan bertiang kayu yang sangat kokoh dan kuat serta beratap seng.

Selanjutnya memasuki halaman jeroan ditemukan bangunan candi kurung/kori agung dengan hiasan seni ukir dan pahat yang dikenal dengan nama bebetelan di kiri kanannya. Masih mengusung konsep yang sama yaitu seni ukir bunga sangat mendominasi seperti halnya menghiasi dinding pada candi bentar. Pada bagian belakang kori agung ada aling – aling yang dibagian atasnya memiliki bentuk melengkung.

Di halaman jeroan dibangun bale gong/saka kutus beratap seng, gedong simpen/beratap seng, bale pesamuan/jajar samah/saka roras beratap ijuk, dua bale piasan/saka nem pada bagian kiri kanan beratap sirap, gedong agung beratap ijuk dimana pada keempat bubungannya terdapat relief naga dan di puncak atap berdiri patung berukuran kecil berwujud bidadari bersayap.

Di bagian sisi kiri gedong agung dibangun palinggih gedong Ida Batara Dewa Ayu Kesaren yang berdampingan dengan palinggih padma Dewa Bagus Ngurah Pengastulan. Paling pojok timur laut terdapat palinggih padma Dewa Bagus Ngurah Beraban dan di dalamnya terdapat jajaran/pasimpangan.

Keberadaan arsitektur Pura Beji memang sangat spesifik yang merupakan simbol dan sebagai media komunikasi antara masyarakat setempat di dalam berhubungan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Maha Esa. Melalui makna yang tersirat sebagai tampilan dari bentuk ukirannya, arsitektur Pura beji Sangsit mampu berfungsi sebagai wadah kegiatan spiritual yaitu erat hubungannya dengan produk dari adat dan budaya sebagai pemberi kejelasan jati diri atau identitas.

Pura Beji dibangun melalui proses kesepakatan masyarakat Bali khususnya yang berada di wilayah Sangsit di Buleleng yang berhubungan dengan rancangan perairan persawahan yang sifatnya holistic merupakan kelanjutan dari masa undagi di zaman dulu.

Mereka berhasil melihat kebutuhan dasar spiritual dari masyarakat setempat, perasaan teritorial, perasaan memiliki dan akhirnya penghormatan tulus diberikan kepada alam semesta sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perwujudan yang nyata mampu mewakili norma-norma dan ekspresi estetik kecintaan manusia terhadap isi alam semesta sebagai pelengkap dan pemberi kehidupan.

Selanjutnya memandang manusia dari dimensi perilaku religiusnya, merupakan salah satu elemen yang berhubungan dengan program – program rancangan para undagi di zaman dahulu. Selain membahas tentang pandangan hidup juga hubungan yang terjadi antar manusia dengan alam, pengalaman – pengalaman misteri, dimana semua itu merupakan bagian dari dasar – dasar sikap manusia di dalam melakukan kegiatan hidup mereka sehari-hari.

Adanya sawah, area hunian dan lain sebagainya merupakan bagian yang antara satu dengan yang lainnya adalah elemen fisik lingkungan yang memberikan pengaruh besar terhadap terwujudnya arsitektur Pura Beji dan pura-pura lainnya di Bali.

Bali Tours Club menyediakan berbagai paket tour murah di Bali, termasuk juga layanan tiket wisata seperti rekreasi Ayung rafting Ubud, watersport, cruise, rekreasi mendaki gunung dan wisata kapal selam Odyssey Submarine. Layanan sewa mobil dan sewa bus pariwisata juga tersedia, termasuk layanan tiket fast boat, yakni fast boat ke Gili Trawangan Lombok, Nusa Penida dan fast boat ke Nusa Lembongan dengan harga lebih murah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top